AS Izinkan Polandia Borong 32 Jet Tempur Siluman F-35
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan izin atau persetujuan kepada Polandia untuk membeli 32 unit pesawat jet tempur siluman generasi kelima F-35 .
Persetujuan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri Amerika ini menjadikan Polandia sebagai pelanggan militer asing ke-13 yang memborong pesawat tempur termahal tersebut.
Dalam pengumumannya hari Rabu, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan bahwa Warsawa telah disetujui untuk menerima 32 pesawat F-35A Lightning II buatan Lockheed Martin dengan dukungan dan peralatan terkait. Biaya pembelian puluhan pesawat tempur canggih ini diperkirakan mencapai USD6,5 miliar.
"Penjualan F-35A Lightning II Joint Strike Fighter ke Polandia akan memberikan sekutu utama NATO dengan pesawat tempur paling canggih di dunia, meningkatkan kemampuannya untuk memberikan pertahanan kolektif dan pertahanan diri, dan mengurangi ketergantungannya pada warisan peralatan Rusia," kata Departemen Laur Negeri dalam rilis Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), badan yang bernaung di Departemen Pertahanan Amerika.
"F-35 akan berkontribusi pada tujuan Polandia memodernisasi kemampuan militernya sambil terus meningkatkan interoperabilitas dengan Amerika Serikat, anggota NATO, dan sekutu lainnya," lanjut rilis tersebut, seperti dikutip Military.com, Kamis (12/9/2019).
Polandia secara resmi diminta untuk membeli F-35 pada bulan Mei. Bulan berikutnya, Korps Marinir F-35B melakukan flyover di atas Gedung Putih ketika Presiden Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda menyaksikannya.
Persetujuan Washington ini menggarisbawahi kesediaan Amerika Serikat untuk bekerja dengan Polandia guna mengganti armada Sukhoi Su-22 dan MiG-29 dengan pesawat tempur generasi ke-5 buatan Amerika.
"Ini adalah langkah penting dalam proses akuisisi dan untuk mencapai tujuan Polandia untuk pengiriman pesawat pertama mereka pada 2024," kata juru bicara Lockheed Martin Mike Friedman dalam sebuah pernyataan.
"F-35 akan membawa kemampuan (pesawat) generasi kelima ke Angkatan Udara Polandia yang memberikan tingkat mematikan, kemampuan bertahan hidup dan konektivitas yang tidak tertandingi kepada Angkatan Bersenjata Polandia dan memungkinkan interoperabilitas lanjutan dengan operator F-35 NATO lainnya," ujar Friedman.
Pada Agustus, sekelompok senator Partai Republik mendesak Departemen Pertahanan untuk memperluas program F-35 Joint Strike Fighter yang dipimpin AS dengan tambahan penjualan asing untuk menciptakan koalisi sekutu yang lebih kuat.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada Menteri Pertahanan Mark Esper pada 6 Agustus, Senator Partai Republik Marco Rubio asal Florida dan Pat Toomey asal Pennsylvania mengatakan AS akan mendapat manfaat dengan memiliki lebih banyak F-35 di jalur penerbangan di seluruh dunia.
Seruan anggota parlemen untuk ekspansi muncul tak lama setelah Pentagon kehilangan salah satu negara mitra F-35 NATO-nya, yakni Turki.
Departemen Pertahanan secara resmi membuat Turki tidak berpartisipasi dalam program tersebut pada bulan Juli karena Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Meski Turki secara resmi dikeluarkan dari program F-35, pembatalan kontrak pembelian pesawat canggih itu baru diputuskan pada awal 2020.
Persetujuan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri Amerika ini menjadikan Polandia sebagai pelanggan militer asing ke-13 yang memborong pesawat tempur termahal tersebut.
Dalam pengumumannya hari Rabu, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan bahwa Warsawa telah disetujui untuk menerima 32 pesawat F-35A Lightning II buatan Lockheed Martin dengan dukungan dan peralatan terkait. Biaya pembelian puluhan pesawat tempur canggih ini diperkirakan mencapai USD6,5 miliar.
"Penjualan F-35A Lightning II Joint Strike Fighter ke Polandia akan memberikan sekutu utama NATO dengan pesawat tempur paling canggih di dunia, meningkatkan kemampuannya untuk memberikan pertahanan kolektif dan pertahanan diri, dan mengurangi ketergantungannya pada warisan peralatan Rusia," kata Departemen Laur Negeri dalam rilis Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA), badan yang bernaung di Departemen Pertahanan Amerika.
"F-35 akan berkontribusi pada tujuan Polandia memodernisasi kemampuan militernya sambil terus meningkatkan interoperabilitas dengan Amerika Serikat, anggota NATO, dan sekutu lainnya," lanjut rilis tersebut, seperti dikutip Military.com, Kamis (12/9/2019).
Polandia secara resmi diminta untuk membeli F-35 pada bulan Mei. Bulan berikutnya, Korps Marinir F-35B melakukan flyover di atas Gedung Putih ketika Presiden Donald Trump dan Presiden Polandia Andrzej Duda menyaksikannya.
Persetujuan Washington ini menggarisbawahi kesediaan Amerika Serikat untuk bekerja dengan Polandia guna mengganti armada Sukhoi Su-22 dan MiG-29 dengan pesawat tempur generasi ke-5 buatan Amerika.
"Ini adalah langkah penting dalam proses akuisisi dan untuk mencapai tujuan Polandia untuk pengiriman pesawat pertama mereka pada 2024," kata juru bicara Lockheed Martin Mike Friedman dalam sebuah pernyataan.
"F-35 akan membawa kemampuan (pesawat) generasi kelima ke Angkatan Udara Polandia yang memberikan tingkat mematikan, kemampuan bertahan hidup dan konektivitas yang tidak tertandingi kepada Angkatan Bersenjata Polandia dan memungkinkan interoperabilitas lanjutan dengan operator F-35 NATO lainnya," ujar Friedman.
Pada Agustus, sekelompok senator Partai Republik mendesak Departemen Pertahanan untuk memperluas program F-35 Joint Strike Fighter yang dipimpin AS dengan tambahan penjualan asing untuk menciptakan koalisi sekutu yang lebih kuat.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada Menteri Pertahanan Mark Esper pada 6 Agustus, Senator Partai Republik Marco Rubio asal Florida dan Pat Toomey asal Pennsylvania mengatakan AS akan mendapat manfaat dengan memiliki lebih banyak F-35 di jalur penerbangan di seluruh dunia.
Seruan anggota parlemen untuk ekspansi muncul tak lama setelah Pentagon kehilangan salah satu negara mitra F-35 NATO-nya, yakni Turki.
Departemen Pertahanan secara resmi membuat Turki tidak berpartisipasi dalam program tersebut pada bulan Juli karena Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 Rusia.
Meski Turki secara resmi dikeluarkan dari program F-35, pembatalan kontrak pembelian pesawat canggih itu baru diputuskan pada awal 2020.
(mas)