Vladimir Putin: AS Biang Keladi Kengerian di Gaza!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai biang keladi dari kengerian yang terjadi di Gaza, Palestina.
Gaza telah hancur dengan lebih dari 8.000 orang tewas akibat serangan kejam militer Israel.
Perang habis-habisan ini dimulai setelah kelompok perlawanan Palestina; Hamas, meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Israel merespons dengan mendeklarasikan perang dengan membombardir Gaza nyaris tanpa henti.
Meski Israel aktor utama dari pembantaian ribuan warga sipil di Gaza, Putin memandang Amerika sebagai dalangnya.
"Siapa yang mengorganisir kekacauan mematikan ini dan siapa yang mendapat manfaat darinya saat ini, menurut pendapat saya, sudah menjadi jelas," katanya.
"Para elite penguasa AS saat ini dan satelit-satelit mereka berada di balik pembunuhan warga Palestina di Gaza, dan di balik peristiwa di Ukraina, Irak, dan Suriah," paparnya.
Putin mengutuk kampanye pengeboman yang dilakukan Israel terhadap Gaza, dan menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
“Peristiwa mengerikan yang saat ini terjadi di Jalur Gaza, ketika ratusan ribu orang tak berdosa dimusnahkan tanpa pandang bulu, tidak punya tempat untuk lari, tidak ada tempat untuk bersembunyi dari pengeboman, tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun,” kata Putin dalam pidato pidato menjelang pertemuan tertutup dengan anggota Dewan Keamanan dan kepala lembaga penegak hukum Rusia.
Menurut Putin, tindakan Israel di wilayah Palestina hanya akan menimbulkan kemarahan. Namun dia menambahkan bahwa seseorang tidak boleh dipimpin oleh “emosi” dalam menangani situasi di Timur Tengah dengan baik.
“Saat Anda menyaksikan anak-anak yang berlumuran darah, kematian anak-anak, penderitaan orang lanjut usia, kematian petugas medis–tangan terkepal dan air mata mengalir. Tapi kita tidak boleh, kita tidak bisa membiarkan diri kita dipimpin oleh emosi,” kata Presiden Putin.
Menurutnya, krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah dimulai dengan “serangan teroris” terhadap warga sipil Israel. Namun, alih-alih “menghukum” mereka yang berada di balik tindakan tersebut, Israel sayangnya memilih untuk balas dendam dan memberikan “tanggung jawab kolektif” atas tindakan tersebut.
Gaza telah hancur dengan lebih dari 8.000 orang tewas akibat serangan kejam militer Israel.
Perang habis-habisan ini dimulai setelah kelompok perlawanan Palestina; Hamas, meluncurkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.400 orang dan ratusan lainnya diculik.
Israel merespons dengan mendeklarasikan perang dengan membombardir Gaza nyaris tanpa henti.
Meski Israel aktor utama dari pembantaian ribuan warga sipil di Gaza, Putin memandang Amerika sebagai dalangnya.
"Siapa yang mengorganisir kekacauan mematikan ini dan siapa yang mendapat manfaat darinya saat ini, menurut pendapat saya, sudah menjadi jelas," katanya.
"Para elite penguasa AS saat ini dan satelit-satelit mereka berada di balik pembunuhan warga Palestina di Gaza, dan di balik peristiwa di Ukraina, Irak, dan Suriah," paparnya.
Putin mengutuk kampanye pengeboman yang dilakukan Israel terhadap Gaza, dan menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
“Peristiwa mengerikan yang saat ini terjadi di Jalur Gaza, ketika ratusan ribu orang tak berdosa dimusnahkan tanpa pandang bulu, tidak punya tempat untuk lari, tidak ada tempat untuk bersembunyi dari pengeboman, tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun,” kata Putin dalam pidato pidato menjelang pertemuan tertutup dengan anggota Dewan Keamanan dan kepala lembaga penegak hukum Rusia.
Menurut Putin, tindakan Israel di wilayah Palestina hanya akan menimbulkan kemarahan. Namun dia menambahkan bahwa seseorang tidak boleh dipimpin oleh “emosi” dalam menangani situasi di Timur Tengah dengan baik.
“Saat Anda menyaksikan anak-anak yang berlumuran darah, kematian anak-anak, penderitaan orang lanjut usia, kematian petugas medis–tangan terkepal dan air mata mengalir. Tapi kita tidak boleh, kita tidak bisa membiarkan diri kita dipimpin oleh emosi,” kata Presiden Putin.
Menurutnya, krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah dimulai dengan “serangan teroris” terhadap warga sipil Israel. Namun, alih-alih “menghukum” mereka yang berada di balik tindakan tersebut, Israel sayangnya memilih untuk balas dendam dan memberikan “tanggung jawab kolektif” atas tindakan tersebut.
(mas)