Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur

Senin, 15 Juli 2019 - 03:45 WIB
Para Jurnalis Perang...
Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur
A A A
MENJADI jurnalis perang bukan profesi mudah. Banyak tantangan dan ancaman bahkan nyawa menjadi taruhannya. Wartawan perang atau koresponden perang adalah jurnalis yang meliput berita secara langsung dari zona perang. Berikut 10 kuli tinta zona perang yang mendedikasikan profesinya hingga ajal menjemput.

1. Ersa Siregar (Indonesia)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Konflik bersenjata di masa lalu antara pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), banyak menyisakan cerita duka. Salah satunya adalah kematian Ersa Siregar yang merupakan reporter senior RCTI pada 2003.

Ersa meregang nyawa dalam kontak senjata antara pihak TNI dan GAM. Saat kejadian nahas tersebut, ia terjebak dalam baku tembak antara militer Indonesia dengan GAM di Desa Kuala Manihan, Simpang Ulim, Aceh Timur. Sebelum meninggal, Ersa yang tengah meliput konflik di wilayah berbahaya itu, diculik sekelompok orang yang merupakan anggota GAM.

2. Robert Capa (Hungaria-Prancis)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Robert Capa, seorang jurnalis foto dari Hungaria. Pria kelahiran 22 Oktober 1913 di Budapest itu dianggap sebagai juru foto perang paling terkenal sepanjang sejarah.

Ia beberapa kali mengabadikan gambar di tengah medan perang berbahaya.Setelah melanglang buana dari satu perang ke perang lain, ia kembali dari masa pensiun pada 1954 saat menerima tawaran tugas mengabadikan Perang Indochina pertama di Vietnam. Saat berkendara bersama pasukan Prancis di area berbahaya, Capa menginjak ranjau darat dan meninggal dunia pada Mei 1954 di usia 40 tahun.

3. Gerda Taro (Jerman-Prancis)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Gerda Taro adalah pionir fotografer perempuan perang pertama yang semasa hidupnya banyak memotret di garis depan perang sipil Spanyol. Pada 1933, dia ditahan atas tuduhan melakukan aktivitas anti-Nazi. Setahun kemudian, Gerta pindah ke Paris dan bertemu dengan Robert Capa yang kelak menjadi kekasihnya.

Pada 25 Juli 1937, Gerda mengalami kecelakaan dan meninggal saat tank kaum loyalis mengebut di luar kendali untuk mencelakai mobil yang membawa Gerda pulang dari memotret perang di Brunete, Spanyol. Gerda Taro menjadi jurnalis perempuan pertama yang meninggal dalam peperangan.

4. Dan Eldon (Ingrris-Kenya)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Daniel Robert "Dan" Eldon (18 September 1970 - 12 Juli 1993) adalah jurnalis foto, seniman dan aktivis Inggris-Kenya yang terbunuh di Somalia ketika bekerja sebagai jurnalis foto Reuters. Dia meninggalkan serangkaian jurnal dan buku di antaranya "The Journey is the Destination”, “The Art of Life” dan “Safari as a Way of Life”. Kumpulan buku hariannya dibuat menjadi buku terlaris internasional berjudul: "The Journal of Dan Eldon: The Journey is the Destination."

5. John Hoagland (Amerika Serikat)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


John Hoagland (15 Juni 1947 - 16 Maret 1984), seorang jurnalis foto dan koresponden perang Amerika Serikat (AS) yang berpengalaman untuk Newsweek. Pria asal San Diego, California ini meliput Perang Sipil El Salvador pada saat ia terbunuh pada 16 Maret 1984. Selain konflik El Salvador, ia juga meliput revolusi Sandinista di Nikaragua, dan konflik di Beirut untuk kantor-kantor berita seperti Associated Press dan United Press International.

6. Ernie Pyle (Amerika Serikat)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Ernest Pyle (3 Agustus 1900 - 18 April 1945) adalah jurnalis dan koresponden perang Amerika pemenang Hadiah Pulitzer yang terkenal karena cerita-ceritanya tentang tentara Amerika selama Perang Dunia II. Pyle juga terkenal karena kolom-kolom yang ia tulis sebagai reporter keliling, human-interest dari 1935 hingga 1941 untuk sindikat surat kabar Scripps-Howard.

Ketika Amerika Serikat terlibat Perang Dunia II, ia dikenal dengan gaya human interest dalam tulisannya di teater Eropa (1942-1944) dan teater Pasifik (1945). Pyle memenangkan Hadiah Pulitzer pada 1944. Dia terbunuh oleh tembakan musuh di Iejima selama Pertempuran Okinawa di Jepang.

7. Tim Hetherington (Inggris)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Tim Hetherington merupakan jurnalis foto dari Inggris, yang pernah memenangi ajang bergengsi World Press Photo of The Year tahun 2007. Tim juga merupakan kontributor reguler di majalah Vanity Fair. Tim juga pembuatan film dokumenter Restrepo, film tentang peperangan di Afghanistan.

Meskipun ia memegang gelar dari Universitas Oxford dan Cardiff, ia memilih untuk menghabiskan delapan tahun tinggal dan bekerja di Afrika Barat dan meliput konflik di Liberia. Pada April 2011 saat meliput perang di Libya, ia terkena pecahan peluru dari mortir yang mengakibatkan kematiannya.

8. Bill Stewart (Amerika Serikat)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Koresponden berita ABC, Bill Stewart, keluar dari van persnya pada 20 Juni 1979, di sebuah jalan di Ibu Kota Managua, Nikaragua sesaat sebelum kematiannya saat meliput perang saudara antara pemberontak Sandinista dan pasukan pemerintah di bawah Presiden Anastasio Somoza.

Seorang Pengawal Nasional bersenjata menembak mati Stewart dan penerjemahnya, Juan Espinosa saat dirinya bertugas. Pembunuhan Stewart yang direkam oleh sesama wartawan ABC dan disiarkan di AS, memicu kemarahan internasional yang akhirnya menyebabkan penggulingan rezim brutal Somoza.

9. Marie Colvin (Amerika Serikat)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Marie Catherine Colvin (12 Januari 1956 – 22 Februari 2012) adalah wartawan Amerika Serikat yang bekerja sebagai koresponden luar negeri di surat kabar Inggris, The Sunday Times sejak 1985. Ia tewas saat meliput perang di Suriah.

Colvin membangun reputasi dengan berkelana ke berbagai zona bahaya di mana banyak dihindari para jurnalis. Saat meliput perang saudara di Sri Lanka pada 2001, ia kehilangan mata karena serangan granat. Insiden itu membuat dirinya harus mengenakan penutup mata hitam yang menjadi ciri khasnya dalam bertugas hingga kematiannya pada 2012.
10. Sean Flynn (Amerika Serikat)

Para Jurnalis Perang yang Meregang Nyawa di Medan Tempur


Sean Flynn (31 Mei 1941 - 6 April 1970) yang dinyatakan meninggal secara hukum pada 1984 adalah aktor Amerika dan jurnalis foto lepas yang paling dikenal karena liputannya tentang Perang Vietnam. Setelah belajar sebentar di Universitas Duke, ia memulai karier akting.
Ia pensiun pada pertengahan 1960-an untuk menjadi jurnalis foto lepas di bawah kontrak Time. Saat bertugas di Kamboja pada April 1970, Flynn dan sesama jurnalis foto Dana Stone ditangkap oleh gerilyawan komunis.

Sumber: www.toptenz.net
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0861 seconds (0.1#10.140)