Houthi Yaman Ajak Arab Saudi Gencatan Serangan Rudal
A
A
A
SANAA - Kelompok pemberontak Houthi Yaman menyerukan kepada Arab Saudi untuk gencatan serangan rudal. Kelompok sekutu Iran itu mengaku akan berhenti melakukan serangan rudal dan pesawat nirawak ke Saudi jika negara itu berhenti melakukan serangan serupa di Yaman.
Ajakan gencatan serangan misil itu disampaikan pada hari Jumat atau hampir seminggu setelah mengllaim bertanggung jawab atas serangan dahsyat terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco.
Berbicara di stasiun televisi Al Masirah, kepala kantor politik Houthi Mahdi al-Mashat menyerukan penghentian serangan untuk kedua pihak dan melakukan pembicaraan serius di antara semua pihak yang terlibat konflik di Yaman.
"Saya meminta semua pihak yang berperang untuk terlibat secara serius dalam negosiasi murni yang dapat mengarah pada rekonsiliasi nasional yang komprehensif yang tidak mengecualikan siapa pun," kata Mashat yang dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2019).
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi belum menanggapi ajak Houthi Yaman. Koalisi tersebut melakukan agresi di Yaman sejak Maret 2015 atas permintaan Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang ingin digulingkan pemberontak Houthi.
"Orang-orang Houthi tidak akan ragu-ragu untuk meluncurkan masa-masa kesakitan yang besar jika seruan untuk perdamaian diabaikan," kata Mashat.
Dalam pidatonya, Mashat mengklaim bahwa kemampuan militer kelompok Houthi meningkat pesat, terutama di pertahanan udara dan rudal.
Houthi pada pekan ini mengancam akan menyerang Uni Emirat Arab, sekutu utama Arab Saudi yang ikut melakukan agresi militer di Yaman.
Konflik Yaman selama ini dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Perang itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan.
Ajakan gencatan serangan misil itu disampaikan pada hari Jumat atau hampir seminggu setelah mengllaim bertanggung jawab atas serangan dahsyat terhadap dua kilang minyak Saudi Aramco.
Berbicara di stasiun televisi Al Masirah, kepala kantor politik Houthi Mahdi al-Mashat menyerukan penghentian serangan untuk kedua pihak dan melakukan pembicaraan serius di antara semua pihak yang terlibat konflik di Yaman.
"Saya meminta semua pihak yang berperang untuk terlibat secara serius dalam negosiasi murni yang dapat mengarah pada rekonsiliasi nasional yang komprehensif yang tidak mengecualikan siapa pun," kata Mashat yang dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2019).
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi belum menanggapi ajak Houthi Yaman. Koalisi tersebut melakukan agresi di Yaman sejak Maret 2015 atas permintaan Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang ingin digulingkan pemberontak Houthi.
"Orang-orang Houthi tidak akan ragu-ragu untuk meluncurkan masa-masa kesakitan yang besar jika seruan untuk perdamaian diabaikan," kata Mashat.
Dalam pidatonya, Mashat mengklaim bahwa kemampuan militer kelompok Houthi meningkat pesat, terutama di pertahanan udara dan rudal.
Houthi pada pekan ini mengancam akan menyerang Uni Emirat Arab, sekutu utama Arab Saudi yang ikut melakukan agresi militer di Yaman.
Konflik Yaman selama ini dipandang sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan Iran. Perang itu telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan.
(mas)