Kapal China Kembali Masuki Zona Ekonomi Eksklusif Vietnam
A
A
A
HANOI - Data pelacakan kapal menunjukkan sebuah kapal survei China kembali ke zona ekonomi eksklusif Vietnam di lepas pantai pada hari Selasa (13/8/2019). Kejadian ini terjadi kurang dari seminggu setelah meninggalkan daerah di mana kapal-kapal dari kedua negara terkunci dalam kebuntuan selama sebulan.
Haiyang Dizhi 8 pertama kali memasuki zona itu di bawah pengawalan penjaga pantai China pada bulan Juli. Kapal tersebut tampaknya melakukan survei seismik perairan yang merupakan titik konflik global yang potensial ketika Amerika Serikat (AS) menantang klaim maritim China.
Kapal survei, yang menurut Vietnam meninggalkan daerah itu pada 7 Agustus, sekarang kembali ke zona di bawah pengawalan dari setidaknya dua kapal Penjaga Pantai China, menurut data dari Marine Traffic, sebuah situs web yang melacak pergerakan kapal yang disitir Reuters.
Data menunjukkan sejak terjadinya kebuntuan, kapal penjaga pantai China juga telah beroperasi di dalam blok minyak Vietnam di mana rig yang disewa oleh raksasa minyak Rusia Rosneft telah melakukan pengeboran.
Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Bulan lalu, Vietnam menuduh kapal survei China dan pengawalnya melakukan kegiatan ilegal di zona ekonomi dan landas kontinen Vietnam. Merekan lantas menuntut China untuk menarik kapalnya.
Setelah meninggalkan daerah itu, kapal survei berlabuh di Fiery Cross Reef, sebuah pulau buatan yang dikendalikan oleh China dan dibangun di atas terumbu karang Laut China Selatan yang diklaim oleh Vietnam dan Filipina.
Kebuntuan telah memicu sentimen anti-Cina di Vietnam, di mana ketegangan sebelumnya antara Beijing dan Hanoi mengenai perairan yang disengketakan telah memicu protes.
Polisi pekan lalu membubarkan protes singkat di luar kedutaan besar China di Hanoi terhadap operasi kapal survei dan pengawalnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengkritik “pemaksaan” China di Laut China Selatan yang disengketakan, sementara diplomat top Beijing, Wang Yi, mengatakan bulan lalu bahwa masalah maritim yang melibatkan Vietnam seharusnya tidak mengganggu hubungan dua arah.
Haiyang Dizhi 8 pertama kali memasuki zona itu di bawah pengawalan penjaga pantai China pada bulan Juli. Kapal tersebut tampaknya melakukan survei seismik perairan yang merupakan titik konflik global yang potensial ketika Amerika Serikat (AS) menantang klaim maritim China.
Kapal survei, yang menurut Vietnam meninggalkan daerah itu pada 7 Agustus, sekarang kembali ke zona di bawah pengawalan dari setidaknya dua kapal Penjaga Pantai China, menurut data dari Marine Traffic, sebuah situs web yang melacak pergerakan kapal yang disitir Reuters.
Data menunjukkan sejak terjadinya kebuntuan, kapal penjaga pantai China juga telah beroperasi di dalam blok minyak Vietnam di mana rig yang disewa oleh raksasa minyak Rusia Rosneft telah melakukan pengeboran.
Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Bulan lalu, Vietnam menuduh kapal survei China dan pengawalnya melakukan kegiatan ilegal di zona ekonomi dan landas kontinen Vietnam. Merekan lantas menuntut China untuk menarik kapalnya.
Setelah meninggalkan daerah itu, kapal survei berlabuh di Fiery Cross Reef, sebuah pulau buatan yang dikendalikan oleh China dan dibangun di atas terumbu karang Laut China Selatan yang diklaim oleh Vietnam dan Filipina.
Kebuntuan telah memicu sentimen anti-Cina di Vietnam, di mana ketegangan sebelumnya antara Beijing dan Hanoi mengenai perairan yang disengketakan telah memicu protes.
Polisi pekan lalu membubarkan protes singkat di luar kedutaan besar China di Hanoi terhadap operasi kapal survei dan pengawalnya.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengkritik “pemaksaan” China di Laut China Selatan yang disengketakan, sementara diplomat top Beijing, Wang Yi, mengatakan bulan lalu bahwa masalah maritim yang melibatkan Vietnam seharusnya tidak mengganggu hubungan dua arah.
(ian)