Meksiko Minta Bantuan FBI Selidiki Pembantaian 9 Warga AS
A
A
A
MEXICO CITY - Pemerintah Meksiko mengundang FBI untuk membantu menyelidiki pembantaian sembilan orang berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat (AS)-Meksiko.
Sebelumnya Meksiko menyatakan sembilan orang—tiga ibu dan enam anak mereka—terjebak dalam baku tembak perang geng narkoba antara Kartel Juarez dan Kartel Sinaloa pada hari Senin pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya membuat undangan melalui catatan diplomatik ke Kedutaan AS di Meksiko.
"Pemerintah Meksiko menegaskan kembali komitmennya untuk menyelidiki fakta-fakta, untuk...menawarkan keadilan kepada keluarga yang terkena dampak," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (11/11/2019).
Kementerian itu mengatakan agen AS harus bekerja dalam koordinasi dengan mitranya dari Meksiko. Para agen FBI juga dilarang dipersenjatai.
Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan siap membantu penyelidikan kasus pembantaian tersebut.
"FBI tetap berkomitmen untuk bekerja bersama mitra internasional kami untuk membantu menghadirkan keadilan bagi para pelaku tindakan kekerasan keji ini," kata FBI.
Pada hari Senin pekan lalu, orang-orang bersenjata membunuh tiga ibu dan enam anak-anak mereka di Meksiko utara. Para korban diketahui berasal dari komunitas Mormon.
Pembantaian itu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menawarkan bantuan kepada Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dalam memusnahkan geng narkoba yang ia tuduh sebagai penyebab penyergapan. Namun, Obrador saat itu menolak tawaran Trump dengan alasan menyangkut kedaulatan negara.
Sebelumnya Meksiko menyatakan sembilan orang—tiga ibu dan enam anak mereka—terjebak dalam baku tembak perang geng narkoba antara Kartel Juarez dan Kartel Sinaloa pada hari Senin pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya membuat undangan melalui catatan diplomatik ke Kedutaan AS di Meksiko.
"Pemerintah Meksiko menegaskan kembali komitmennya untuk menyelidiki fakta-fakta, untuk...menawarkan keadilan kepada keluarga yang terkena dampak," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Senin (11/11/2019).
Kementerian itu mengatakan agen AS harus bekerja dalam koordinasi dengan mitranya dari Meksiko. Para agen FBI juga dilarang dipersenjatai.
Dalam sebuah pernyataan, FBI mengatakan siap membantu penyelidikan kasus pembantaian tersebut.
"FBI tetap berkomitmen untuk bekerja bersama mitra internasional kami untuk membantu menghadirkan keadilan bagi para pelaku tindakan kekerasan keji ini," kata FBI.
Pada hari Senin pekan lalu, orang-orang bersenjata membunuh tiga ibu dan enam anak-anak mereka di Meksiko utara. Para korban diketahui berasal dari komunitas Mormon.
Pembantaian itu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk menawarkan bantuan kepada Presiden Andres Manuel Lopez Obrador dalam memusnahkan geng narkoba yang ia tuduh sebagai penyebab penyergapan. Namun, Obrador saat itu menolak tawaran Trump dengan alasan menyangkut kedaulatan negara.
(mas)