Dilegalkan di Thailand, Ganja Medis Didistribusikan ke Rumah Sakit
A
A
A
BANGKOK - Otoritas kesehatan Thailand mulai mendistribusikan 4.500 botol minyak ganja untuk merawat pasien rumah sakit pada hari Rabu (7/8/2019). Ini merupakan penggunaan ganja secara legal pertama untuk keperluan medis sejak pemerintah negara tersebut melegalkan penggunaannya tahun lalu.
Thailand—yang memiliki tradisi menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan—melegalkan ganja untuk keperluan medis dan penelitian untuk membantu meningkatkan pendapatan di sektor pertanian.
Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO) mengirimkan botol-botol minyak ganja dengan takaran 5-ml kepada Kementerian Kesehatan Masyarakat. Botol-botol tersebut kemudian didistribusikan ke rumah sakit untuk merawat sekitar 4.000 pasien yang terdaftar. Sebanyak 2.000 botol lagi akan didistribusikan bulan ini.
"Ini adalah hasil dari melegalkan ganja medis," kata Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, yang juga Menteri Kesehatan Masyarakat. "Tidak ada agenda tersembunyi. Kami hanya ingin mendukung setiap pasien," katanya lagi, dikutip Reuters.
Anutin mengatakan, Thailand memiliki "agenda mendesak" untuk mendistribusikan 1 juta botol ekstrak ganja dalam waktu 5 hingga 6 bulan. Dia menambahkan bahwa GPO dan agen lainnya akan memproduksi 200.000 botol ekstrak setiap bulan mulai September.
GPO akan mulai menanam tanaman ganja kedua bulan ini, yang bertujuan untuk memperluas pada budidaya rumah kaca pada awal 2020, sehingga dapat meningkatkan produksi minyaknya menjadi 150.000 hingga 200.000 botol.
Thailand—yang memiliki tradisi menggunakan ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan—melegalkan ganja untuk keperluan medis dan penelitian untuk membantu meningkatkan pendapatan di sektor pertanian.
Organisasi Farmasi Pemerintah (GPO) mengirimkan botol-botol minyak ganja dengan takaran 5-ml kepada Kementerian Kesehatan Masyarakat. Botol-botol tersebut kemudian didistribusikan ke rumah sakit untuk merawat sekitar 4.000 pasien yang terdaftar. Sebanyak 2.000 botol lagi akan didistribusikan bulan ini.
"Ini adalah hasil dari melegalkan ganja medis," kata Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, yang juga Menteri Kesehatan Masyarakat. "Tidak ada agenda tersembunyi. Kami hanya ingin mendukung setiap pasien," katanya lagi, dikutip Reuters.
Anutin mengatakan, Thailand memiliki "agenda mendesak" untuk mendistribusikan 1 juta botol ekstrak ganja dalam waktu 5 hingga 6 bulan. Dia menambahkan bahwa GPO dan agen lainnya akan memproduksi 200.000 botol ekstrak setiap bulan mulai September.
GPO akan mulai menanam tanaman ganja kedua bulan ini, yang bertujuan untuk memperluas pada budidaya rumah kaca pada awal 2020, sehingga dapat meningkatkan produksi minyaknya menjadi 150.000 hingga 200.000 botol.
(mas)