Serangan Udara Hantam Penjara Yaman, 100 Orang Dilaporkan Tewas
A
A
A
SANAA - Rentetan serangan udara menghantam sebuah penjara di Yaman. Palang Merah Internasional (IRC) melaporkan korban tewas tercatat sedikitnya 100 orang.
IRC menuding serangan udara dilakukan oleh Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. Serangan terjadi hari Minggu dan dianggap sebagai serangan paling mematikan di Yaman pada tahun ini.
Fasilitas penjara yang diserang berada di Kota Dhamar. Fasilitas itu menampung sekitar 170 tahanan.
"Kami memperkirakan lebih dari 100 orang tewas," kata kepala IRC di Yaman, Franz Rauchenstein, kepada AFP, yang dilansir Senin (2/9/2019). Rauchenstein mengatakan bahwa tim penyelamat sedang menyisir puing-puing bangunan untuk mencari korban selamat, tetapi peluang mereka untuk berhasil sangat kecil.
Sebelumnya, IRC mengirim tim medis ke lokasi serangan dengan membawa pasokan medis untuk merawat 100 orang dan menyediakan 200 kantong mayat.
"Peristiwa hari ini adalah sebuah tragedi. Harga manusia dari perang ini tidak tertahankan. Kami memintanya untuk berhenti," kata Martin Griffiths, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman."Saya berharap Koalisi akan meluncurkan penyelidikan atas insiden ini. Akuntabilitas perlu."
Sementara itu, Koalisi Arab yang telah melancarkan serangan udara melawan pemberontak Houthi selama empat tahun terakhir, mengklaim bahwa pihaknya menargetkan fasilitas militer pemberontak. "Sesuai dengan hukum humaniter internasional," kata koalisi.
Serangan hari Minggu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom berada di Yordania dalam sebuah misi untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik Yaman. Swedia telah berperan sebagai mediator dalam konflik tersebut sejak kesepakatan damai yang diperantarai PBB ditandatangani di Stockholm Desember lalu.
IRC menuding serangan udara dilakukan oleh Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. Serangan terjadi hari Minggu dan dianggap sebagai serangan paling mematikan di Yaman pada tahun ini.
Fasilitas penjara yang diserang berada di Kota Dhamar. Fasilitas itu menampung sekitar 170 tahanan.
"Kami memperkirakan lebih dari 100 orang tewas," kata kepala IRC di Yaman, Franz Rauchenstein, kepada AFP, yang dilansir Senin (2/9/2019). Rauchenstein mengatakan bahwa tim penyelamat sedang menyisir puing-puing bangunan untuk mencari korban selamat, tetapi peluang mereka untuk berhasil sangat kecil.
Sebelumnya, IRC mengirim tim medis ke lokasi serangan dengan membawa pasokan medis untuk merawat 100 orang dan menyediakan 200 kantong mayat.
"Peristiwa hari ini adalah sebuah tragedi. Harga manusia dari perang ini tidak tertahankan. Kami memintanya untuk berhenti," kata Martin Griffiths, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Yaman."Saya berharap Koalisi akan meluncurkan penyelidikan atas insiden ini. Akuntabilitas perlu."
Sementara itu, Koalisi Arab yang telah melancarkan serangan udara melawan pemberontak Houthi selama empat tahun terakhir, mengklaim bahwa pihaknya menargetkan fasilitas militer pemberontak. "Sesuai dengan hukum humaniter internasional," kata koalisi.
Serangan hari Minggu terjadi ketika Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom berada di Yordania dalam sebuah misi untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik Yaman. Swedia telah berperan sebagai mediator dalam konflik tersebut sejak kesepakatan damai yang diperantarai PBB ditandatangani di Stockholm Desember lalu.
(mas)