Iran dan Rusia Tertawakan Kehadiran Pasukan AS di Ladang Minyak Suriah
A
A
A
JENEWA - Iran dan Rusia menertawakan pengerahan pasukan militer Amerika Serikat (AS) di sekitar ladang minyak di Suriah timur laut. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan setiap eksploitasi sumber daya alam di wilayah itu adalah tindakan ilegal.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper berdalih kehadiran militer yang dia klaim sebagai "pasukan mekanik" AS di Suriah untuk mencegah militan ISIS merebut ladang minyak.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membahas masalah itu dalam konferensi pers di Jenewa pada Selasa malam setelah bertemu dengan rekan-rekannya, Lavrov dari Rusia dan Mevlut Cavusoglu dari Turki.
“Ya, sepertinya Amerika Serikat tetap melindungi minyak. Dan setidaknya Presiden (Donald) Trump jujur mengatakan apa yang ingin dilakukan Amerika Serikat," kata Zarif sambil tertawa, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/10/2019).
"Iran dan Rusia ada di sana atas undangan pemerintah Suriah, dan kami berniat untuk tinggal di sana selama pemerintah Suriah dan rakyat Suriah menginginkan kami berada di sana," ujarnya.
Sedangkan Lavrov mempertanyakan kembalinya pasukan AS ke Suriah, setelah pemindahan mereka ke Irak dengan dalih melindungi ladang minyak dari ISIS.(Baca: Pasukan AS Dikerahkan ke Ladang Minyak Suriah, Siap Lawan Suriah )
"Intinya adalah bahwa setiap eksploitasi sumber daya alam dari negara berdaulat tanpa persetujuannya adalah ilegal dan itu adalah pandangan yang kami bagi," katanya.
"Rekan-rekan AS kami menyadari posisi kami dan kami akan mempertahankan posisi itu," katanya lagi.
Fahrettin Altun, direktur komunikasi Presiden Turki Tayyip Erdogan, mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Selasa; "Sumber daya alam Suriah milik Suriah."
“Minyak atau jenis pendapatan lain harus digunakan untuk upaya rekonstruksi termasuk infrastruktur lokal, dukungan untuk warga sipil, IPDS (internally displaced persons) dan pengungsi. Sama seperti Suriah yang harus dapat menentukan masa depan politik mereka sendiri, mereka juga harus diizinkan untuk memutuskan bagaimana sumber daya dari tanah mereka sendiri harus dibelanjakan," kata Altun.
Sebelumnya, Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Suriah Joel Rayburn, berbicara kepada wartawan di Jenewa menyuarakan keprihatinan pada apa yang dia katakan sebagai situasi berbahaya yang terus berlanjut di timur laut Suriah. Dia mendesak semua pihak untuk bekerja untuk menstabilkan situasi.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper berdalih kehadiran militer yang dia klaim sebagai "pasukan mekanik" AS di Suriah untuk mencegah militan ISIS merebut ladang minyak.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif membahas masalah itu dalam konferensi pers di Jenewa pada Selasa malam setelah bertemu dengan rekan-rekannya, Lavrov dari Rusia dan Mevlut Cavusoglu dari Turki.
“Ya, sepertinya Amerika Serikat tetap melindungi minyak. Dan setidaknya Presiden (Donald) Trump jujur mengatakan apa yang ingin dilakukan Amerika Serikat," kata Zarif sambil tertawa, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/10/2019).
"Iran dan Rusia ada di sana atas undangan pemerintah Suriah, dan kami berniat untuk tinggal di sana selama pemerintah Suriah dan rakyat Suriah menginginkan kami berada di sana," ujarnya.
Sedangkan Lavrov mempertanyakan kembalinya pasukan AS ke Suriah, setelah pemindahan mereka ke Irak dengan dalih melindungi ladang minyak dari ISIS.(Baca: Pasukan AS Dikerahkan ke Ladang Minyak Suriah, Siap Lawan Suriah )
"Intinya adalah bahwa setiap eksploitasi sumber daya alam dari negara berdaulat tanpa persetujuannya adalah ilegal dan itu adalah pandangan yang kami bagi," katanya.
"Rekan-rekan AS kami menyadari posisi kami dan kami akan mempertahankan posisi itu," katanya lagi.
Fahrettin Altun, direktur komunikasi Presiden Turki Tayyip Erdogan, mengatakan dalam sebuah tweet pada hari Selasa; "Sumber daya alam Suriah milik Suriah."
“Minyak atau jenis pendapatan lain harus digunakan untuk upaya rekonstruksi termasuk infrastruktur lokal, dukungan untuk warga sipil, IPDS (internally displaced persons) dan pengungsi. Sama seperti Suriah yang harus dapat menentukan masa depan politik mereka sendiri, mereka juga harus diizinkan untuk memutuskan bagaimana sumber daya dari tanah mereka sendiri harus dibelanjakan," kata Altun.
Sebelumnya, Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Suriah Joel Rayburn, berbicara kepada wartawan di Jenewa menyuarakan keprihatinan pada apa yang dia katakan sebagai situasi berbahaya yang terus berlanjut di timur laut Suriah. Dia mendesak semua pihak untuk bekerja untuk menstabilkan situasi.
(mas)