UEA Kirim Astronot Pertama ke Stasiun Antariksa Internasional
A
A
A
DUBAI - Hazza Al Mansouri akan menjadi astronot pertama asal Uni Emirat Arab (UEA) yang menjalankan misi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada Rabu (25/9) mendatang. Dia akan mewujudkan mimpi UEA untuk menjalankan misi ke antariksa menjadi sebuah kenyataan. Al Mansouri akan menjalankan misi selama delapan hari di ISS.
Dia sebelumnya terpilih satu dari 4.022 orang dari 38 bidang pekerjaan yang mendaftar dalam program astronot pertama yang diluncurkan Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC) pada Desember 2017. Sebagai astronot cadangan menunjuk Sultan Al Neyadi. “Al Mansouri menjadi astronot utama untuk misi ke ISS, sedangkan Al Neyadi menjadi tim cadangan,” kata Program Astronot UEA, Salem Al Marri, dilansir The National.
UEA yang menjadi negara bersatu pada 1971 memang memiliki memiliki ambisi untuk bergerak maju. Pada awal 1970-an, Sheikh Zayed, Bapak Pendiri UEA, pernah menggelar pertemuan dengan fokus utama proyek antariksa. 40 tahun kemudian, Badan Antariksa UEA didirikan. Pada Oktober tahun lalu, untuk pertama kalinya satelit buatan UEA, KhalifaSat, diluncurkan ke antariksa.
Itu disebut sebagai prestasi UEA. Bukan hanya di situ saja, UEA akan meluncurkan misi ke Mars pada 2021 bersamaan dengan peringatan ulang tahun UEA ke-50. Badan Antariksa UEA juga berkeinginan untuk membangun koloni manusia di Mars pada 2117.
"Saya banggsa bisa mewakili UEA dan negara-negara Arab di ISS,"kata Al Mansouri dilansir Khaleej Times. Dia juga mengaku sangat banggsa karena bisa mewujudkan sejarah sebagai astronot pertama dari UEA. “Misi ini menjadi batu loncatan bagi saya secara personal dan bagi UEA,” paparnya.
Dia mengungkapkan banyak keuntungan ketika UEA dan dunia arab masuk ke industri antariksa. Tujuan utamanya adalah untuk generasi muda mendatang. "Mereka akan melihat ambisi dan mimpi kita menjadi astronot Arab di antariksa menjadi kenyaataan," paparnya. Dia berharap, para pemimpin UEA akan membuat ekonomi berbasis pengetahuan seperti antariksa.
Al Mansouri telah menjalani pelatihan di Yuri Gagarin Cosmonaut Training Centre di Moskow, Rusia. Berbagai simulasi dan pelatihan telah dijalani untuk menyiapkan Al Mansouri mengikuti misi bersama Soyuz ke ISS. Al Mansouri berangkat ke ISS dengan wahana antariksa Soyuz-MS 15 dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan dan kembali ke bumi dengan Soyuz-MS 12.
"Kita telah menjalani banyak pelatihan. Itu sebagai bentuk tanggung jawab untuk mewakili UEA di ISS," kata Al Mansouri. Dia mengungkapkan, tantangan terberat saat pelatihan di Rusia adalah bahasa dan cuaca. "Pengalaman latihan menjadi astronot sangat berbeda dengan pengalaman menjadi pilot," ujarnya.
Semenjak kecil, Al Mansouri memang sudah tertarik dengan sains berkaitan dengan antariksa. “Saya mulai kerap melihat bintang sejak kecil,” katanya. Sejak kecil, dia menganggap mendekati bintang itu merupakan hal yang sangat sulit dipenuhi. Setelah belajar penerbangan di universitas, Al Mansouri bergabung dengan militer dan menjadi pilot.
Al Mansouri terbang ke ISS bersama astronot Amerika Serikat Jessica Meir dan astronot Rusia Oleg Skripochka. Selama di ISS, dia akan menjalani eksperimen sains dan mempersembahkan tur di ISS dalam bahasa Arab bagi pemirsa di bumi. “Saya akan kembali dengan pengetahuan dna pengalaman yang bisa dibagi dengan semua orang,” ujar Al Mansouri.
Dia menjelaskan, dengan tinggal di ISS, itu akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana manusia bisa pergi ke bulan dan Mars. Al Mansouri akan membawa foto keluarga ke ISS dan mengibarkan bender UEA. Dia juga akan membawa fotor bersama Sheikh Zayed dan astronot Apollo.
“Ini salah satu foto yang menginspirasi saya dan mampu mendorong mimpi saya menjadi kenyataan,” ujarnya. Dia juga membawa benih dan buku Sheikh Mohammed berjudul, My Story. Makanan khas UEA juga dipersiapkan, seperti balaleet. “Misi ini memiliki tanggung jawab besar dan akan menjadi inspirasi bagi generasi penjelajah mendatang,” katanya.
Sementara itu, profesor sejarah Jorg Matthias Determaan, penulis buku Space Science and the Arab World, mengungkapkan pendiri UEA yang tertarik dengan program antariksa Apollo menginspirasi pemimpin UEA saat ini. “UEA merupakan negara muda yang berdiri pada 1971 berada pada pertarungan antariksa pada Perang Dingin,” katanya.
Dia sebelumnya terpilih satu dari 4.022 orang dari 38 bidang pekerjaan yang mendaftar dalam program astronot pertama yang diluncurkan Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC) pada Desember 2017. Sebagai astronot cadangan menunjuk Sultan Al Neyadi. “Al Mansouri menjadi astronot utama untuk misi ke ISS, sedangkan Al Neyadi menjadi tim cadangan,” kata Program Astronot UEA, Salem Al Marri, dilansir The National.
UEA yang menjadi negara bersatu pada 1971 memang memiliki memiliki ambisi untuk bergerak maju. Pada awal 1970-an, Sheikh Zayed, Bapak Pendiri UEA, pernah menggelar pertemuan dengan fokus utama proyek antariksa. 40 tahun kemudian, Badan Antariksa UEA didirikan. Pada Oktober tahun lalu, untuk pertama kalinya satelit buatan UEA, KhalifaSat, diluncurkan ke antariksa.
Itu disebut sebagai prestasi UEA. Bukan hanya di situ saja, UEA akan meluncurkan misi ke Mars pada 2021 bersamaan dengan peringatan ulang tahun UEA ke-50. Badan Antariksa UEA juga berkeinginan untuk membangun koloni manusia di Mars pada 2117.
"Saya banggsa bisa mewakili UEA dan negara-negara Arab di ISS,"kata Al Mansouri dilansir Khaleej Times. Dia juga mengaku sangat banggsa karena bisa mewujudkan sejarah sebagai astronot pertama dari UEA. “Misi ini menjadi batu loncatan bagi saya secara personal dan bagi UEA,” paparnya.
Dia mengungkapkan banyak keuntungan ketika UEA dan dunia arab masuk ke industri antariksa. Tujuan utamanya adalah untuk generasi muda mendatang. "Mereka akan melihat ambisi dan mimpi kita menjadi astronot Arab di antariksa menjadi kenyaataan," paparnya. Dia berharap, para pemimpin UEA akan membuat ekonomi berbasis pengetahuan seperti antariksa.
Al Mansouri telah menjalani pelatihan di Yuri Gagarin Cosmonaut Training Centre di Moskow, Rusia. Berbagai simulasi dan pelatihan telah dijalani untuk menyiapkan Al Mansouri mengikuti misi bersama Soyuz ke ISS. Al Mansouri berangkat ke ISS dengan wahana antariksa Soyuz-MS 15 dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan dan kembali ke bumi dengan Soyuz-MS 12.
"Kita telah menjalani banyak pelatihan. Itu sebagai bentuk tanggung jawab untuk mewakili UEA di ISS," kata Al Mansouri. Dia mengungkapkan, tantangan terberat saat pelatihan di Rusia adalah bahasa dan cuaca. "Pengalaman latihan menjadi astronot sangat berbeda dengan pengalaman menjadi pilot," ujarnya.
Semenjak kecil, Al Mansouri memang sudah tertarik dengan sains berkaitan dengan antariksa. “Saya mulai kerap melihat bintang sejak kecil,” katanya. Sejak kecil, dia menganggap mendekati bintang itu merupakan hal yang sangat sulit dipenuhi. Setelah belajar penerbangan di universitas, Al Mansouri bergabung dengan militer dan menjadi pilot.
Al Mansouri terbang ke ISS bersama astronot Amerika Serikat Jessica Meir dan astronot Rusia Oleg Skripochka. Selama di ISS, dia akan menjalani eksperimen sains dan mempersembahkan tur di ISS dalam bahasa Arab bagi pemirsa di bumi. “Saya akan kembali dengan pengetahuan dna pengalaman yang bisa dibagi dengan semua orang,” ujar Al Mansouri.
Dia menjelaskan, dengan tinggal di ISS, itu akan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana manusia bisa pergi ke bulan dan Mars. Al Mansouri akan membawa foto keluarga ke ISS dan mengibarkan bender UEA. Dia juga akan membawa fotor bersama Sheikh Zayed dan astronot Apollo.
“Ini salah satu foto yang menginspirasi saya dan mampu mendorong mimpi saya menjadi kenyataan,” ujarnya. Dia juga membawa benih dan buku Sheikh Mohammed berjudul, My Story. Makanan khas UEA juga dipersiapkan, seperti balaleet. “Misi ini memiliki tanggung jawab besar dan akan menjadi inspirasi bagi generasi penjelajah mendatang,” katanya.
Sementara itu, profesor sejarah Jorg Matthias Determaan, penulis buku Space Science and the Arab World, mengungkapkan pendiri UEA yang tertarik dengan program antariksa Apollo menginspirasi pemimpin UEA saat ini. “UEA merupakan negara muda yang berdiri pada 1971 berada pada pertarungan antariksa pada Perang Dingin,” katanya.
(don)