Jet Tempur Iran Jatuh di Dekat Teluk Persia, 2 Awak Selamat
A
A
A
TEHERAN - Sebuah jet tempur milik militer Iran jatuh di selatan negara itu, di dekat Teluk Persia, sekitar pukul 00.30 dini hari (5/8/2019) waktu setempat. Dua awaknya, yakni pilot dan co-pilot dinyatakan selamat.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah mengutip seorang pejabat setempat mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh masalah teknis. Gubernur Tangestan, Abdolhossein Rafipour, mengonfirmasi bahwa pesawat itu jatuh di dekat kota pantai di wilayahnya lewat tengah malam.
"Jet tempur jatuh karena masalah teknis di daerah Tangestan. Pilot dan co-pilotnya aman," bunyi pernyataan Rafiipour kepada Mehr News yang dikutip Reuters. Jenis jet tempur yang jatuh belum diungkap militer Iran.
Tujuan penerbangan jet tempur pada hari Minggu tersebut belum jelas. Namun, penerbangan patroli rutin terjadi di wilayah tersebut.
Angkatan Udara Iran memiliki bermacam-macam pesawat militer buatan Amerika Serikat (AS) yang dibeli sebelum Revolusi Islam 1979. Militer negara itu juga memiliki pesawat MiG dan Sukhoi buatan Rusia.
Sanksi-sanksi Barat selama puluhan tahun telah mempersulit pemeliharaan armada jet tempur Iran yang menua.
Kecelakaan itu terjadi di tengah ketegangan baru-baru ini di Teluk Persia antara AS dan Iran. Laporan insiden tersebut juga bersamaan dengan laporan bahwa pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali menyita atau merampas kapal tanker minyak asing.
Kapal disita atas dugaan menyelundupkan bahan bakar. "Pasukan Angkatan Laut IRGC telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing di Teluk Persia yang menyelundupkan bahan bakar untuk beberapa negara Arab," bunyi siaran stasiun televisi pemerintah Iran, mengutip seorang komandan IRGC, Ramezan Zirahi.
Menurut laporan itu, kapal tanker minyak tersebut membawa 700.000 liter bahan bakar. Laporan itu tidak merinci kebangsaan para awak yang ditahan dan dari negara atau perusahaan mana kapal itu berasal.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah mengutip seorang pejabat setempat mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh masalah teknis. Gubernur Tangestan, Abdolhossein Rafipour, mengonfirmasi bahwa pesawat itu jatuh di dekat kota pantai di wilayahnya lewat tengah malam.
"Jet tempur jatuh karena masalah teknis di daerah Tangestan. Pilot dan co-pilotnya aman," bunyi pernyataan Rafiipour kepada Mehr News yang dikutip Reuters. Jenis jet tempur yang jatuh belum diungkap militer Iran.
Tujuan penerbangan jet tempur pada hari Minggu tersebut belum jelas. Namun, penerbangan patroli rutin terjadi di wilayah tersebut.
Angkatan Udara Iran memiliki bermacam-macam pesawat militer buatan Amerika Serikat (AS) yang dibeli sebelum Revolusi Islam 1979. Militer negara itu juga memiliki pesawat MiG dan Sukhoi buatan Rusia.
Sanksi-sanksi Barat selama puluhan tahun telah mempersulit pemeliharaan armada jet tempur Iran yang menua.
Kecelakaan itu terjadi di tengah ketegangan baru-baru ini di Teluk Persia antara AS dan Iran. Laporan insiden tersebut juga bersamaan dengan laporan bahwa pasukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran kembali menyita atau merampas kapal tanker minyak asing.
Kapal disita atas dugaan menyelundupkan bahan bakar. "Pasukan Angkatan Laut IRGC telah menyita sebuah kapal tanker minyak asing di Teluk Persia yang menyelundupkan bahan bakar untuk beberapa negara Arab," bunyi siaran stasiun televisi pemerintah Iran, mengutip seorang komandan IRGC, Ramezan Zirahi.
Menurut laporan itu, kapal tanker minyak tersebut membawa 700.000 liter bahan bakar. Laporan itu tidak merinci kebangsaan para awak yang ditahan dan dari negara atau perusahaan mana kapal itu berasal.
(mas)