5 Bulan Demonstrasi Tanpa Henti, Hong Kong Hadapi Resesi

Rabu, 30 Oktober 2019 - 08:28 WIB
5 Bulan Demonstrasi Tanpa Henti, Hong Kong Hadapi Resesi
5 Bulan Demonstrasi Tanpa Henti, Hong Kong Hadapi Resesi
A A A
HONG KONG - Demonstrasi di Hong Kong masih berlangsung. Itu mempertaruhkan masa depan negara kota tersebut. Sebagai gejala awal, Hong Kong kini mengalami resesi ekonomi karena stagnasi perekonomian negara kota tersebut.

Demonstrasi yang kerap berujung pada kerusuhan menyebabkan ketegangan di jalanan kota penghubung bisnis keuangan di Asia tersebut. Jalur transportasi pun terganggu. Parahnya, 1.500 orang sudah ditangkap. Kunjungan wisatawan mengalami penurunan tajam. Investor asing pun memilih untuk diam dan menunggu hingga ada kepastian hukum dan masa depan.

Padahal, awal tuntutan para demonstran adalah pembatalan rencana undang-undang ekstradisi. Tapi, itu berujung pada beberapa tuntutan lainnya, seperti penyelidikan tindakan polisi, amnesti bagi para demonstran yang ditahan, dan reformasi pemilu termasuk pemilih langsung pemimpin eksekutif.

Ekonomi Hong Kong semakin tertekan dengan adanya perang dagang antara China melawan Amerika Serikat (AS). Produk domestik bruto hanya naik 0,6% pada kuartal kedua. Bloomberg Economics memprediksi Hong Kong akan mengalami resesi jika kerusuhan terus berlanjut.

Biro perjalanan wisata dari China semakin menjauhi Hong Kong. Cathay Pacific Airways menyatakan penjualan tiket mengalami penurunan sejak Juli lalu dan pemesan tiket semakin sepi. Okupansi hotel juga menurun tajam. Kunjungan ke Disneyland Hong Kong juga mengalami penurun tajam.

Sektor ritel Hong Kong yang sangat vital terhadap perekonomian mengalami penurunan sebesar 23% pada Agustus lalu. Itu menjadi momen terburuk. Bisnis skala kecil dan menengah dilaporkan lebih pesimistis pada Juli lalu hingga kini. Mereka hanya bisa bertahan, tidak bisa melakukan ekspansi apapun.

Apa yang ditakutkan banyak pihak pun terjadi. Hong Kong mengalami resesi. Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan mengungkapkan Hong Kong mengalami resesi setelah demonstrasi lebih dari enam bulan. Hong Kong tidak akan mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan tahun ini.

Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam memperkirakan pusat keuangan Asia itu akan mengalami pertumbuhan ekonomi negatif sepanjang 2019. "Itu disebabkan demonstrasi yang telah berlangsung selama lima bulan," katanya dilansir Reuters.

Untuk memperlambat pelambatan pertumbuhan ekonomi, Lam mengungkapkan pemerintah mengucurkan USD2,6 miliar untuk membantu sektor pariwisata, transportasi, dan ritel. "Kita akan melakukan berbagai langkah nyata," ujarnya tanpa menyebutkan detailnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Hong Kong mengungkapkan hal tersebut. "Tekanan terhadap ekonomi kita sangat komprehensif," kata Paul Chan, dalam blognya, dilansir Reuters. Dia menjelaskan dua kontraksi selama dua kuartal berturut-turut hingga menyebabkan resesi. "Pemerintah akan mengumumkan perkiraan pada kuartal ketiga pada Kamis mendatang. Setelah melihat pertumbuhan negatif pada kuartal kedua, situasi ternyata berlanjut pada kuartal ketiga. Itu menunjukkan ekonomi kita mengarah ke resesi," katanya.

Chan mengungkapkan, Hong Kong pun akan sangat sulit mencapai pertumbuhan ekonomi 0 hingga 1%. "Kemungkinan pertumbuhan ekonomi bisa saja negatif," jelasnya. Itu menunjukkan perekonomi Hong Kong dalam posisi titik nadir. (Andika H Mustaqim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6400 seconds (0.1#10.140)