Iran Kepung Israel dari Empat Sisi, Tak Akan yang Tersisa dari Israel
A
A
A
TEHERAN - Militer Iran mengklaim telah mengepung Israel dari empat sisi, yakni utara, timur, selatan dan barat. Teheran juga mengklaim tak ada yang tersisa dari rezim Zionis jika militer negara Yahudi itu nekat menyerang negara para Mullah.
Ancaman itu dilontarkan Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim pada hari Sabtu.
Menurutnya, jika militer Zionis menyerang Teheran, maka mereka harus mengumpulkan "bagian-bagian" Tel Aviv dari Laut Mediterania.
"Iran telah mengepung Israel dari keempat sisi. Tidak ada yang tersisa dari Israel," kata Nilforoushan.
"Israel tidak dalam posisi untuk mengancam Iran," katanya, yang diterjemahkan Radio Farda, cabang dari Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai pemerintah AS, yang dilansir Minggu (29/9/2019).
"Jika Israel membuat kesalahan strategis, ia harus mengumpulkan sedikit dan banyak Tel Aviv dari kedalaman bawah Laut Mediterania," ujarnya.
Nasib Iran berada di ujung tanduk, yang khawatir akan diserang setelah dituduh sebagi pelaku serangan besar-besaran dengan pesawat nirawak bersenjata dan rudal terhadap fasilitas minyak Arab Saudi 14 September lalu. Iran telah membantah terlibat, sedangkan kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab ata serangan tersebut.
Iran sebelumnya juga dituduh Amerika Serikat (AS) sebagai pelaku serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak dan pengiriman di perairan Teluk Persia. Tuduhan itu juga telah dibantah Teheran.
AS telah membentuk koalisi dengan kekuatan regional dan global termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Inggris dan Australia untuk melindungi jalur perairan di Timur Tengah.
Iran secara teratur mengancam Israel, memandang negara itu sebagai musuh yang kuat yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan negara-negara Islam Sunni di kawasan Timur Tengah yang melawan Teheran dan ambisi program nuklirnya.
Israel juga telah menggagalkan operasi Iran di Suriah, di mana para petempur dan orang-orang dari proksi Iran; Hizbullah Lebanon, bertempur membela pasukan loyalis Presiden Republik Arab Suriah Bashar al-Assad sejak 2011.
"Tidak ada negara yang bisa melawan Republik Islam (Iran)," kata Nilforoushan. "Musuh-musuh Teheran tahu bahwa mereka tidak akan memegang kendali untuk mengakhiri perang melawan Iran yang mungkin mereka mulai," paparnya.
"Jika musuh bisa memulai perang melawan Iran, mereka akan melakukannya," katanya, seraya menambahkan bahwa kondisi geografi menguntungkan Iran. “Kami bukan negara kecil yang bisa ditaklukkan dalam satu langkah. Jika semua pasukan koalisi Barat, Arab dan Israel memasuki negara kami, geografi Iran akan mengalahkan mereka sebelum mereka dapat melakukan apa pun."
Nilforoushan mengancam bahwa jika ketegangan meningkat lebih lanjut, Hizbullah akan menepati janjinya untuk membebaskan wilayah utara negara Yahudi itu seandainya terjadi perang.
"Ini pasti akan terjadi, karena Hizbullah memiliki kemampuan yang baik untuk melakukannya," kata Nilforoushan. "Kami akan melihat kesalahan di wilayah ini sebagai keterlibatan dalam perang di seluruh wilayah. Setiap tindakan untuk memulai perang di wilayah tersebut akan memunculkan api yang akan membakar mereka yang telah memulai perang."
"Perang akan menyeret rezim Israel ke ambang kehancuran," lanjut dia.
Nilforoushan, lebih lanjut, membanggakan tentang kemampuan serangan rudal jarak jauh Iran. Menurutnya, Teheran memiliki sarana dan kemampuan untuk membuat operasi serangan rudal terhadap Israel.
“Kami tidak akan membiarkan musuh menghadapi kami di perbatasan kami. Kami akan segera menyeret perang ke pangkalan dan kepentingan musuh di mana pun mereka berada," katanya.
Saling mengumbar ancaman antara Iran dan Israel sudah biasa dan sering terjadi. Belum lama ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran untuk tidak berniat menyerang negara Yahudi tersebut, karena jet tempur siluman F-35 yang dimiliki militer Zionis mampu menjangkau dan menyerang seluruh negara di Timur Tengah, termasuk Iran, tanpa terdeteksi radar dari sistem pertahanan.
Ancaman itu dilontarkan Wakil Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Tasnim pada hari Sabtu.
Menurutnya, jika militer Zionis menyerang Teheran, maka mereka harus mengumpulkan "bagian-bagian" Tel Aviv dari Laut Mediterania.
"Iran telah mengepung Israel dari keempat sisi. Tidak ada yang tersisa dari Israel," kata Nilforoushan.
"Israel tidak dalam posisi untuk mengancam Iran," katanya, yang diterjemahkan Radio Farda, cabang dari Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai pemerintah AS, yang dilansir Minggu (29/9/2019).
"Jika Israel membuat kesalahan strategis, ia harus mengumpulkan sedikit dan banyak Tel Aviv dari kedalaman bawah Laut Mediterania," ujarnya.
Nasib Iran berada di ujung tanduk, yang khawatir akan diserang setelah dituduh sebagi pelaku serangan besar-besaran dengan pesawat nirawak bersenjata dan rudal terhadap fasilitas minyak Arab Saudi 14 September lalu. Iran telah membantah terlibat, sedangkan kelompok pemberontak Houthi Yaman mengklaim bertanggung jawab ata serangan tersebut.
Iran sebelumnya juga dituduh Amerika Serikat (AS) sebagai pelaku serangkaian serangan terhadap kapal-kapal tanker minyak dan pengiriman di perairan Teluk Persia. Tuduhan itu juga telah dibantah Teheran.
AS telah membentuk koalisi dengan kekuatan regional dan global termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, Inggris dan Australia untuk melindungi jalur perairan di Timur Tengah.
Iran secara teratur mengancam Israel, memandang negara itu sebagai musuh yang kuat yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan negara-negara Islam Sunni di kawasan Timur Tengah yang melawan Teheran dan ambisi program nuklirnya.
Israel juga telah menggagalkan operasi Iran di Suriah, di mana para petempur dan orang-orang dari proksi Iran; Hizbullah Lebanon, bertempur membela pasukan loyalis Presiden Republik Arab Suriah Bashar al-Assad sejak 2011.
"Tidak ada negara yang bisa melawan Republik Islam (Iran)," kata Nilforoushan. "Musuh-musuh Teheran tahu bahwa mereka tidak akan memegang kendali untuk mengakhiri perang melawan Iran yang mungkin mereka mulai," paparnya.
"Jika musuh bisa memulai perang melawan Iran, mereka akan melakukannya," katanya, seraya menambahkan bahwa kondisi geografi menguntungkan Iran. “Kami bukan negara kecil yang bisa ditaklukkan dalam satu langkah. Jika semua pasukan koalisi Barat, Arab dan Israel memasuki negara kami, geografi Iran akan mengalahkan mereka sebelum mereka dapat melakukan apa pun."
Nilforoushan mengancam bahwa jika ketegangan meningkat lebih lanjut, Hizbullah akan menepati janjinya untuk membebaskan wilayah utara negara Yahudi itu seandainya terjadi perang.
"Ini pasti akan terjadi, karena Hizbullah memiliki kemampuan yang baik untuk melakukannya," kata Nilforoushan. "Kami akan melihat kesalahan di wilayah ini sebagai keterlibatan dalam perang di seluruh wilayah. Setiap tindakan untuk memulai perang di wilayah tersebut akan memunculkan api yang akan membakar mereka yang telah memulai perang."
"Perang akan menyeret rezim Israel ke ambang kehancuran," lanjut dia.
Nilforoushan, lebih lanjut, membanggakan tentang kemampuan serangan rudal jarak jauh Iran. Menurutnya, Teheran memiliki sarana dan kemampuan untuk membuat operasi serangan rudal terhadap Israel.
“Kami tidak akan membiarkan musuh menghadapi kami di perbatasan kami. Kami akan segera menyeret perang ke pangkalan dan kepentingan musuh di mana pun mereka berada," katanya.
Saling mengumbar ancaman antara Iran dan Israel sudah biasa dan sering terjadi. Belum lama ini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan Iran untuk tidak berniat menyerang negara Yahudi tersebut, karena jet tempur siluman F-35 yang dimiliki militer Zionis mampu menjangkau dan menyerang seluruh negara di Timur Tengah, termasuk Iran, tanpa terdeteksi radar dari sistem pertahanan.
(mas)