Jepang: Houthi yang Serang Kilang Minyak Saudi, Bukan Iran
A
A
A
TOKYO - Jepang mengaku percaya, bahwa yang melakukan serangan terhadap dua kilang minyak Arab Saudi adalah pemberontak Houthi dan bukan Iran. Pernyataan Jepang ini berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Saudi dan Amerika Serikat (AS).
Saudi dan AS menyebut serangan itu dilancarkan oleh Iran, karena mereka menilai serangan itu telalu kompleks untuk dilakukan oleh Houthi. Kementerian Pertahanan Saudi bahkan telah mengatakan mereka akan menyerahkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono mengatakan, Tokyo tidak memiliki informasi yang menunjukan bahwa serangan, yang mengganggu pasokan minyak dunia itu, dilancarkan oleh Teheran.
"Kami tidak mengetahui informasi apa pun yang menunjuk ke Iran. Kami yakin orang-orang Houthi melakukan serangan berdasarkan pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab," kata Kono dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Rabu (18/9).
Kono lebih lanjut mengatakan, Jepang tidak akan berpartisipasi dalam aksi militer potensial terhadap Iran karena pengekangan konstitusional dan sebaliknya akan mengejar solusi diplomatik untuk meredam ketegangan saat ini di kawasan Timur Tengah.
Saudi dan AS menyebut serangan itu dilancarkan oleh Iran, karena mereka menilai serangan itu telalu kompleks untuk dilakukan oleh Houthi. Kementerian Pertahanan Saudi bahkan telah mengatakan mereka akan menyerahkan bukti keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono mengatakan, Tokyo tidak memiliki informasi yang menunjukan bahwa serangan, yang mengganggu pasokan minyak dunia itu, dilancarkan oleh Teheran.
"Kami tidak mengetahui informasi apa pun yang menunjuk ke Iran. Kami yakin orang-orang Houthi melakukan serangan berdasarkan pernyataan yang mengklaim bertanggung jawab," kata Kono dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTV pada Rabu (18/9).
Kono lebih lanjut mengatakan, Jepang tidak akan berpartisipasi dalam aksi militer potensial terhadap Iran karena pengekangan konstitusional dan sebaliknya akan mengejar solusi diplomatik untuk meredam ketegangan saat ini di kawasan Timur Tengah.
(esn)