Seberangi Selat, Kawanan Babi Hutan Indonesia Invasi Malaysia
A
A
A
MELAKA - Kawanan babi hutan asal Sumatra, Indonesia, diklaim menyeberangi selat dan menginvasi Pulau Besar, Melaka, Malaysia. Otoritas Melaka telah mengerahkan tiga penembak untuk menyelamatkan Pulau Besar dari invasi kawanana satwa tersebut.
Pulau Besar, yang terletak 15 km dari lepas pantai Melaka, dikenal sebagai pulau religius dan sarat mitos. Pulau itu disebut-sebut sebagai pintu masuk pertama penyebar agama Islam ke Malaysia. Ada kuburan kuno di pulau itu yang ramai peziarah.
Laporan invasi kawanan babi hutan dari Sumatra itu dilaporkan para nelayan Malaysia. Mereka mengaku melihat kawanan babi hutan berenang menyeberangi perairan pada malam hari.
Departemen Margasatwa dan Taman Nasional yang bertanggung jawab untuk menangani invasi satwa telah bertindak.
Ketua Komite Pertanian dan Pengembangan Enterpreneur Berbasis Agro Melaka, Norhizam Hassan Baktee mengatakan kepada The Star bahwa tiga penembak tajam dikerahkan ke pulau itu untuk berurusan dengan kawanan babi hutan.
"Pulau mistis Pulau Besar di sini telah menyaksikan kerusakan luas dari 'migrasi' puluhan babi hutan, termasuk anak babi," katanya kepada surat kabar Malaysia, Kamis (5/9/2019).
Norhizam mengatakan para nelayan melaporkan penampakan di sepanjang garis pantai Melaka hampir setiap malam.
"Pulau Besar tampaknya menjadi titik pendaratan bagi babi hutan sebelum mereka menyeberang ke daerah yang dekat dengan Ujong Pasir di daratan dan daerah pesisir lainnya," katanya.
Dia mengatakan jumlah babi hutan bisa melebihi jumlah manusia di Pulau Besar jika situasinya tidak terkendali.
Pulau Besar, yang terletak 15 km dari lepas pantai Melaka, dikenal sebagai pulau religius dan sarat mitos. Pulau itu disebut-sebut sebagai pintu masuk pertama penyebar agama Islam ke Malaysia. Ada kuburan kuno di pulau itu yang ramai peziarah.
Laporan invasi kawanan babi hutan dari Sumatra itu dilaporkan para nelayan Malaysia. Mereka mengaku melihat kawanan babi hutan berenang menyeberangi perairan pada malam hari.
Departemen Margasatwa dan Taman Nasional yang bertanggung jawab untuk menangani invasi satwa telah bertindak.
Ketua Komite Pertanian dan Pengembangan Enterpreneur Berbasis Agro Melaka, Norhizam Hassan Baktee mengatakan kepada The Star bahwa tiga penembak tajam dikerahkan ke pulau itu untuk berurusan dengan kawanan babi hutan.
"Pulau mistis Pulau Besar di sini telah menyaksikan kerusakan luas dari 'migrasi' puluhan babi hutan, termasuk anak babi," katanya kepada surat kabar Malaysia, Kamis (5/9/2019).
Norhizam mengatakan para nelayan melaporkan penampakan di sepanjang garis pantai Melaka hampir setiap malam.
"Pulau Besar tampaknya menjadi titik pendaratan bagi babi hutan sebelum mereka menyeberang ke daerah yang dekat dengan Ujong Pasir di daratan dan daerah pesisir lainnya," katanya.
Dia mengatakan jumlah babi hutan bisa melebihi jumlah manusia di Pulau Besar jika situasinya tidak terkendali.
(mas)