Boris Johnson Pastikan Inggris Keluar dari UE pada Oktober

LONDON - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menyatakan bahwa negaranya akan meninggalkan Uni Eropa (UE) pada 31 Oktober. Inggris, papar Johnson, akan tetap meninggalkan bahkan tanpa kesepakatan, jika negosiasi gagal mencapai kesimpulan apa pun.

Johnson, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (25/7), mengatakan bahwa demokrasi Inggris tidak mampu menghina mandat demokrasi. Dia juga mengatakan bahwa musuh Inggris akan kalah dan yang ragu akan terbukti salah.

“Kami akan memenuhi janji yang diulangi kepada orang-orang dan keluar dari UE pada tanggal 31 Oktober. Kami akan melakukan kesepakatan baru, kesepakatan yang lebih baik yang akan memaksimalkan peluang Brexit, sementara memungkinkan kami untuk mengembangkan kemitraan baru dan menarik dengan seluruh Eropa,” katanya.

Dia menuturkan, bahwa kemitraan baru dengan UE akan didasarkan pada perdagangan bebas dan saling mendukung. Memastikan bahwa ia akan memimpin negara itu untuk keluar dari UE sesegera mungkin, Johnson mengatakan orang-orang cukup menunggu, sambil merujuk pada referendum 2016.

Menurut Johnson, Brexit adalah keputusan mendasar oleh rakyat Inggris yang ingin membuat hukum mereka sendiri dan memilih perwakilan mereka sendiri. Dia juga meyakinkan 3,2 juta warga negara UE yang tinggal di Inggris bahwa hak-hak mereka akan dijaga dan memuji kontribusi mereka kepada masyarakat Inggris.

Di kesempatan yang sama, juga meyakinkan UE, khususnya Irlandia, bahwa mereka akan mencapai kesepakatan baru, termasuk menyerahkan kebutuhan cek dan bea cukai di perbatasan Irlandia.

Dia mengatakan persiapan harus dilakukan untuk membuat kesepakatan. Namun, dia juga memperingatkan jika, markas besar UE di Brussels menolak untuk bernegosiasi, maka Inggris akan terpaksa pergi tanpa kesepakatan.