Putin Sebut Kesepakatan Abad Ini Trump Tidak Jelas
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dikenal sebagai "Kesepakatan Abad Ini" sangat kabur. Hal itu diungkapkan Putin sesaat sebelum terbang ke Ibu Kota Saudi, Riyadh.
"Rusia akan mendukung kesepakatan apa pun yang akan membawa perdamaian," kata Putin seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (16/10/2019).
Ia juga menekankan bahwa segala bentuk kesepakatan apa pun harus dipahami terlebih dahulu.
"Amerika sangat tidak jelas tentang rincian perjanjian itu," ujarnya. "Kami percaya penting untuk memastikan solusi dua negara dan membangun Negara Palestina," imbuhnya.
Tentang upaya negaranya dalam menyelesaikan konflik, ia mengatakan: "Kami menyarankan mengadakan pembicaraan langsung di Moskow antara perdana menteri Israel dan kepala Otoritas Palestina, tetapi pertemuan itu tidak pernah terjadi, sayangnya."
Masa depan "Kesepakatan Abad Ini" masih belum jelas. Pasalnya, Palestina menolak AS menjadi mediator dan percaya bahwa setiap perjanjian yang mereka buat akan menguntungkan Israel.
Palestina punya alasan kuat untuk melakukan hal itu. Presiden Trump, lewat sebuah keputusan yang kontroversial, telah mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Padahal, Palestina melihat Yerusalem sebagai Ibu Kota mereka di masa depan. Trump juga berulang kali menyatakan kesetiannya kepada negara Israel.
"Rusia akan mendukung kesepakatan apa pun yang akan membawa perdamaian," kata Putin seperti dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (16/10/2019).
Ia juga menekankan bahwa segala bentuk kesepakatan apa pun harus dipahami terlebih dahulu.
"Amerika sangat tidak jelas tentang rincian perjanjian itu," ujarnya. "Kami percaya penting untuk memastikan solusi dua negara dan membangun Negara Palestina," imbuhnya.
Tentang upaya negaranya dalam menyelesaikan konflik, ia mengatakan: "Kami menyarankan mengadakan pembicaraan langsung di Moskow antara perdana menteri Israel dan kepala Otoritas Palestina, tetapi pertemuan itu tidak pernah terjadi, sayangnya."
Masa depan "Kesepakatan Abad Ini" masih belum jelas. Pasalnya, Palestina menolak AS menjadi mediator dan percaya bahwa setiap perjanjian yang mereka buat akan menguntungkan Israel.
Palestina punya alasan kuat untuk melakukan hal itu. Presiden Trump, lewat sebuah keputusan yang kontroversial, telah mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Padahal, Palestina melihat Yerusalem sebagai Ibu Kota mereka di masa depan. Trump juga berulang kali menyatakan kesetiannya kepada negara Israel.
(ian)