Trio Eropa Tolak Pengaktifkan Klausul 'Snapback' Oleh AS

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 06:26 WIB
loading...
Trio Eropa Tolak Pengaktifkan...
Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
LONDON - Amerika Serikat (AS) telah keluar dari perjanjian nuklir Iran dan karena itu tidak memiliki hak untuk menuntut pemulihan kembali (snapback) sanksi PBB terhadap Teheran . Hal itu dikatakan menteri luar negeri dari tiga negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian nuklir Iran (JCPOA) dalam menanggapi manuver terbaru Washington.

"Prancis, Jerman, dan Inggris, yang disebut E3, mencatat bahwa Amerika Serikat belum menjadi anggota JCPOA sejak penarikan mereka dari perjanjian pada 8 Mei 2018," kata Menteri Luar Negeri tiga negara sekutu AS itu; Jean-Yves Le Drian (Prancis), Heiko Maas (Jerman) dan Dominic Raab (Inggris) dalam sebuah pernyataan.

"Oleh karena itu, E3 tidak dapat mendukung permintaan AS agar sanksi PBB terhadap Iran diberlakukan kembali, karena hal itu tidak konsisten dengan upaya mereka saat ini untuk mengimplementasikan kesepakatan," trio itu menambahkan seperti dilansir dari Russia Today, Jumat (21/8/2020).

JCPOA adalah singkatan dari Joint Comprehensive Plan of Action, nama yang diberikan untuk perjanjian nuklir 2015 yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Obama, yang disahkan oleh kelima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman.

Mengutip Resolusi DK PBB 2231, yang mengkodifikasi kesepakatan itu, utusan AS untuk PBB Kelly Craft secara resmi meminta "pembatalan" sanksi pada hari Kamis, menuduh Iran tidak mematuhi kesepakatan secara signifikan. Namun, China sebelumnya telah menunjukkan bahwa AS tidak memenuhi syarat untuk membuat permintaan itu, karena keluar dari perjanjian itu secara sepihak. Pernyataan E3 menunjukkan bahwa Eropa berbagi sikap Beijing tentang masalah ini.(Baca: AS Bersiap Pulihkan Seluruh Sanksi Terhadap Iran )

Pernyataan E3 datang selama konferensi pers yang disampaikan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di PBB, menyatakan dengan yakin bahwa aturan Dewan Keamanan terang-terangan dan akan mengarah pada pemulihan sanksi.(Baca: Resmi, AS Aktifkan Klausul 'Snapback' Perjanjian Nuklir 2015 )
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
China Upgrade Besar-besaran...
China Upgrade Besar-besaran Pangkalan di Laut China Selatan, Terlihat Pesawat Pengebom H-6K
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Bersitegang, Aljazair...
Bersitegang, Aljazair Usir 12 Pejabat Prancis
Presiden Prancis Akan...
Presiden Prancis Akan Akui Negara Palestina, Putra PM Israel: Persetan Denganmu!
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
Megawati Nonton Drama...
Megawati Nonton Drama Teater Sejarah Soekarno dan Imam Al Bukhari di Gedung Kesenian Jakarta
Raja Charles III Sewot...
Raja Charles III Sewot Diteriaki Nama Putri Diana, Langsung Beri Tatapan Tajam
Terus Dorong Akses Crypto...
Terus Dorong Akses Crypto untuk Semua
Berita Terkini
9 Aturan Aneh Putri...
9 Aturan Aneh Putri Leonor sebagai Penerus Takhta Kerajaan Spanyol
1 jam yang lalu
Mantan Panglima Militer...
Mantan Panglima Militer Israel Ini Sebut PM Netanyahu Adalah Musuh Zionis
2 jam yang lalu
Siapa Anwar Sadat? Presiden...
Siapa Anwar Sadat? Presiden Mesir yang Mengakui Israel tapi Dimusuhi Rakyatnya Sendiri
3 jam yang lalu
Mampukah PM Singapura...
Mampukah PM Singapura Lawrence Wong Lepas dari Bayang-bayang Dinasti Lee Kuan Yew?
5 jam yang lalu
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
8 jam yang lalu
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
9 jam yang lalu
Infografis
Balas Dendam ke AS,...
Balas Dendam ke AS, China Naikkan Tarif Impor Jadi 125%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved