Hutan Indonesia Terbakar, Kabut Asap Selimuti Nyaris Seluruh Malaysia

Jum'at, 13 September 2019 - 17:09 WIB
Hutan Indonesia Terbakar,...
Hutan Indonesia Terbakar, Kabut Asap Selimuti Nyaris Seluruh Malaysia
A A A
KUALA LUMPUR - Kabut asap menyelimuti semua negara bagian di Malaysia, kecuali Perlis, pada Jumat (13/9/2019). Kabut asap itu muncul di saat hutan di Sumatra dan Kalimatan, wilayah Indonesia, masih terbakar.

New Straits Times melaporkan angin terus meniupkan asap kebakaran hutan dari titik panas di Sumatra dan Kalimantan, wilayah Indonesia.

Kualitas udara telah memburuk paling dramatis di kawasan semenanjung utara Malaysia seperti Negara Bagian Kedah dan Penang, dengan Air Pollutant Index (API) atau Indeks Polutan Udara terbaca "tidak sehat" pada Jumat siang.

Johan Setia Klang, di Selangor adalah daerah yang terkena dampak terburuk secara nasional pada Jumat pukul 11.00 waktu setempat. Level API di daerah tersebut tercatat 214 atau kategori "sangat tidak sehat".

Sebanyak 24 lokasi lain di Malaysia kualitas udaranya terbaca "tidak sehat". Contoh, di Rompin, Pahang, yang level API-nya 168 pada pukul 11.00.

Menurut data Departemen Lingkungan Hidup (DoE), Selangor memiliki banyak kota dengan kondisi udara tidak sehat seperti Kuala Selangor dengan level API 103; Petaling Jaya 141; Shah Alam 136; Klang 129 dan Banting 126.

Di dua wilayah di Kedah, yakni Sungai Petani level API-nya 111, dan Kulim Hi-Tech 109. Di Minden, Penang, level API-nya 114, diikuti oleh Balik Pulau 111 dan Seberang Jaya 107.

Di Perak, daerah yang terkena dampak paling parah adalah Tasek Ipoh dengan level API 120; Pegoh Ipoh 103; dan Seri Manjung 126.

Sementara itu, udara yang tidak sehat dialami Negara Bagian Negri Sembilan, yakni daerah Nilai dengan level API 128 dan Port Dickson 107.

Di Melaka, status API yang tidak sehat dialami Bukit Rambai dengan level 105 dan Bandaraya Melaka 107. Sedangkan di Johor kondisi udara juga tercemar di Segamat dengan level API 107, Batu Pahat 102 dan Tangkak 134.

Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) mengatakan kondisi kering diperkirakan akan bertahan di banyak daerah di wilayah ASEAN wilayah selatan, termasuk Sumatra dan Kalimantan.

“Kelompok-kelompok hotspot yang terus-menerus terus terdeteksi di bagian tengah dan selatan Sumtera, khususnya di provinsi Riau, Jambi, dan Sumatra Selatan," kata ASMC.

"Kabut asap sedang hingga padat terpantau berasal dari titik-titik panas ini, dan beberapa kabut asap telah ditiup oleh angin yang bertiup ke Semenanjung Malaysia dan Singapura," lanjut ASMC.

ASMC menambahkan bahwa di Kalimantan, banyak daerah di Kalimantan Barat, Tengah, dan Selatan terus diselimuti kabut asap sedang hingga pekat yang dipancarkan dari titik yang terdeteksi di sana.

Pada hari Kamis, Menteri Energi, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia; Yeo Bee Yin, mengatakan bahwa Perdana Menteri Mahathir Mohamad akan menulis surat kepada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas kebakaran hutan.

"Saya telah membahas hal ini dengan Perdana Menteri dan dia telah setuju untuk menulis surat kepada Presiden Jokowi untuk menarik perhatiannya terhadap masalah kabut asap lintas batas," kata Yeo.

"Kantor Mahathir sedang mempersiapkan surat tersebut dan akan segera dikirim," lanjut dia dalam sebuah pernyataan.

Reaksi Indonesia


Pemerintah Indonesia pada hari Jumat menolak keluhan Malaysia tentang kabut asap di negara itu yang diklaim berasal dari kebakaran hutan di seberang perbatasan. Menuru pihak Indonesia, api juga berkobar di beberapa bagian Malaysia dan di perkebunan milik Malaysia yang ada di Indonesia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengatakan dia merasa Malaysia belum melukiskan gambar objektif dari kebakaran lahan yang terjadi di sebagian pulau Sumatra dan Kalimantan Indonesia selama lebih dari sebulan.

Menteri Siti mengatakan kabut asap dari kebakaran di Indonesia mungkin telah melintas ke Malaysia. Namun, kata dia, kebakaran lahan juga terdeteksi minggu lalu di Negara Bagian Sarawak, Malaysia di Kalimantan dan Semenanjung Malaysia juga berkontribusi terhadap kualitas udara yang memburuk di sana.

"Saya hanya meminta mereka (Malaysia) bersikap objektif dan berurutan dalam analisis data mereka," katanya kepada Reuters. Komentar Siti menanggapi pernyataan Kuala Lumpur bahwa mereka menggunakan data terkini dari ASMC.
(mas)
Berita Terkait
Tua-tua Keladi, Mahathir...
Tua-tua Keladi, Mahathir Mohamad Bentuk Parti Pejuang Tanah Air
Masuk Rumah Sakit, Mahathir...
Masuk Rumah Sakit, Mahathir Mohammad Lakukan Pemeriksaan Medis dan Observasi
Mantan PM Malaysia Najib...
Mantan PM Malaysia Najib Razak Terbebas dari Jeratan Korupsi
Mahathir Mohamad Dikeluarkan...
Mahathir Mohamad Dikeluarkan dari Partainya Sendiri
Mahathir: Pemimpin Partai...
Mahathir: Pemimpin Partai Pribumi Bersatu Berpaling dari Janji Mereka
Diusir Partainya Sendiri,...
Diusir Partainya Sendiri, Mahathir Melawan
Berita Terkini
Masa Depan Jet Rafale...
Masa Depan Jet Rafale Makin Suram setelah Ditembak Jatuh Pakistan
35 menit yang lalu
Agama Warga Negara Pakistan...
Agama Warga Negara Pakistan dan Persentasenya, Berpotensi jadi Populasi Islam Terbesar Dunia
44 menit yang lalu
Siapa Ayesha Farooq?...
Siapa Ayesha Farooq? Pilot Jet Tempur Perempuan Pertama Pakistan yang Jadi Pahlawan
1 jam yang lalu
3 Tanda Kemenangan Pakistan...
3 Tanda Kemenangan Pakistan dari India yang Menggemparkan, Salah Satunya Keberhasilan Operasi
1 jam yang lalu
Kim Jong-un Awasi Latihan...
Kim Jong-un Awasi Latihan Tempur Pasukan Korut, Tegaskan Kesiapan Perang Modern
2 jam yang lalu
PM Pakistan Umumkan...
PM Pakistan Umumkan Keberhasilan Operasi Melawan India, 10 Mei Jadi Hari Perayaan
2 jam yang lalu
Infografis
Kapasitas Pembangkit...
Kapasitas Pembangkit Listrik Panas Bumi Indonesia Bisa Salip AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved