Langgar Perjanjian Nuklir, Iran Aktifkan Sentrifugal Canggih

Sabtu, 07 September 2019 - 23:39 WIB
Langgar Perjanjian Nuklir,...
Langgar Perjanjian Nuklir, Iran Aktifkan Sentrifugal Canggih
A A A
TEHERAN - Iran mulai menyuntikkan gas ke sentrifugal canggih untuk meningkatkan persediaan uranium yang diperkaya. Langkah ini merupakan pelanggaran perjanjian nuklir multilateral 2015.

Teheran memperingatkan bahwa waktu semakin habis bagi penandatangan lain untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tersebut.

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi, pada hari Sabtu (7/9/2019), mengumumkan pengaktifan sentrifugal canggih di fasilitas pengayaan uranium di Natanz. Itu merupakan langkah ketiga Teheran dalam mengurangi komitmennya di bawah pakta JCPOA yang terancam runtuh setelah penarikan sepihak Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu.

JCPOA diteken tahun 2015 oleh Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China). Perjanjian itu mengamanatkan pengekangan program nuklir Iran termasuk pembatasan pengayaan uranium dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Namun, langkah sepihak AS yang keluar dari JCPOA membuat nasib perjanjian multilateral itu di ujung tanduk.

Tak hanya "mengkhianati" JCPOA, AS juga memberlakukan kembali rentetan sanski keras terhadap negara para Mullah yang sebelumnya dicabut di era Barack Obama.

"Kami telah mulai mengangkat batasan pada penelitian dan pengembangan kami yang diberlakukan oleh kesepakatan...itu akan mencakup pengembangan sentrifugal yang lebih cepat dan maju," kata Kamalvandi.

"Kapasitas mesin-mesin ini jauh lebih banyak daripada mesin-mesin sebelumnya. Ini dimulai pada kemarin (Jumat)," ujarnya. "Semua langkah ini dapat dibalik jika pihak lain memenuhi janjinya."

Dalam dua langkah sebelumnya, Iran telah mengurangi komitmennya terhadap JCPOA dan bersumpah bertindak lebih lanjut kecuali penandatanganan pakta dari pihak Eropa berbuat lebih banyak untuk melindungi ekonomi Teheran.

"Sejauh pihak lain tidak melaksanakan komitmen mereka, mereka seharusnya tidak mengharapkan Iran untuk memenuhi komitmennya," kata Kamalvandi, yang menambahkan bahwa Iran memiliki kemampuan untuk melampaui pengayaan uranium 20 persen.

Menurut analis, 20 persen hanyalah langkah teknis pendek dari pengayaan 90 persen, yang merupakan pengayaan uranium untuk level senjata.

Selama konferensi pers, seperti dikutip Al Jazeera, Kamalvandi memperingatkan beberapa kali bahwa Iran dengan cepat mendekati titik yang berarti penarikan penuh dari kesepakatan JCPOA.

"Persediaan (uranium) kami meningkat dengan cepat, kami berharap mereka akan sadar," katanya.

Tetapi, Kamalvandi mengatakan Iran akan mengizinkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk terus memantau program nuklirnya, seperti yang telah dilakukan berdasarkan perjanjian tahun 2015 tersebut.

"Mengenai pemantauan dan akses IAEA (diizinkan)...sehingga semuanya jelas komitmen (Iran) mengenai transparansi akan diikuti seperti sebelumnya," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1201 seconds (0.1#10.140)