Evo Morales Menangi Pemilu Bolivia
A
A
A
LA PAZ - Evo Morales terpilih kembali sebagai presiden Bolivia setelah lima hari penghitungan secara manual selesai dilakukan. Penghitungan manual dimulai pada 20 Oktober tepat pada hari pemilihan.
Menurut laporan AFP, Morales menang dengan dukungan 47,06%, mengamankan kelebihan 10,5% dari saingan beratnya, Carlos Mesa, yang memenangkan 36,5% suara. Kelebihan 10% suara diperlukan untuk menyatakan kemenangan langsung tanpa ada putaran kedua seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (25/10/2019).
Tempat ketiga ditempati Pastor Chi Huyn Chung dari Partai Demokrat Kristen, yang memenangkan 8,8% suara.
Masa jabatan keempat Evo Morales sebagai presiden akan dimulai pada Januari 2020 dan akan berakhir pada Desember 2025, kata laporan media Brasil de Fato.
Pihak oposisi, yang dipimpin oleh Mesa, menolak hasil penghitungan dan menyatakan telah terjadi penipuan hasil pemilu. Namun, Pengadilan Pemilu menjelaskan bahwa keputusan dibuat untuk menunda pelaporan penghitungan suara elektronik dan, walaupun lebih lambat, mereka memilih penghitungan manual yang lebih akurat.
Pengadilan mengatakan dengan melaporkan hasil penghitungan suara elektronik dan manual akan menimbulkan kebingungan, yang berusaha dihindarkan, kata laporan media Brasil de Fato.
Klaim penipuan yang dilakukan oleh Mesa menyebabkan aksi protes di beberapa kota Bolivia awal pekan ini, dengan para demonstran membakar kantor KPU dan bentrok dengan polisi. Polisi harus menggunakan gas air mata untuk mengusir para pengunjuk rasa.
Menurut laporan AFP, Morales menang dengan dukungan 47,06%, mengamankan kelebihan 10,5% dari saingan beratnya, Carlos Mesa, yang memenangkan 36,5% suara. Kelebihan 10% suara diperlukan untuk menyatakan kemenangan langsung tanpa ada putaran kedua seperti dilansir dari Sputnik, Jumat (25/10/2019).
Tempat ketiga ditempati Pastor Chi Huyn Chung dari Partai Demokrat Kristen, yang memenangkan 8,8% suara.
Masa jabatan keempat Evo Morales sebagai presiden akan dimulai pada Januari 2020 dan akan berakhir pada Desember 2025, kata laporan media Brasil de Fato.
Pihak oposisi, yang dipimpin oleh Mesa, menolak hasil penghitungan dan menyatakan telah terjadi penipuan hasil pemilu. Namun, Pengadilan Pemilu menjelaskan bahwa keputusan dibuat untuk menunda pelaporan penghitungan suara elektronik dan, walaupun lebih lambat, mereka memilih penghitungan manual yang lebih akurat.
Pengadilan mengatakan dengan melaporkan hasil penghitungan suara elektronik dan manual akan menimbulkan kebingungan, yang berusaha dihindarkan, kata laporan media Brasil de Fato.
Klaim penipuan yang dilakukan oleh Mesa menyebabkan aksi protes di beberapa kota Bolivia awal pekan ini, dengan para demonstran membakar kantor KPU dan bentrok dengan polisi. Polisi harus menggunakan gas air mata untuk mengusir para pengunjuk rasa.
(ian)