Putra Mahkota Saudi Siap Balas Serangan pada Kilang Minyak
A
A
A
RIYADH - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman mengatakan, pihaknya siap untuk merespon serangan terhadap dua kilang minyak milik Aramco di provinsi Abqaiq dan Khura. Hal itu disampaikan Mohammed bin Salman saat melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Baca Juga: Diserang 2 Pesawat Nirawak, Dua Pabrik Aramco Saudi Terbakar
"Kami bersedia dan mampu menghadapi dan menangani agresi teroris ini," kata Mohammed Bin Salman dalam pembicaraan itu, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/9).
Abqaiq, 60 km sebelah barat daya Dhahran, terdapat pabrik pemrosesan minyak terbesar di dunia. Sedangkan Khurais, 190 km di wilayah barat daya negara tersebut, memiliki ladang minyak terbesar kedua di Saudi.
Trump dalam pembicaraan itu menegaskan bahwa Washington bersekutu dengan Riyadh dan mendukung kerajaan. Ia menekankan dampak negatif serangan tersebut terhadap AS dan ekonomi global.
Gedung Putih kemudian mengkonfirmasi bahwa Trump telah menawarkan dukungan untuk pasukan militer Saudi.
Baca Juga: Trump Tawarkan Bantuan ke Saudi Balas Serangan Drone Houthi
"AS mengecam keras serangan hari ini pada infrastruktur energi kritis. Tindakan kekerasan terhadap wilayah sipil dan infrastruktur yang vital bagi ekonomi global hanya memperdalam konflik dan ketidakpercayaan," juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuding Iran berada dibalik serangan itu. Pompeo menuturkan, Iran berada di balik hampir 100 serangan terhadap Arab Saudi sementara Hassan Rouhani dan Mohammad Javad Zarif berpura-pura terlibat dalam diplomasi.
Baca Juga: Pompeo Tuding Iran di Balik Serangan pada Kilang Minyak Saudi
"Di tengah semua seruan untuk de-eskalasi, Iran kini telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia. Tidak ada bukti serangan datang dari Yaman," ucapnya.
Baca Juga: Diserang 2 Pesawat Nirawak, Dua Pabrik Aramco Saudi Terbakar
"Kami bersedia dan mampu menghadapi dan menangani agresi teroris ini," kata Mohammed Bin Salman dalam pembicaraan itu, seperti dilansir Sputnik pada Minggu (15/9).
Abqaiq, 60 km sebelah barat daya Dhahran, terdapat pabrik pemrosesan minyak terbesar di dunia. Sedangkan Khurais, 190 km di wilayah barat daya negara tersebut, memiliki ladang minyak terbesar kedua di Saudi.
Trump dalam pembicaraan itu menegaskan bahwa Washington bersekutu dengan Riyadh dan mendukung kerajaan. Ia menekankan dampak negatif serangan tersebut terhadap AS dan ekonomi global.
Gedung Putih kemudian mengkonfirmasi bahwa Trump telah menawarkan dukungan untuk pasukan militer Saudi.
Baca Juga: Trump Tawarkan Bantuan ke Saudi Balas Serangan Drone Houthi
"AS mengecam keras serangan hari ini pada infrastruktur energi kritis. Tindakan kekerasan terhadap wilayah sipil dan infrastruktur yang vital bagi ekonomi global hanya memperdalam konflik dan ketidakpercayaan," juru bicara Gedung Putih Judd Deere mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuding Iran berada dibalik serangan itu. Pompeo menuturkan, Iran berada di balik hampir 100 serangan terhadap Arab Saudi sementara Hassan Rouhani dan Mohammad Javad Zarif berpura-pura terlibat dalam diplomasi.
Baca Juga: Pompeo Tuding Iran di Balik Serangan pada Kilang Minyak Saudi
"Di tengah semua seruan untuk de-eskalasi, Iran kini telah meluncurkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pasokan energi dunia. Tidak ada bukti serangan datang dari Yaman," ucapnya.
(esn)