Tegang dengan Iran, Inggris Pertimbangkan Kerahkan Drone Reaper ke Teluk
A
A
A
LONDON - Inggris sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan drone Reaper ke Teluk Persia untuk membantu kapal perangnya mengawal kapal-kapal tanker minyak berbendera Inggris melewati Selat Hormuz. Rencana itu muncul di tengah ketegangan dengan Iran yang memanas di perairan tersebut.
Komodor Dean Bassett, perwira paling senior Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang ditugaskan di Teluk Persia, mengatakan bahwa Inggris akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaiannya di Teluk Persia.
"Ancaman langsung terhadap kapal-kapal dagang Inggris itu masih berdiri. Kami tidak melihat ada yang menunjukkan bahwa Iran akan mematuhi kewajiban internasionalnya," katanya, kepada Sky News, Senin (2/9/2019).
"Ketika kita menyerukan Iran untuk mematuhi kewajiban internasionalnya, Angkatan Laut Kerajaan—pelaut saya, Marinir saya dan kapal-kapal di bawah komando saya—benar-benar siap untuk melindungi dan membela kapal dagang Inggris di teater ini," ujarnya.
Menurutnya, Inggris dapat memindahkan drone-drone Reaper yang berbasis di Kuwait ke Teluk Persia. Pesawat-pesawat nirawak itu telah digunakan Inggris untk misi memerangi kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak.
Kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Montrose, telah menghadapi 115 konfrontasi dengan pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teluk Persia sejak awal Juli. Kapten kapal, Will King, 41, mengungkap hitungan konfrontasi tersebut.
King mengatakan militer Iran telah menguji HMS Montrose hampir setiap hari dengan pesawat serang cepat dan drone yang dikerahkan sedekat 200 meter untuk mengintimidasi kapalnya.
"Teheran memendam niat terus-menerus untuk mengganggu atau mengganggu kepentingan Inggris di wilayah tersebut," katanya.
Personel IRGC Iran telah menggencarkan pesan agresif melalui radio kepada para personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Pasukan IRGC juga mengejek kapal fregat Tipe 23 tersebut setelah kapal perang itu gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero yang berbendera Inggris enam minggu lalu.
Lebih lanjut laporan media Inggris juga mengungkap bahwa pasukan IRGC Iran menembakkan sistem pertahanan pantai mereka dan menargetkan rudal jelajah ke arah kapal HMS Montrose.
King mengakui dia dan kru kapal perang HMS Montrose gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero karena datang terlambat 45 menit di perairan teritorial. Meski masih melihat kapal tanker minyak tersebut, King dan krunya secara hukum tidak bisa mengejar kapal tanker yang sudah memasuki perairan teritorial Iran.
Komodor Dean Bassett, perwira paling senior Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang ditugaskan di Teluk Persia, mengatakan bahwa Inggris akan meningkatkan kemampuan intelijen, pengawasan dan pengintaiannya di Teluk Persia.
"Ancaman langsung terhadap kapal-kapal dagang Inggris itu masih berdiri. Kami tidak melihat ada yang menunjukkan bahwa Iran akan mematuhi kewajiban internasionalnya," katanya, kepada Sky News, Senin (2/9/2019).
"Ketika kita menyerukan Iran untuk mematuhi kewajiban internasionalnya, Angkatan Laut Kerajaan—pelaut saya, Marinir saya dan kapal-kapal di bawah komando saya—benar-benar siap untuk melindungi dan membela kapal dagang Inggris di teater ini," ujarnya.
Menurutnya, Inggris dapat memindahkan drone-drone Reaper yang berbasis di Kuwait ke Teluk Persia. Pesawat-pesawat nirawak itu telah digunakan Inggris untk misi memerangi kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak.
Kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Inggris, HMS Montrose, telah menghadapi 115 konfrontasi dengan pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran di Teluk Persia sejak awal Juli. Kapten kapal, Will King, 41, mengungkap hitungan konfrontasi tersebut.
King mengatakan militer Iran telah menguji HMS Montrose hampir setiap hari dengan pesawat serang cepat dan drone yang dikerahkan sedekat 200 meter untuk mengintimidasi kapalnya.
"Teheran memendam niat terus-menerus untuk mengganggu atau mengganggu kepentingan Inggris di wilayah tersebut," katanya.
Personel IRGC Iran telah menggencarkan pesan agresif melalui radio kepada para personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Pasukan IRGC juga mengejek kapal fregat Tipe 23 tersebut setelah kapal perang itu gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero yang berbendera Inggris enam minggu lalu.
Lebih lanjut laporan media Inggris juga mengungkap bahwa pasukan IRGC Iran menembakkan sistem pertahanan pantai mereka dan menargetkan rudal jelajah ke arah kapal HMS Montrose.
King mengakui dia dan kru kapal perang HMS Montrose gagal mencegah perampasan kapal tanker minyak Stena Impero karena datang terlambat 45 menit di perairan teritorial. Meski masih melihat kapal tanker minyak tersebut, King dan krunya secara hukum tidak bisa mengejar kapal tanker yang sudah memasuki perairan teritorial Iran.
(mas)