AS Sebar 150 Bom Nuklir di Eropa, Ini Lokasinya
A
A
A
WASHINGTON - Sebuah bocoran draft laporan yang berafiliasi dengan NATO mengungkapkan jumlah dan lokasi penyebaran bom nuklir Amerika Serikat (AS) di Eropa. Menurut bocoran dokumen itu, ada 150 bom mengerikan Amerika di enam pangkalan militer negara-ngara NATO.
Draft laporan yang sensitif ini disusun oleh Senator Kanada, Joseph Day. Namun, entah kenapa laporan itu diubah tak lama setelah diterbitkan.
Secara resmi, baik AS maupun NATO tidak akan pernah bersedia mengungkap data rahasia ini. Kanada, negara asal Senator Day, juga tidak membocorkan rahasia tersebut.
"Era baru untuk pencegahan nuklir? Modernisasi, pengontrolan senjata, dan pasukan sekutu nuklir," bunyi dokumen yang ditulis oleh Senator Day.
Day duduk di Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Parlemen NATO, sebuah badan konsultatif antar-parlemen untuk blok militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut. Draft asli dibahas pada sesi majelis di Bratislava, Slovakia, pada 1 Juni, untuk direvisi lebih lanjut dan akhirnya diadopsi pada sesi tahunan di London pada bulan Oktober.
Anggota Parlemen Partai Hijau Belgia, Wouter De Vriendt, yang menghadiri sesi itu, memberikan salinan draft tersebut kepada surat kabar De Morgen. Menurut draft itu, NATO menyimpan sekitar 150 bom nuklir B61 di enam pangkalan militer.
Lokasinya antara lain Kleine Brogel di Belgia, Büchel di Jerman, Aviano dan Ghedi-Torre di Italia, Volkel di Belanda dan İncirlik di Turki. Walaupun draft tersebut tidak menyebutkan berapa banyak bom di masing-masing pangkalan, informasinya sudah tersedia secara online, meskipun dengan tingkat akurasi yang berbeda-beda.
Menurut laporan surat kabar tersebut, Pangkalan Udara Volkel menyimpan hingga 20 bom nuklir, sementara Pangkalan Udara Kleine Brogel dilaporkan menampung 10 hingga 20 bom serupa atau hulu ledak gravitasi.
Italia, yang merupakan satu-satunya negara dalam daftar dengan dua pangkalan nuklir, diperkirakan menyimpan bom nuklir terbesar AS, yakni antara 60 hingga 70 unit.
Selanjutnya, Pangkalan Udara Incirlik di Turki selatan dilaporkan menyimpan 50 bom nuklir B61. Pangkalan Udara Büchel di Jerman dilaporkan menjadi rumah untuk 20 bom nuklir.
Data itu selama ini dianggap sudah menjadi rahasia umum, namun Majelis Parlemen NATO memilih untuk mengubah laporan itu. Versi saat ini, yang diunggah pada 11 Juli, tidak menentukan lokasi bom nuklir lagi dan mengacu apa yang mereka sebut sebagai "sumber terbuka" sambil menyatakan jumlah bom di Eropa.
"Menurut sumber terbuka, Amerika Serikat menyebarkan sekitar 150 senjata nuklir, khususnya bom gravitasi B61, ke Eropa untuk digunakan pada pesawat berkemampuan ganda AS dan sekutu," bunyi laporan itu, yang dikutip dari Russia Today, Kamis (18/7/2019).
Laporan ini memberikan amunisi figuratif bagi mereka di Eropa yang tidak senang menjadi tuan rumah bom nuklir Amerika di tanah mereka. Sebab, ada kekhawatiran bahwa pangkalan tersebut dapat berfungsi sebagai target utama serangan teroris dan konvensional dan menempatkan Eropa di garis silang dari setiap potensi konflik nuklir.
Rusia sendiri telah lama membunyikan alarm tentang penyeberan senjata berbahaya AS di dekat perbatasannya. Kekhawatiran itu sekarang diperkuat oleh draft laporan yang bocor.
Draft laporan yang sensitif ini disusun oleh Senator Kanada, Joseph Day. Namun, entah kenapa laporan itu diubah tak lama setelah diterbitkan.
Secara resmi, baik AS maupun NATO tidak akan pernah bersedia mengungkap data rahasia ini. Kanada, negara asal Senator Day, juga tidak membocorkan rahasia tersebut.
"Era baru untuk pencegahan nuklir? Modernisasi, pengontrolan senjata, dan pasukan sekutu nuklir," bunyi dokumen yang ditulis oleh Senator Day.
Day duduk di Komite Pertahanan dan Keamanan Majelis Parlemen NATO, sebuah badan konsultatif antar-parlemen untuk blok militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut. Draft asli dibahas pada sesi majelis di Bratislava, Slovakia, pada 1 Juni, untuk direvisi lebih lanjut dan akhirnya diadopsi pada sesi tahunan di London pada bulan Oktober.
Anggota Parlemen Partai Hijau Belgia, Wouter De Vriendt, yang menghadiri sesi itu, memberikan salinan draft tersebut kepada surat kabar De Morgen. Menurut draft itu, NATO menyimpan sekitar 150 bom nuklir B61 di enam pangkalan militer.
Lokasinya antara lain Kleine Brogel di Belgia, Büchel di Jerman, Aviano dan Ghedi-Torre di Italia, Volkel di Belanda dan İncirlik di Turki. Walaupun draft tersebut tidak menyebutkan berapa banyak bom di masing-masing pangkalan, informasinya sudah tersedia secara online, meskipun dengan tingkat akurasi yang berbeda-beda.
Menurut laporan surat kabar tersebut, Pangkalan Udara Volkel menyimpan hingga 20 bom nuklir, sementara Pangkalan Udara Kleine Brogel dilaporkan menampung 10 hingga 20 bom serupa atau hulu ledak gravitasi.
Italia, yang merupakan satu-satunya negara dalam daftar dengan dua pangkalan nuklir, diperkirakan menyimpan bom nuklir terbesar AS, yakni antara 60 hingga 70 unit.
Selanjutnya, Pangkalan Udara Incirlik di Turki selatan dilaporkan menyimpan 50 bom nuklir B61. Pangkalan Udara Büchel di Jerman dilaporkan menjadi rumah untuk 20 bom nuklir.
Data itu selama ini dianggap sudah menjadi rahasia umum, namun Majelis Parlemen NATO memilih untuk mengubah laporan itu. Versi saat ini, yang diunggah pada 11 Juli, tidak menentukan lokasi bom nuklir lagi dan mengacu apa yang mereka sebut sebagai "sumber terbuka" sambil menyatakan jumlah bom di Eropa.
"Menurut sumber terbuka, Amerika Serikat menyebarkan sekitar 150 senjata nuklir, khususnya bom gravitasi B61, ke Eropa untuk digunakan pada pesawat berkemampuan ganda AS dan sekutu," bunyi laporan itu, yang dikutip dari Russia Today, Kamis (18/7/2019).
Laporan ini memberikan amunisi figuratif bagi mereka di Eropa yang tidak senang menjadi tuan rumah bom nuklir Amerika di tanah mereka. Sebab, ada kekhawatiran bahwa pangkalan tersebut dapat berfungsi sebagai target utama serangan teroris dan konvensional dan menempatkan Eropa di garis silang dari setiap potensi konflik nuklir.
Rusia sendiri telah lama membunyikan alarm tentang penyeberan senjata berbahaya AS di dekat perbatasannya. Kekhawatiran itu sekarang diperkuat oleh draft laporan yang bocor.
(mas)