UEA Serukan Iran Duduk Satu Meja dengan Kekuatan Dunia dan Kawasan
A
A
A
ABU DHABI - Pejabat senior Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan Iran harus datang ke meja perundingan dengan kekuatan-kekuatan dunia dan negara-negara Teluk untuk mendapatkan kesepakatan baru guna mengurangi ketegangan regional dan menghidupkan kembali ekonominya.
Ketegangan di Teluk meningkat sejak serangan terhadap tanker minyak di jalur pelayaran global yang penting musim panas ini, termasuk di lepas pantai UEA, dan serangan besar terhadap fasilitas energi di Arab Saudi.
Washington menyalahkan Iran, yang membantah berada di balik serangan terhadap infrastruktur energi global.
Pada hari Kamis, Iran mengatakan telah memulai kembali pengayaan uranium di situs nuklir Fordow, melangkah lebih jauh dari kesepakatan nuklirnya tahun 2015 dengan kekuatan-kekuatan dunia setelah Amerika Serikat menarik diri.
"Peningkatan lebih lanjut pada titik ini tidak ada artinya dan kami sangat percaya bahwa ada ruang untuk diplomasi kolektif untuk berhasil," kata Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash dalam pidatonya di Abu Dhabi seperti dilansir dari Reuters, Minggu (10/11/2019).
Dia memperingatkan terhadap "pilihan yang salah" antara perang dan kesepakatan nuklir "yang cacat".
Gargash mengatakan pembicaraan baru dengan Iran tidak hanya harus berurusan dengan masalah nuklir tetapi juga membahas kekhawatiran atas program rudal balistik dan intervensi regional melalui kelompok-kelompok proksinya.
"Topik-topik ini berarti negara-negara regional perlu terlibat dalam diskusi," katanya pada debat strategis tahunan di Ibu Kota UEA.
UEA, yang mengatakan Iran adalah kekuatan destabilisasi di kawasan itu, mendukung kampanye tekanan maksimum Presiden AS Donald Trump melawan Teheran tetapi menyerukan deeskalasi setelah serangan.
AS telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran sejak menarik diri dari pakta tersebut sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" atas Teheran.
“Saya percaya mungkin ada jalan menuju kesepakatan dengan Iran bahwa semua pihak akan segera siap untuk memulai. Itu akan lama, dan kesabaran serta keberanian akan dibutuhkan,” ucap Gargash.
"Penting bagi komunitas internasional untuk berada di halaman yang sama, terutama Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, serta negara-negara kawasan," tambahnya.
Washington mengatakan pihaknya berharap sanksi, yang ditujukan untuk menghentikan semua ekspor minyak Iran, akan memaksa Iran bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan yang lebih luas.
Namun Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah melarang pejabat Iran mengadakan pembicaraan seperti itu kecuali AS kembali ke kesepakatan nuklir dan mencabut semua sanksi.
Ketegangan di Teluk meningkat sejak serangan terhadap tanker minyak di jalur pelayaran global yang penting musim panas ini, termasuk di lepas pantai UEA, dan serangan besar terhadap fasilitas energi di Arab Saudi.
Washington menyalahkan Iran, yang membantah berada di balik serangan terhadap infrastruktur energi global.
Pada hari Kamis, Iran mengatakan telah memulai kembali pengayaan uranium di situs nuklir Fordow, melangkah lebih jauh dari kesepakatan nuklirnya tahun 2015 dengan kekuatan-kekuatan dunia setelah Amerika Serikat menarik diri.
"Peningkatan lebih lanjut pada titik ini tidak ada artinya dan kami sangat percaya bahwa ada ruang untuk diplomasi kolektif untuk berhasil," kata Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash dalam pidatonya di Abu Dhabi seperti dilansir dari Reuters, Minggu (10/11/2019).
Dia memperingatkan terhadap "pilihan yang salah" antara perang dan kesepakatan nuklir "yang cacat".
Gargash mengatakan pembicaraan baru dengan Iran tidak hanya harus berurusan dengan masalah nuklir tetapi juga membahas kekhawatiran atas program rudal balistik dan intervensi regional melalui kelompok-kelompok proksinya.
"Topik-topik ini berarti negara-negara regional perlu terlibat dalam diskusi," katanya pada debat strategis tahunan di Ibu Kota UEA.
UEA, yang mengatakan Iran adalah kekuatan destabilisasi di kawasan itu, mendukung kampanye tekanan maksimum Presiden AS Donald Trump melawan Teheran tetapi menyerukan deeskalasi setelah serangan.
AS telah menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran sejak menarik diri dari pakta tersebut sebagai bagian dari kampanye "tekanan maksimum" atas Teheran.
“Saya percaya mungkin ada jalan menuju kesepakatan dengan Iran bahwa semua pihak akan segera siap untuk memulai. Itu akan lama, dan kesabaran serta keberanian akan dibutuhkan,” ucap Gargash.
"Penting bagi komunitas internasional untuk berada di halaman yang sama, terutama Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa, serta negara-negara kawasan," tambahnya.
Washington mengatakan pihaknya berharap sanksi, yang ditujukan untuk menghentikan semua ekspor minyak Iran, akan memaksa Iran bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan yang lebih luas.
Namun Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah melarang pejabat Iran mengadakan pembicaraan seperti itu kecuali AS kembali ke kesepakatan nuklir dan mencabut semua sanksi.
(ian)