Arab Saudi Bantah Terlibat Serangan Rudal terhadap Kapal Tanker Iran
A
A
A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi membantah terlibat serangan terhadap sebuah kapal tanker minyak milik Iran di Laut Merah, yang oleh para pejabat Teheran dilakukan dengan dua rudal. Kapal tanker minyak Sabiti dihantam ledakan pada Jumat pekan lalu di lepas pantai Jeddah.
"Kami sama sekali tidak terlibat dalam perilaku seperti itu. Ini bukan cara kami beroperasi dan itu bukan bagaimana kami melakukannya di masa lalu," kata Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir kepada wartawan di Riyadh pada hari Minggu.
"Ceritanya masih belum lengkap. Jadi mari kita tunggu dan cari tahu apa yang terjadi sebelum kita langsung mengambil kesimpulan," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Senin (14/10/2019).
Insiden di kawasan Laut Merah ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). (Baca: Ledakan Penghantam Kapal Tanker Iran di Dekat Saudi Adalah 2 Rudal )
Stasiun televisi pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa ledakan itu merusak dua gudang di atas kapal tanker minyak Sabiti dan menyebabkan kebocoran minyak di Laut Merah dekat kota pelabuhan Jeddah.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran, mengutip National Iranian Tanker Company (NITC), mengidentifikasi kapal yang diserang bernama Sabiti. Kapal itu terakhir kali menyalakan alat pelacak pada Agustus di dekat pelabuhan Bandar Abbas, Iran.
Juru bicara Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang mengawasi Timur Tengah, Letnan Pete Pagano, mengaku bahwa pihaknya mengetahui laporan tentang insiden tersebut. Namun, Pagano menolak berkomentar lebih lanjut. (Baca juga: Iran Siap Merespons Serangan terhadap Kapal Tankernya )
TankerTrackers, situs web yang memantau ekspor minyak, mengatakan kapal tanker itu membawa minyak ke Suriah.
Serangan hari ini terjadi setelah AS dalam beberapa bulan terakhir menuduh Iran menyerang kapal-kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, di mulut Teluk Persia. Namun tuduhan-tuduhan itu telah dibantah oleh Teheran.
"Kami sama sekali tidak terlibat dalam perilaku seperti itu. Ini bukan cara kami beroperasi dan itu bukan bagaimana kami melakukannya di masa lalu," kata Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Adel al-Jubeir kepada wartawan di Riyadh pada hari Minggu.
"Ceritanya masih belum lengkap. Jadi mari kita tunggu dan cari tahu apa yang terjadi sebelum kita langsung mengambil kesimpulan," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Senin (14/10/2019).
Insiden di kawasan Laut Merah ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS). (Baca: Ledakan Penghantam Kapal Tanker Iran di Dekat Saudi Adalah 2 Rudal )
Stasiun televisi pemerintah Iran sebelumnya melaporkan bahwa ledakan itu merusak dua gudang di atas kapal tanker minyak Sabiti dan menyebabkan kebocoran minyak di Laut Merah dekat kota pelabuhan Jeddah.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah Iran, mengutip National Iranian Tanker Company (NITC), mengidentifikasi kapal yang diserang bernama Sabiti. Kapal itu terakhir kali menyalakan alat pelacak pada Agustus di dekat pelabuhan Bandar Abbas, Iran.
Juru bicara Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang mengawasi Timur Tengah, Letnan Pete Pagano, mengaku bahwa pihaknya mengetahui laporan tentang insiden tersebut. Namun, Pagano menolak berkomentar lebih lanjut. (Baca juga: Iran Siap Merespons Serangan terhadap Kapal Tankernya )
TankerTrackers, situs web yang memantau ekspor minyak, mengatakan kapal tanker itu membawa minyak ke Suriah.
Serangan hari ini terjadi setelah AS dalam beberapa bulan terakhir menuduh Iran menyerang kapal-kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz, di mulut Teluk Persia. Namun tuduhan-tuduhan itu telah dibantah oleh Teheran.
(mas)