Merkel Serukan Negara Eropa Kembangkan Senjata Baru
A
A
A
BERLIN - Kanselir Jerman, Angela Merkel meminta negara-negara Eropa untuk mengembangkan sistem senjata baru. Hal ini termasuk jet tempur dan tank militer generasi terbaru.
"Kami akan bersama-sama mengembangkan sistem senjata di masa depan, termasuk proyek pesawat militer dan proyek tank. Jerman dan Prancis berada di ujung tombak di sini," kata Merkel dalam sebuah pernyataan.
Menurut Merkel, seperti dilansir Sputnik pada Senin (11/11/2019), konflik di Ukraina dan pencaplokan Crimea sekali lagi mengaktualisasikan pertahanan dan kerja sama dalam kerangka aliansi militer, terutama di NATO.
"Komponen militer dengan kepentingan kebijakan luar negeri dan kerja sama pembangunan di dalam UE," kata Merkel.
Kanselir menambahkan, keamanan Jerman dijamin oleh keberadaan Bundeswehr atau Angkatan Bersenjata, sehingga Angkatan Bersenjata harus menerima sumber daya keuangan yang diperlukan untuk pembangunan.
Negara-negara Barat telah berulang kali membuat klaim tentang dugaan agresi Rusia sehubungan dengan konflik di Ukraina dan penyatuan kembali Crimea dengan Rusia. Moskow telah membantah klaim keterlibatan dalam krisis dan mengatakan penyatuan kembali adalah hasil dari referendum yang sejalan dengan hukum internasional.
"Kami akan bersama-sama mengembangkan sistem senjata di masa depan, termasuk proyek pesawat militer dan proyek tank. Jerman dan Prancis berada di ujung tombak di sini," kata Merkel dalam sebuah pernyataan.
Menurut Merkel, seperti dilansir Sputnik pada Senin (11/11/2019), konflik di Ukraina dan pencaplokan Crimea sekali lagi mengaktualisasikan pertahanan dan kerja sama dalam kerangka aliansi militer, terutama di NATO.
"Komponen militer dengan kepentingan kebijakan luar negeri dan kerja sama pembangunan di dalam UE," kata Merkel.
Kanselir menambahkan, keamanan Jerman dijamin oleh keberadaan Bundeswehr atau Angkatan Bersenjata, sehingga Angkatan Bersenjata harus menerima sumber daya keuangan yang diperlukan untuk pembangunan.
Negara-negara Barat telah berulang kali membuat klaim tentang dugaan agresi Rusia sehubungan dengan konflik di Ukraina dan penyatuan kembali Crimea dengan Rusia. Moskow telah membantah klaim keterlibatan dalam krisis dan mengatakan penyatuan kembali adalah hasil dari referendum yang sejalan dengan hukum internasional.
(esn)