Dipasok 2 Jet Tempur Siluman F-35 Lagi, Israel Kian Digdaya
A
A
A
NEVATIM - Dua pesawat jet tempur siluman F-35 kiriman Amerika Serikat (AS) telah mndarat di Israel pada hari Minggu. Kiriman tersebut semakin membuat militer negara Yahudi itu semakin digdaya karena jumlah pesawat siluman generasi kelima yang dimiliki bertambah jadi 16 unit.
Kiriman perdana dua jet F-35 untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tiba pada bulan Desember 2016. Sekitar satu tahun kemudian, pesawat serupa yang dikenal di Israel sebagai Adir dinyatakan beroperasi.
Beberapa bulan setelah itu, komandan Angkatan Udara mengungkapkan bahwa pesawat termahal tersebut telah melakukan serangan bom, yang menjadikan Israel sebagai negara pertama yang mengakui penggunaan pesawat seperti itu untuk perang.
"Kemampuan Skuadron Adir menambah level lain pada kemampuan operasional dan strategis Angkatan Udara, yang memastikan keunggulan Angkatan Udara dalam semua misinya, yaitu perlindungan dan keselamatan langit Negara Israel," kata IDF dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Senin (15/7/2019).
Kedua jet tempur F-35 melakukan perjalanan dari Amerika Serikat ke Pangkalan Angkatan Udara Nevatim di Israel selatan. Pangkalan itulah yang menjadi rumah rumah bagi dua skuadron F-35.
Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan Teheran bahwa jet tempur produksi Lokcheed Martin itu dapat mencapai area di mana saja di Timur Tengah. Peringatan itu sebagai repons terhadap para pejabat senior Iran yang mengancam akan menghancurkan negara Yahudi tersebut.
"Akhir-akhir ini, Iran telah mengancam Israel dengan kehancuran," kata Netanyahu. "Harus diingat bahwa pesawat-pesawat ini dapat mencapai setiap tempat mana pun di Timur Tengah, termasuk Iran, dan tentu saja juga Suriah."
Jet siluman F-35 diyakini tidak memiliki jangkauan efektif untuk mencapai Iran tanpa bantuan, tetapi dapat melakukan operasi di sana dengan pengisian bahan bakar di udara, dan kemampuan itu sudah dimiliki oleh Angkatan Udara Israel.
Israel telah setuju untuk membeli setidaknya 50 jet tempur F-35 dari Lockheed Martin. Pesanan akan dikirim dalam dua atau tiga gelombang hingga 2024. Israel adalah negara kedua setelah Amerika Serikat yang menerima F-35 dari Lockheed Martin dan salah satu dari sedikit yang akan diizinkan untuk memodifikasi pesawat mutakhir ini.
"Pengadaan Adir yang sedang berlangsung adalah ungkapan lain dari kerja sama militer jangka panjang antara Israel dan AS, yang terus menghasilkan hasil luar biasa dalam proses penguatan (F-35)," imbuh IDF dalam pernyataannya.
Angkatan Udara Israel saat ini ragu-ragu antara membeli lebih banyak F-35 atau versi upgrade dari jet tempur F-15.
F-35 generasi kelima telah dipuji sebagai "game-changer" oleh militer AS, tidak hanya karena kemampuan ofensif dan sembunyi-sembunyi, tetapi karena kemampuannya untuk menghubungkan sistemnya dengan pesawat lain dan membentuk jaringan berbagi informasi.
Namun, program jet tempur itu menuai kritik ekras terkait penundaan pengembangan dan produksi serta harganya yang sangat mahal. Satu unit jet tempur itu sekitar USD100 juta. Meski demikian, Lockheed Martin mengisyaratkan harganya akan turun seiring dengan banyaknya pesanan.
Bulan lalu, jet tempur F-35 dari Israel, Amerika Serikat dan Inggris melakukan penerbangan pelatihan gabungan di atas Laut Mediterania. Itu merupakan latihan internasional pertama dan langka.
Latihan itu termasuk misi malam dan siang hari dengan mensimulasikan pertempuran simultan di Jalur Gaza, Suriah dan Lebanon, dan termasuk skenario yang melibatkan musuh yang dipersenjatai dengan teknologi canggih, seperti sistem pertahanan rudal S-300 dan S-400 Rusia.
Kiriman perdana dua jet F-35 untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tiba pada bulan Desember 2016. Sekitar satu tahun kemudian, pesawat serupa yang dikenal di Israel sebagai Adir dinyatakan beroperasi.
Beberapa bulan setelah itu, komandan Angkatan Udara mengungkapkan bahwa pesawat termahal tersebut telah melakukan serangan bom, yang menjadikan Israel sebagai negara pertama yang mengakui penggunaan pesawat seperti itu untuk perang.
"Kemampuan Skuadron Adir menambah level lain pada kemampuan operasional dan strategis Angkatan Udara, yang memastikan keunggulan Angkatan Udara dalam semua misinya, yaitu perlindungan dan keselamatan langit Negara Israel," kata IDF dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Senin (15/7/2019).
Kedua jet tempur F-35 melakukan perjalanan dari Amerika Serikat ke Pangkalan Angkatan Udara Nevatim di Israel selatan. Pangkalan itulah yang menjadi rumah rumah bagi dua skuadron F-35.
Pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan Teheran bahwa jet tempur produksi Lokcheed Martin itu dapat mencapai area di mana saja di Timur Tengah. Peringatan itu sebagai repons terhadap para pejabat senior Iran yang mengancam akan menghancurkan negara Yahudi tersebut.
"Akhir-akhir ini, Iran telah mengancam Israel dengan kehancuran," kata Netanyahu. "Harus diingat bahwa pesawat-pesawat ini dapat mencapai setiap tempat mana pun di Timur Tengah, termasuk Iran, dan tentu saja juga Suriah."
Jet siluman F-35 diyakini tidak memiliki jangkauan efektif untuk mencapai Iran tanpa bantuan, tetapi dapat melakukan operasi di sana dengan pengisian bahan bakar di udara, dan kemampuan itu sudah dimiliki oleh Angkatan Udara Israel.
Israel telah setuju untuk membeli setidaknya 50 jet tempur F-35 dari Lockheed Martin. Pesanan akan dikirim dalam dua atau tiga gelombang hingga 2024. Israel adalah negara kedua setelah Amerika Serikat yang menerima F-35 dari Lockheed Martin dan salah satu dari sedikit yang akan diizinkan untuk memodifikasi pesawat mutakhir ini.
"Pengadaan Adir yang sedang berlangsung adalah ungkapan lain dari kerja sama militer jangka panjang antara Israel dan AS, yang terus menghasilkan hasil luar biasa dalam proses penguatan (F-35)," imbuh IDF dalam pernyataannya.
Angkatan Udara Israel saat ini ragu-ragu antara membeli lebih banyak F-35 atau versi upgrade dari jet tempur F-15.
F-35 generasi kelima telah dipuji sebagai "game-changer" oleh militer AS, tidak hanya karena kemampuan ofensif dan sembunyi-sembunyi, tetapi karena kemampuannya untuk menghubungkan sistemnya dengan pesawat lain dan membentuk jaringan berbagi informasi.
Namun, program jet tempur itu menuai kritik ekras terkait penundaan pengembangan dan produksi serta harganya yang sangat mahal. Satu unit jet tempur itu sekitar USD100 juta. Meski demikian, Lockheed Martin mengisyaratkan harganya akan turun seiring dengan banyaknya pesanan.
Bulan lalu, jet tempur F-35 dari Israel, Amerika Serikat dan Inggris melakukan penerbangan pelatihan gabungan di atas Laut Mediterania. Itu merupakan latihan internasional pertama dan langka.
Latihan itu termasuk misi malam dan siang hari dengan mensimulasikan pertempuran simultan di Jalur Gaza, Suriah dan Lebanon, dan termasuk skenario yang melibatkan musuh yang dipersenjatai dengan teknologi canggih, seperti sistem pertahanan rudal S-300 dan S-400 Rusia.
(mas)