Inggris Ajak Prancis dan Jerman Gabung Patroli Selat Hormuz
A
A
A
LONDON - Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, akan meminta lebih banyak dukungan internasional untuk melindungi pengiriman di Selat Hormuz. Permintaan itu akan diajukannya saat bertemu dengan koleganya dari Prancis dan Jerman pada Jumat malam waktu setempat.
Bulan lalu, Iran menyita tanker minyak berbendera Inggris di Selat Hormuz. Aksi itu dilakukan sebagai balasan atas penyitaan kapal tanker Iran oleh Inggris di Gibraltar karena dituduh melanggar sanksi Uni Eropa dengan membawa minyak ke Suriah.
Pada awal Agustus, Inggris menjadi negara pertama yang bergabung dengan inisiatif keamanan maritim Amerika Serikat (AS) yang bertugas melindungi kapal dagang yang melewati Selat Hormuz.
Australia dan Bahrain sejak itu juga bergabung dengan inisiatif ini. Namun Jerman dan Prancis terus menolak untuk ambil bagian, di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat meningkatkan kemungkinan konflik terbuka dengan Iran.
"Kami membutuhkan dukungan internasional seluas mungkin untuk mengatasi ancaman terhadap pelayaran internasional di Selat Hormuz," kata Raab dalam sebuah pernyataan sebelum menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Eropa di Helsinki seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (30/8/2019).
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kemungkinan operasi pertahanan maritim Eropa yang terpisah akan dibahas di Helsinki, meskipun menteri luar negerinya, Heiko Maas, sebelumnya mengakui akan lambat untuk turun dari lapangan.
Sementara Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa ia akan mendukung "kehadiran dissuasive" yang dipimpin UE.
Pekan lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan saluran perairan internasional itu akan kurang aman jika ekspor minyak negaranya menghadapi sanksi penuh.
Raab menegaskan kembali komitmen Inggris, bersama Jerman dan Prancis, atas perjanjian nuklir 2015 yang ditarik Presiden AS Donald Trump tahun lalu untuk kemudian memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
"Kesepakatan nuklir adalah satu-satunya kesepakatan di atas meja yang mencegah Iran dari mendapatkan senjata nuklir dan kami akan terus bekerja sama untuk mendorong Iran menegakkan perjanjian secara penuh," kata Raab.
Kesepakatan 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia, dicapai di bawah mantan Presiden AS Barack Obama, yang bertujuan untuk mengekang program pengayaan uranium Iran yang disengketakan dengan imbalan pencabutan banyak sanksi internasional terhadap Teheran.
Bulan lalu, Iran menyita tanker minyak berbendera Inggris di Selat Hormuz. Aksi itu dilakukan sebagai balasan atas penyitaan kapal tanker Iran oleh Inggris di Gibraltar karena dituduh melanggar sanksi Uni Eropa dengan membawa minyak ke Suriah.
Pada awal Agustus, Inggris menjadi negara pertama yang bergabung dengan inisiatif keamanan maritim Amerika Serikat (AS) yang bertugas melindungi kapal dagang yang melewati Selat Hormuz.
Australia dan Bahrain sejak itu juga bergabung dengan inisiatif ini. Namun Jerman dan Prancis terus menolak untuk ambil bagian, di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat meningkatkan kemungkinan konflik terbuka dengan Iran.
"Kami membutuhkan dukungan internasional seluas mungkin untuk mengatasi ancaman terhadap pelayaran internasional di Selat Hormuz," kata Raab dalam sebuah pernyataan sebelum menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Eropa di Helsinki seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (30/8/2019).
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kemungkinan operasi pertahanan maritim Eropa yang terpisah akan dibahas di Helsinki, meskipun menteri luar negerinya, Heiko Maas, sebelumnya mengakui akan lambat untuk turun dari lapangan.
Sementara Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa ia akan mendukung "kehadiran dissuasive" yang dipimpin UE.
Pekan lalu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan saluran perairan internasional itu akan kurang aman jika ekspor minyak negaranya menghadapi sanksi penuh.
Raab menegaskan kembali komitmen Inggris, bersama Jerman dan Prancis, atas perjanjian nuklir 2015 yang ditarik Presiden AS Donald Trump tahun lalu untuk kemudian memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
"Kesepakatan nuklir adalah satu-satunya kesepakatan di atas meja yang mencegah Iran dari mendapatkan senjata nuklir dan kami akan terus bekerja sama untuk mendorong Iran menegakkan perjanjian secara penuh," kata Raab.
Kesepakatan 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia, dicapai di bawah mantan Presiden AS Barack Obama, yang bertujuan untuk mengekang program pengayaan uranium Iran yang disengketakan dengan imbalan pencabutan banyak sanksi internasional terhadap Teheran.
(ian)