Paramedis Hong Kong Gabung Protes Anti-Pemerintah
A
A
A
HONG KONG - Para pekerja medis Hong Kong berencana untuk melakukan aksi unjuk rasa di jatung kota pusat keuangan dunia itu pada hari ini, Sabtu (26/10/2019). Mereka marah dengan kebrutalan polisi selama aksi protes anti pemerintah yang telah memasuki bulan keempat.
Aksi protes "menentang tirani" pada hari Sabtu akan dimulai pukul 7 malam waktu setempat seperti dikutip dari Reuters.
Aktivis pro-demokrasi telah menyerang polisi dengan bom bensin, batu dan laser yang menyasar mata mereka. Seorang petugas bahkan dipenggal lehernya dengan pisau.
Polisi merespons dengan gas air mata, meriam air, peluru karet, dan peluru sesekali, yang melukai beberapa pengunjuk rasa, banyak di antaranya menerima perawatan dari relawan pekerja medis di pinggir jalan.
Para pengunjuk rasa marah dengan apa yang mereka lihat sebagai campur tangan China yang merayap di Hong Kong. Hong Kong dikembalikan Inggris ke China pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang dimaksudkan untuk menjamin kebebasan yang tidak bisa dinikmati di China daratan.
Namun China membantah telah ikut campur. Sebaliknya, Beijing menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menghasut kerusuhan.
Aksi protes "menentang tirani" pada hari Sabtu akan dimulai pukul 7 malam waktu setempat seperti dikutip dari Reuters.
Aktivis pro-demokrasi telah menyerang polisi dengan bom bensin, batu dan laser yang menyasar mata mereka. Seorang petugas bahkan dipenggal lehernya dengan pisau.
Polisi merespons dengan gas air mata, meriam air, peluru karet, dan peluru sesekali, yang melukai beberapa pengunjuk rasa, banyak di antaranya menerima perawatan dari relawan pekerja medis di pinggir jalan.
Para pengunjuk rasa marah dengan apa yang mereka lihat sebagai campur tangan China yang merayap di Hong Kong. Hong Kong dikembalikan Inggris ke China pada tahun 1997 di bawah formula "satu negara, dua sistem" yang dimaksudkan untuk menjamin kebebasan yang tidak bisa dinikmati di China daratan.
Namun China membantah telah ikut campur. Sebaliknya, Beijing menuduh pemerintah asing, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menghasut kerusuhan.
(ian)