Turki Aktifkan Sistem Rudal S-400 Rusia Desember Mendatang
A
A
A
ANKARA - Militer Turki akan mengaktifkan sistem pertahanan rudal S-400 Rusia pada Desember mendatang. Rencana itu disampaikan Wakil Menteri Industri Pertahanan Ismail Demir.
"Sistem S-400 akan digunakan dan diaktifkan pada bulan Desember," kata Demir pada hari Jumat, seperti dikutip kantor berita TASS.
Direktur Jenderal Kontsern Pvo Almaz-Antei Rusia, Yan Novikov, mengatakan pada akhir Agustus bahwa pelatihan militer Turki untuk mengoperasikan S-400 dijadwalkan akan dimulai pada 1 September 2019 dan berlangsung hingga 2 Januari 2020. Sedangkan pengadaan kedua sistem rudal S-400 untuk Turki direncanakan berjalan tahun 2020.
Turki memilih membeli senjata pertahanan Rusia karena gagal mencapai kesepakatan pembelian sistem rudal Patriot Amerika Serikat (AS). Ankara berdalih senjata pertahanan canggih Moskow dibutuhkan untuk menjamin keamanan nasional.
Pada bulan September 2017, Rusia mengonfirmasi bahwa kontrak pembelian S-400 senilai USD2,5 miliar telah diteken bersama Turki.
Berdasarkan kontrak, Ankara akan mendapatkan satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400 (dua batalion). Kesepakatan itu juga mempertimbangkan transfer sebagian teknologi produksinya ke pihak Turki. Pengadaan pertama telah dikirim pada 12 Juli.
Amerika Serikat dan NATO telah berupaya keras untuk mencegah Turki membeli senjata pertahanan Moskow. Pada 17 Juli, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan Turki untuk memperoleh sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuat partisipasi lebih lanjut Ankara dalam program pesawat jet tempur F-35 AS tidak memungkinlan lagi.
"Sistem S-400 akan digunakan dan diaktifkan pada bulan Desember," kata Demir pada hari Jumat, seperti dikutip kantor berita TASS.
Direktur Jenderal Kontsern Pvo Almaz-Antei Rusia, Yan Novikov, mengatakan pada akhir Agustus bahwa pelatihan militer Turki untuk mengoperasikan S-400 dijadwalkan akan dimulai pada 1 September 2019 dan berlangsung hingga 2 Januari 2020. Sedangkan pengadaan kedua sistem rudal S-400 untuk Turki direncanakan berjalan tahun 2020.
Turki memilih membeli senjata pertahanan Rusia karena gagal mencapai kesepakatan pembelian sistem rudal Patriot Amerika Serikat (AS). Ankara berdalih senjata pertahanan canggih Moskow dibutuhkan untuk menjamin keamanan nasional.
Pada bulan September 2017, Rusia mengonfirmasi bahwa kontrak pembelian S-400 senilai USD2,5 miliar telah diteken bersama Turki.
Berdasarkan kontrak, Ankara akan mendapatkan satu set resimen sistem rudal pertahanan udara S-400 (dua batalion). Kesepakatan itu juga mempertimbangkan transfer sebagian teknologi produksinya ke pihak Turki. Pengadaan pertama telah dikirim pada 12 Juli.
Amerika Serikat dan NATO telah berupaya keras untuk mencegah Turki membeli senjata pertahanan Moskow. Pada 17 Juli, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan Turki untuk memperoleh sistem rudal pertahanan udara S-400 buatan Rusia membuat partisipasi lebih lanjut Ankara dalam program pesawat jet tempur F-35 AS tidak memungkinlan lagi.
(mas)