Rouhani Tolak Bertemu dengan Trump

Kamis, 26 September 2019 - 01:07 WIB
Rouhani Tolak Bertemu...
Rouhani Tolak Bertemu dengan Trump
A A A
NEW YORK - Presiden Iran, Hassan Rouhani, menggunakan pidatonya di Sidang Umum PBB untuk mengakhiri spekulasi mengenai pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam kesempatan itu, Rouhani dengan tegas mengatakan ia tidak dapat berbicara dengan AS sementara sanksi masih berlaku.

“Saya dapat mengumumkan di sini bahwa tanggapan kami terhadap setiap negosiasi di bawah sanksi adalah negatif,” katanya kepada para pemimpin dunia, yang berkumpul di PBB.

“Pemerintah dan rakyat Iran tetap teguh di bawah sanksi dalam satu setengah tahun terakhir, dan tidak akan pernah bernegosiasi di bawah kemiskinan dan sanksi," imbuhnya.

“Hentikan sanksi, sehingga membuka jalan bagi dimulainya negosiasi. Alih-alih menunjukkan negosiasi, Anda harus kembali ke realitas negosiasi," tukasnya seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (26/9/2019).

Pengumuman itu akan mengecewakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Angela Merkel. Mereka semua mendesak Rouhani dan Trump untuk duduk dan berbicara.

Sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Juni 2017, Eropa telah berjanji untuk bekerja sama dengan Iran untuk menjaga perjanjian itu tetap ada.

Rouhani pun memberikan sedikit perhatian kepada rekan-rekannya di Eropa dalam pidatonya, menegur mereka karena tidak berbuat cukup untuk menjaga agar kesepakatan nuklir Iran tetap hidup.

"Kami hanya mendengar kata-kata indah, sambil menyaksikan tidak ada langkah-langkah efektif," katanya.

"Sekarang menjadi jelas, untuk semua, bahwa AS kembali ke komitmennya dan Eropa tidak mampu dan tidak cakap memenuhi komitmennya," sambungnya.

Presiden Iran memperingatkan AS bahwa mereka seharusnya tidak menekan negaranya terlalu jauh.

“Wilayah kami berada di ambang kehancuran. Satu kesalahan besar dapat menyebabkan kebakaran besar,” katanya.

"Kami tidak akan mentolerir intervensi provokatif orang asing," tegasnya.

Rouhani merujuk penyitaan kapal tanker pada musim panas lalu, dengan mengatakan bahwa insiden baru-baru ini telah membahayakan keamanan secara serius, dan mendesak semua negara yang terlibat untuk bekerja sama secara damai untuk sebuah resolusi.

"Keamanan tidak akan disediakan oleh senjata dan intervensi Amerika," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8994 seconds (0.1#10.140)