Senator AS Usik Masalah Pengganggu Program Jet Tempur F-35
A
A
A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) Chuck Grassley bertanya kepada Menteri Pertahanan Mark Esper tentang pembengkakan biaya dan masalah teknis yang telah mengganggu program pesawat jet tempur siluman F-35.
Laporan inspektur jenderal Pentagon pada Maret dan Juni mengatakan Departemen Pertahanan atau Pentagon gagal menyimpan catatan yang memadai mengenai biaya program pesawat tempur siluman F-35 dan memasang komponen-komponen yang tidak siap untuk digunakan.
Kekurangan ini, kata Grassley dalam suratnya kepada Esper, telah mengakibatkan "pemborosan keuangan dan penundaan lebih jauh terhadap kesiapan misi" dari pesawat. "Serta berpotensi membahayakan kehidupan pilot yang menerbangkan F-35," katanya, dikutip Reuters, Jumat (2/8/2019).
Kantor Program Gabungan Pentagon, yang mengelola program F-35, tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan.
Lockheed Martin Corp, kontraktor utama untuk program tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya berharap untuk bermitra dengan Kantor Program Gabungan ketika Pentagon menyesuaikan prosedur untuk menangani laporan.
Lockheed juga mengaku mengelola semua catatan properti pemerintah sesuai dengan kontraknya.
Menurut laporan inspektur jenderal Pentagon pada Juni lalu mengatakan komponen-komponen Lockheed yang dipasang oleh Pentagon tidak siap untuk instalasi karena mereka tidak memiliki catatan elektronik. Karyawan Departemen Pertahanan malah beralih ke menyimpan catatan manual.
"Memasang komponen meningkatkan waktu terbang pesawat siap misi, dan pada gilirannya menggelembungkan biaya insentif yang dibayarkan kepada Lockheed oleh Departemen Pertahanan untuk jam terbang siap misi," bunyi laporan inspektur tersebut yang dikutip Grassley.
"Kantor Program Gabungan tahu tentang masalah ini, tetapi tidak mengambil langkah-langkah yang memadai untuk menyelesaikannya," lanjut Grassley.
Laporan inspektur pada bulan Maret juga menemukan bahwa Pentagon tidak tahu nilai sebenarnya dari properti F-35 yang dibeli pemerintah karena gagal mempertahankan catatan independen dan meninggalkan Lockheed dan subkontraktornya dengan satu-satunya catatan properti, yang dihargai oleh Lockheed USD2,1 miliar.
Masih menurut laporan tersebut, Departemen Pertahanan tidak memiliki mekanisme untuk memverifikasi catatan Lockheed.
"Selama masalah ini tetap ada, mereka akan melanjutkan pendarahan uang dari program dan mengancam kesiapan dan keselamatan pesawat," imbuh Grassley dalam suratnya.
Laporan inspektur jenderal Pentagon pada Maret dan Juni mengatakan Departemen Pertahanan atau Pentagon gagal menyimpan catatan yang memadai mengenai biaya program pesawat tempur siluman F-35 dan memasang komponen-komponen yang tidak siap untuk digunakan.
Kekurangan ini, kata Grassley dalam suratnya kepada Esper, telah mengakibatkan "pemborosan keuangan dan penundaan lebih jauh terhadap kesiapan misi" dari pesawat. "Serta berpotensi membahayakan kehidupan pilot yang menerbangkan F-35," katanya, dikutip Reuters, Jumat (2/8/2019).
Kantor Program Gabungan Pentagon, yang mengelola program F-35, tidak segera menanggapi permintaan komentar yang diajukan wartawan.
Lockheed Martin Corp, kontraktor utama untuk program tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya berharap untuk bermitra dengan Kantor Program Gabungan ketika Pentagon menyesuaikan prosedur untuk menangani laporan.
Lockheed juga mengaku mengelola semua catatan properti pemerintah sesuai dengan kontraknya.
Menurut laporan inspektur jenderal Pentagon pada Juni lalu mengatakan komponen-komponen Lockheed yang dipasang oleh Pentagon tidak siap untuk instalasi karena mereka tidak memiliki catatan elektronik. Karyawan Departemen Pertahanan malah beralih ke menyimpan catatan manual.
"Memasang komponen meningkatkan waktu terbang pesawat siap misi, dan pada gilirannya menggelembungkan biaya insentif yang dibayarkan kepada Lockheed oleh Departemen Pertahanan untuk jam terbang siap misi," bunyi laporan inspektur tersebut yang dikutip Grassley.
"Kantor Program Gabungan tahu tentang masalah ini, tetapi tidak mengambil langkah-langkah yang memadai untuk menyelesaikannya," lanjut Grassley.
Laporan inspektur pada bulan Maret juga menemukan bahwa Pentagon tidak tahu nilai sebenarnya dari properti F-35 yang dibeli pemerintah karena gagal mempertahankan catatan independen dan meninggalkan Lockheed dan subkontraktornya dengan satu-satunya catatan properti, yang dihargai oleh Lockheed USD2,1 miliar.
Masih menurut laporan tersebut, Departemen Pertahanan tidak memiliki mekanisme untuk memverifikasi catatan Lockheed.
"Selama masalah ini tetap ada, mereka akan melanjutkan pendarahan uang dari program dan mengancam kesiapan dan keselamatan pesawat," imbuh Grassley dalam suratnya.
(mas)