Iran Ajukan Syarat Duduk Satu Meja dengan Arab Saudi
A
A
A
TEHERAN - Iran mengajukan syarat agar bisa duduk satu meja bersama Arab Saudi dengan tangan terbuka. Syarat itu diajukan oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.
"Kami akan menerima Arab Saudi dengan tangan terbuka jika pihak berwenang Saudi menyadari bahwa mereka tidak dapat memberikan keamanan dengan hanya membeli senjata, dan menyerahkan kedaulatan mereka kepada orang lain," kata Zarif.
"Teheran bekerja untuk mencapai pemahaman dengan negara-negara tetangga dan tidak mencari ketegangan," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (3/10/2019).
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, pun menanggapi saran Zarif bahwa Riyadh dan Teheran dapat menormalkan hubungan serta melakukan gencatan senjata di Yaman.
"Apa yang dikatakan juru bicara Iran tentang pesan yang dikirim dari Arab Saudi ke rezim Iran tidak akurat. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa beberapa negara persaudaraan menyerukan untuk meredam ketegangan, dan kami memberi tahu mereka bahwa sikap kerajaan selalu terfokus pada upaya mencari keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut," kata al-Jubeir di akun Twitternya.
Selama sepekan terakhir, Iran menyambut baik tawaran mediasi tentang penyelesaian perselisihan dengan Riyadh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Al-Moussawi menyambut tawaran upaya dan mediasi untuk menyelesaikan perselisihan dengan Arab Saudi. Namun, Saudi diperkiarakan tidak mau melakukan hal ini.
"Teheran akan siap untuk mengatasi ketegangan dengan Riyadh ketika Arab Saudi menunjukkan kesediaan untuk melakukannya," kata Al-Moussawi.
"Kami akan menerima Arab Saudi dengan tangan terbuka jika pihak berwenang Saudi menyadari bahwa mereka tidak dapat memberikan keamanan dengan hanya membeli senjata, dan menyerahkan kedaulatan mereka kepada orang lain," kata Zarif.
"Teheran bekerja untuk mencapai pemahaman dengan negara-negara tetangga dan tidak mencari ketegangan," imbuhnya seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (3/10/2019).
Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi, Adel al-Jubeir, pun menanggapi saran Zarif bahwa Riyadh dan Teheran dapat menormalkan hubungan serta melakukan gencatan senjata di Yaman.
"Apa yang dikatakan juru bicara Iran tentang pesan yang dikirim dari Arab Saudi ke rezim Iran tidak akurat. Apa yang sebenarnya terjadi adalah bahwa beberapa negara persaudaraan menyerukan untuk meredam ketegangan, dan kami memberi tahu mereka bahwa sikap kerajaan selalu terfokus pada upaya mencari keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut," kata al-Jubeir di akun Twitternya.
Selama sepekan terakhir, Iran menyambut baik tawaran mediasi tentang penyelesaian perselisihan dengan Riyadh.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Al-Moussawi menyambut tawaran upaya dan mediasi untuk menyelesaikan perselisihan dengan Arab Saudi. Namun, Saudi diperkiarakan tidak mau melakukan hal ini.
"Teheran akan siap untuk mengatasi ketegangan dengan Riyadh ketika Arab Saudi menunjukkan kesediaan untuk melakukannya," kata Al-Moussawi.
(ian)