AS Sanksi dan Tawarkan Hadiah Rp97,5 M untuk Petinggi Hizbullah
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menargetkan operator senior kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran dengan sanksi sebagai bagian dari kampanye tekanan terhadap Teheran. AS juga menawarkan hadiah senilai Rp97,5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Salman Rauf Salman.
Sanksi dan hadiah yang diumumkan Departemen Keuangan AS itu jatuh bertepatan dengan peringatan 25 tahun serangan bom di pusat Yahudi di Buenos Aires, Argentina. Salman diduga menjadi otak dalam serangan yang menewaskan 85 orang dan melukai ratusan lainnya seperti dikutip dari laman Time, Sabtu (20/7/2019).
Tindakan Departemen Keuangan AS ini membekukan semua aset yang dimiliki oleh Salman yang ada dalam yuridiksinya. Departemen Keuangan AS mengatakan Salman juga diduga merencanakan serangan teror lain di luar negeri dari sebuah pangkalan di Lebanon.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Keuangan AS ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
"Mereka dibunuh oleh anggota kelompok teroris, Hizbullah, dan hari itu mendapat bantuan dari Iran, yang memberikan dukungan logistik dan pendanaan melalui Korps Garda Revolusi Islamnya," kata Pompeo di sebuah acara di Argentina untuk menggalang dukungan dari Amerika Latin para pemimpin dalam perang AS melawan kelompok-kelompok militan Timur Tengah seperti dikutip dari VOA.
Pada hari Senin, Kementerian Keamanan Argentina secara resmi menetapkan kelompok gerilyawan Hizbullah yang bermarkas di Libanon, yang didukung oleh Iran, sebagai organisasi teroris. Penetapan tersebut menambah sekutu AS dalam upayanya mengembangkan koalisi global guna membatasi pengaruh Iran di Timur Tengah dan sekitarnya. (Baca juga: Argentina Tetapkan Hizbullah sebagai Organisasi Teroris )
Sanksi dan hadiah yang diumumkan Departemen Keuangan AS itu jatuh bertepatan dengan peringatan 25 tahun serangan bom di pusat Yahudi di Buenos Aires, Argentina. Salman diduga menjadi otak dalam serangan yang menewaskan 85 orang dan melukai ratusan lainnya seperti dikutip dari laman Time, Sabtu (20/7/2019).
Tindakan Departemen Keuangan AS ini membekukan semua aset yang dimiliki oleh Salman yang ada dalam yuridiksinya. Departemen Keuangan AS mengatakan Salman juga diduga merencanakan serangan teror lain di luar negeri dari sebuah pangkalan di Lebanon.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Departemen Keuangan AS ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
"Mereka dibunuh oleh anggota kelompok teroris, Hizbullah, dan hari itu mendapat bantuan dari Iran, yang memberikan dukungan logistik dan pendanaan melalui Korps Garda Revolusi Islamnya," kata Pompeo di sebuah acara di Argentina untuk menggalang dukungan dari Amerika Latin para pemimpin dalam perang AS melawan kelompok-kelompok militan Timur Tengah seperti dikutip dari VOA.
Pada hari Senin, Kementerian Keamanan Argentina secara resmi menetapkan kelompok gerilyawan Hizbullah yang bermarkas di Libanon, yang didukung oleh Iran, sebagai organisasi teroris. Penetapan tersebut menambah sekutu AS dalam upayanya mengembangkan koalisi global guna membatasi pengaruh Iran di Timur Tengah dan sekitarnya. (Baca juga: Argentina Tetapkan Hizbullah sebagai Organisasi Teroris )
(ian)