Putin Desak NATO Hentikan Pengerahan Rudal Terlarang di Eropa

Kamis, 26 September 2019 - 07:50 WIB
Putin Desak NATO Hentikan...
Putin Desak NATO Hentikan Pengerahan Rudal Terlarang di Eropa
A A A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin mendesak NATO (North Atlantic Treaty Organization) untuk menangguhkan pengerahan rudal yang dilarang dalam perjanjian INF di Eropa. Desakan orang nomor satu Kremlin itu disampaikan dalam sebuah surat kepada aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat (AS) tersebut.

Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Treaty atau Perjanjian Angkatan Nuklir Jarak Menengah 1987 resmi mati pada 2 Agustus 2019 karena AS menarik diri.

Ada kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa Rusia dan AS menuju ke arah perlombaan senjata setelah matinya Perjanjian INF. Washington keluar dari Perjanjian INF dengan alasan Moskow melanggar ketentuan dalam perjanjian. Rusia membantah dan menuduh balik AS yang melanggarnya.

Seroang diplomat senior Moskow sebelumnya juga telah meminta AS untuk mengumumkan moratorium penempatan rudal jarak pendek dan menengah berkemampuan nuklir di Eropa.

"Kami mendesak Anda untuk mendukung upaya kami dengan mengumumkan moratorium NATO pada penyebaran rudal berbasis darat yang mirip dengan yang diumumkan oleh Rusia," tulis Putin kepada aliansi militer Barat, seperti dikutip dari surat kabar Kommersant, Kamis (26/9/2019).

Dalam suratnya, Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk menegakkan moratorium setelah langkah-langkah yang verifikasi. Surat itu diterima seorang diplomat negara anggota NATO di Majelis Umum PBB. Surat Putin juga dikirim ke China, negara non-NATO.

"Rusia telah mengumumkan keputusannya untuk tidak mengerahkan rudal jarak menengah dan pendek di Eropa atau wilayah lain selama Amerika menahan diri untuk tidak melakukannya," lanjut surat Putin.

Sementara itu, sumber dari salah satu Kementerian Luar Negeri anggota NATO yang dikutip Kommersant menganggap proposal Putin "omong kosong". Sumber itu percaya Rusia telah mengerahkan senjata seperti itu di wilayah Eropa.

Pentagon mengatakan bulan lalu bahwa mereka telah menguji coba rudal jelajah yang dikonfigurasi secara konvensional yang mencapai target setelah melesat lebih dari 500 kilometer. Tes senjata semacam itu adalah yang pertama kalinya dilakukan AS sejak runtuhnya Perjanjian INF.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko pada bulan ini mengatakan Moskow hampir menyelesaikan persiapan untuk merespons uji coba misil AS tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8613 seconds (0.1#10.140)