Iran Siap Merespons Serangan Terhadap Kapal Tankernya
A
A
A
TEHERAN - Juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabei, menggambarkan insiden yang terjadi terhadap kapal tanker milik Teheran sebagai serangan pengecut. Ia juga menyatakan Teheran siap merespons setelah mempelajari fakta-fakta yang ada atas insiden tersebut. (Baca juga: Ledakan Penghantam Kapal Tanker Iran di Dekat Saudi Adalah 2 Rudal )
Kapal tanker Sabiti milik Iran dihantam rudal di perairan Laut Merah di lepas pantai Arab Saudi pada Jumat kemarin. Media Iran melaporan insiden itu sebagai penargetan dan dapan memicu gesekan di wilayan tersebut yang dilanda serangan terhadap kapal tanker pada Mei dan instalasi minyak beberapa waktu lalu. (Baca juga: Kapal Tanker Minyak Iran Dihantam Ledakan di Dekat Saudi )
"Iran menghindari sikap tergesa-gesa, dengan hati-hati memeriksa apa yang telah terjadi dan menyelidiki fakta," ucap Radei seperti dikutip Reuters dari kantor berita resmi Iran, IRNA, Sabtu (12/10/2019).
"Respons yang tepat akan diberikan kepada para perancang serangan pengecut ini, tetapi kami akan menunggu sampai semua aspek plot diklarifikasi," imbuhnya.
Secara terpisah, seorang pejabat keamanan senior mengatakan bukti video telah memberikan petunjuk tentang insiden itu. Ia menambahkan bahwa Sabiti terkena dua rudal, kantor berita Fars melaporkan.
"Sebuah komite khusus telah dibentuk untuk menyelidiki serangan terhadap Sabiti dengan dua rudal dan laporannya akan segera diserahkan kepada pihak berwenang untuk pengambilan keputusan," kata sekretaris badan keamanan utama Iran, Ali Shamkhani.
"Pembajakan dan kerusakan pada saluran air internasional yang bertujuan membuat pengiriman komersial tidak aman tidak akan terjawab," katanya.
Arab Saudi mengatakan menerima pesan marabahaya dari kapal tanker yang rusak tetapi kapal terus bergerak dan mematikan transpondernya sebelum dapat memberikan bantuan, kantor berita SPA melaporkan.
Kebocoran kargo dari kapal tanker itu telah terhenti saat menuju Teluk, kantor berita Mehr melaporkan.
"Kapal tanker itu menuju perairan Teluk Persia dan kami berharap kapal itu akan memasuki perairan Iran dengan aman," tulisnya mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Kepala Perusahaan Tanker Nasional Iran (NITC) yang memiliki kapal tanker yang rusak, Nasrollah Sardashti mengatakan, para kru selamat dan kapal akan mencapai perairan Iran dalam waktu 10 hari. Begitu laporan kantor berita Kementerian Minyak SHANA.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden yang dilaporkan dan itu belum dikonfirmasi secara independen.
Ini adalah insiden terbaru dari rangkaian serangan terhadap kapal tanker di Laut Merah dan wilayah Teluk. Insiden ini mungkin akan meningkatkan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi, dua musuh regional yang berperang dalam perang proksi di Yaman, yang terletak di ujung selatan Laut Merah.
Amerika Serikat (AS), yang terlibat dalam perselisihan dengan Iran mengenai rencana nuklirnya, telah menyalahkan Iran atas serangan terhadap tanker di Teluk itu pada Mei dan Juni serta untuk penyerang di situs minyak Saudi pada bulan September. Teheran membantah berperan dalam tuduhan-tuduhan yang dilontarkan AS.
Armada Kelima Angkatan Laut AS, yang beroperasi di kawasan itu, mengatakan mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki informasi lebih lanjut.
Laporan Iran pada hari Jumat menawarkan cerita yang terkadang berbeda. Televisi yang dikelola pemerintah, mengutip perusahaan minyak nasional, mengatakan kapal tanker itu dihantam oleh rudal sambil membantah laporan bahwa mereka datang dari Arab Saudi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kapal itu dihantam dua kali, tanpa mengatakan apa yang menimpanya. Televisi pemerintah menyiarkan gambar-gambar dari dek Sabiti yang mengatakan mereka diambil setelah serangan itu tetapi tidak menunjukkan kerusakan yang terlihat. Lambung kapal tidak terlihat.
Konsultasi risiko politik Grup Eurasia mengatakan tidak memiliki bukti kuat tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden itu.
"Kedekatan kapal tanker itu pada saat serangan ke pelabuhan Jeddah Arab Saudi mungkin menyiratkan bahwa rudal mungkin diluncurkan dari kerajaan," kata Eurasia dalam sebuah pernyataan.
"Teori lain yang masuk akal adalah bahwa itu adalah operasi sabotase Israel ... Tujuannya adalah untuk mengganggu aktivitas kapal tanker Iran di koridor Laut Merah saat menuju ke Terusan Suez. Kemungkinan ketiga adalah bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang teroris grup," demikian pernyataan Eurasia.
Laut Merah adalah rute pengiriman minyak utama global dan perdagangan lainnya, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Mediterania melalui Terusan Suez.
Kapal tanker Sabiti milik Iran dihantam rudal di perairan Laut Merah di lepas pantai Arab Saudi pada Jumat kemarin. Media Iran melaporan insiden itu sebagai penargetan dan dapan memicu gesekan di wilayan tersebut yang dilanda serangan terhadap kapal tanker pada Mei dan instalasi minyak beberapa waktu lalu. (Baca juga: Kapal Tanker Minyak Iran Dihantam Ledakan di Dekat Saudi )
"Iran menghindari sikap tergesa-gesa, dengan hati-hati memeriksa apa yang telah terjadi dan menyelidiki fakta," ucap Radei seperti dikutip Reuters dari kantor berita resmi Iran, IRNA, Sabtu (12/10/2019).
"Respons yang tepat akan diberikan kepada para perancang serangan pengecut ini, tetapi kami akan menunggu sampai semua aspek plot diklarifikasi," imbuhnya.
Secara terpisah, seorang pejabat keamanan senior mengatakan bukti video telah memberikan petunjuk tentang insiden itu. Ia menambahkan bahwa Sabiti terkena dua rudal, kantor berita Fars melaporkan.
"Sebuah komite khusus telah dibentuk untuk menyelidiki serangan terhadap Sabiti dengan dua rudal dan laporannya akan segera diserahkan kepada pihak berwenang untuk pengambilan keputusan," kata sekretaris badan keamanan utama Iran, Ali Shamkhani.
"Pembajakan dan kerusakan pada saluran air internasional yang bertujuan membuat pengiriman komersial tidak aman tidak akan terjawab," katanya.
Arab Saudi mengatakan menerima pesan marabahaya dari kapal tanker yang rusak tetapi kapal terus bergerak dan mematikan transpondernya sebelum dapat memberikan bantuan, kantor berita SPA melaporkan.
Kebocoran kargo dari kapal tanker itu telah terhenti saat menuju Teluk, kantor berita Mehr melaporkan.
"Kapal tanker itu menuju perairan Teluk Persia dan kami berharap kapal itu akan memasuki perairan Iran dengan aman," tulisnya mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.
Kepala Perusahaan Tanker Nasional Iran (NITC) yang memiliki kapal tanker yang rusak, Nasrollah Sardashti mengatakan, para kru selamat dan kapal akan mencapai perairan Iran dalam waktu 10 hari. Begitu laporan kantor berita Kementerian Minyak SHANA.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas insiden yang dilaporkan dan itu belum dikonfirmasi secara independen.
Ini adalah insiden terbaru dari rangkaian serangan terhadap kapal tanker di Laut Merah dan wilayah Teluk. Insiden ini mungkin akan meningkatkan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi, dua musuh regional yang berperang dalam perang proksi di Yaman, yang terletak di ujung selatan Laut Merah.
Amerika Serikat (AS), yang terlibat dalam perselisihan dengan Iran mengenai rencana nuklirnya, telah menyalahkan Iran atas serangan terhadap tanker di Teluk itu pada Mei dan Juni serta untuk penyerang di situs minyak Saudi pada bulan September. Teheran membantah berperan dalam tuduhan-tuduhan yang dilontarkan AS.
Armada Kelima Angkatan Laut AS, yang beroperasi di kawasan itu, mengatakan mengetahui laporan tersebut tetapi tidak memiliki informasi lebih lanjut.
Laporan Iran pada hari Jumat menawarkan cerita yang terkadang berbeda. Televisi yang dikelola pemerintah, mengutip perusahaan minyak nasional, mengatakan kapal tanker itu dihantam oleh rudal sambil membantah laporan bahwa mereka datang dari Arab Saudi.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan kapal itu dihantam dua kali, tanpa mengatakan apa yang menimpanya. Televisi pemerintah menyiarkan gambar-gambar dari dek Sabiti yang mengatakan mereka diambil setelah serangan itu tetapi tidak menunjukkan kerusakan yang terlihat. Lambung kapal tidak terlihat.
Konsultasi risiko politik Grup Eurasia mengatakan tidak memiliki bukti kuat tentang siapa yang mungkin berada di balik insiden itu.
"Kedekatan kapal tanker itu pada saat serangan ke pelabuhan Jeddah Arab Saudi mungkin menyiratkan bahwa rudal mungkin diluncurkan dari kerajaan," kata Eurasia dalam sebuah pernyataan.
"Teori lain yang masuk akal adalah bahwa itu adalah operasi sabotase Israel ... Tujuannya adalah untuk mengganggu aktivitas kapal tanker Iran di koridor Laut Merah saat menuju ke Terusan Suez. Kemungkinan ketiga adalah bahwa serangan itu dilakukan oleh seorang teroris grup," demikian pernyataan Eurasia.
Laut Merah adalah rute pengiriman minyak utama global dan perdagangan lainnya, yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Mediterania melalui Terusan Suez.
(ian)