Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging, Pria di AS Meninggal
A
A
A
NEW YORK - Seorang wanita asal Florida memberikan peringatan bahwa bakteri pemakan daging bukanlah legenda urban tetapi hal yang nyata. Ia memberikan peringatan setelah bakteri itu merenggut nyawa ayahnya 48 jam pasca berenang di perairan Florida.
"Bakteri Pemakan Daging terdengar seperti legenda urban ... izinkan saya meyakinkan Anda bahwa itu bukan," tulis Cheryl Bennett Wiygul dari Niceville dalam postingannya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/7/2019).
Ia kemudian mengingat liburan kelurga yang tampaknya menyenangkan. Ayah Wiygul, Dave Bennett, melakukan perjalanan dari Memphis untuk mengunjungi putri dan istrinya untuk liburan.
"Kami bersenang-senang," kata Wiygul, menggambarkan minggu sebelum tragedi itu terjadi.
Ia mengatakan mereka semua menikmati liburan tersebut. Mereka naik jet ski dan melempar bola ke air di Rocky Bayou, tempat Bennett terinfeksi bakteri tersebut.
"Kami berada di teluk di kapal dekat Pulau Kepiting, pergi ke pantai di Destin dua kali, berenang di sekitar Turkey Creek, berenang di Boggy Bayou, di kolam renang kami dan kemudian pada hari Jumat kami menghabiskan hari di Rocky Bayou," urainya.
“Kami pergi sekitar jam 4:00 malam. Ayah terjaga hingga larut malam Jumat malam dan menonton film. Dia bahagia dan banyak bicara, sepertinya merasa baik seperti yang dia lakukan sepanjang minggu," katanya.
Namun, Bennett terbangun pada Sabtu pagi dengan demam serius dan keluarga memutuskan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan adalah "memeriksanya" mengingat sejarah kesehatannya pernah mengidap kanker dan sistem kekebalan tubuh yang rentan.
Dalam postingannya, Wiygul mengakui dia telah mendengar kisah seorang gadis 12 tahun yang tertular bakteri yang berubah menjadi necrotizing fasciitis (bakteri pemakan daging) di Destin. Ingatan itu pun mulai berputar-putar di kepalanya.
Wiygul menjelaskan bahwa dia tidak ingin mempercayainya karena keluarganya menyukai air.
"Ayahku tidak memiliki luka terbuka. Dia memiliki beberapa luka gores kecil di beberapa tempat di legan dan kakinya yang saya pastikan telah tertutup rapat. Ibuku secara religius menghalangi (pikiran tersebut). Kami mengambil tindakan pencegahan dan kami sangat baik, jadi saya pikir,” tambahnya.
Wiygul menjelaskan bahwa ayahnya Bennett berjuang melawan kanker selama bertahun-tahun. "Ia telah beberapa kali bermain air, jadi sepertinya tidak berisiko untuk berenang, kata Wiygul.
Namun sayang, ayahnya meninggal 48 jam setelah perjalanan mereka ke Rocky Bayou.
Wiygul memuji para dokter karena berusaha menyelamatkan ayahnya dan membawanya kembali ke rumah sakit Memphis "segera" sekitar jam 8 malam, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan.
Sementara ibunya membantunya mengganti dengan baju rumah sakit, ia melihat "titik hitam bengkak di punggung Ayahnya di mana tidak ada di sebelumnya.
Wiygul mengatakan kepada ibunya untuk memberi tahu semua orang bahwa dia telah tertular necrotizing fasciitis, namun sang ibu mengatakan bahwa media telah membuat desas desus di luar proporsi dan itu kemungkinan staph atau bakteri parasit dan mereka tidak akan melakukan biopsi.
Ukuran bercak itu kemudian berubah dua kali lipat serta munculnya tanda baru di seluruh kulitnya, Bennett pun terinfeksi dan darahnya mulai berubah menjadi racun, mempengaruhi organ vitalnya.
“Mereka mengatakan organ-organnya terlalu rusak dan darahnya terlalu asam untuk menopang kehidupan. Dia meninggal Minggu siang,” tulis Wiygul.
"Hasil laboratorium mengkonfirmasi jika Bennet telah tertular vibrio vulnificus, yang bermanifestasi menjadi necrotizing fasciitis (bakteri pemakan daging) yang pada akhirnya mengarah ke sepsis," seperti yang dijelaskan Wiygul.
"Saya tidak menyadari dia tidak boleh berada di air dengan sistem kekebalan tubuhnya. Saya merasa saya seharusnya tahu dan itu adalah sesuatu yang akan saya jalani selama sisa hidup saya," imbuhnya.
"Saya percaya jika ada tanda sederhana yang diposting tentang risiko berenang dengan luka terbuka atau gangguan kekebalan tubuh, kita tidak akan membiarkan dia masuk," tukasnya.
Kasus ini mengikuti insiden perenang Florida lainnya yang tertular infeksi pemakan daging.
Seorang wanita 77 tahun meninggal akibat necrotizing fasciitis pada bulan Juni lalu setelah berenang di perairan Florida.
Dewan Direksi Okaloosa mengkonfirmasi dalam sebuah postingan pada hari Sabtu Departemen Kesehatan tidak mengkonfirmasi kematian akibat bakteri pemakan daging dan akan membuka kembali pantai mereka kepada publik setelah Badai Barry berlalu.
"Bakteri Pemakan Daging terdengar seperti legenda urban ... izinkan saya meyakinkan Anda bahwa itu bukan," tulis Cheryl Bennett Wiygul dari Niceville dalam postingannya seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (14/7/2019).
Ia kemudian mengingat liburan kelurga yang tampaknya menyenangkan. Ayah Wiygul, Dave Bennett, melakukan perjalanan dari Memphis untuk mengunjungi putri dan istrinya untuk liburan.
"Kami bersenang-senang," kata Wiygul, menggambarkan minggu sebelum tragedi itu terjadi.
Ia mengatakan mereka semua menikmati liburan tersebut. Mereka naik jet ski dan melempar bola ke air di Rocky Bayou, tempat Bennett terinfeksi bakteri tersebut.
"Kami berada di teluk di kapal dekat Pulau Kepiting, pergi ke pantai di Destin dua kali, berenang di sekitar Turkey Creek, berenang di Boggy Bayou, di kolam renang kami dan kemudian pada hari Jumat kami menghabiskan hari di Rocky Bayou," urainya.
“Kami pergi sekitar jam 4:00 malam. Ayah terjaga hingga larut malam Jumat malam dan menonton film. Dia bahagia dan banyak bicara, sepertinya merasa baik seperti yang dia lakukan sepanjang minggu," katanya.
Namun, Bennett terbangun pada Sabtu pagi dengan demam serius dan keluarga memutuskan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan adalah "memeriksanya" mengingat sejarah kesehatannya pernah mengidap kanker dan sistem kekebalan tubuh yang rentan.
Dalam postingannya, Wiygul mengakui dia telah mendengar kisah seorang gadis 12 tahun yang tertular bakteri yang berubah menjadi necrotizing fasciitis (bakteri pemakan daging) di Destin. Ingatan itu pun mulai berputar-putar di kepalanya.
Wiygul menjelaskan bahwa dia tidak ingin mempercayainya karena keluarganya menyukai air.
"Ayahku tidak memiliki luka terbuka. Dia memiliki beberapa luka gores kecil di beberapa tempat di legan dan kakinya yang saya pastikan telah tertutup rapat. Ibuku secara religius menghalangi (pikiran tersebut). Kami mengambil tindakan pencegahan dan kami sangat baik, jadi saya pikir,” tambahnya.
Wiygul menjelaskan bahwa ayahnya Bennett berjuang melawan kanker selama bertahun-tahun. "Ia telah beberapa kali bermain air, jadi sepertinya tidak berisiko untuk berenang, kata Wiygul.
Namun sayang, ayahnya meninggal 48 jam setelah perjalanan mereka ke Rocky Bayou.
Wiygul memuji para dokter karena berusaha menyelamatkan ayahnya dan membawanya kembali ke rumah sakit Memphis "segera" sekitar jam 8 malam, tetapi tidak ada yang bisa dilakukan.
Sementara ibunya membantunya mengganti dengan baju rumah sakit, ia melihat "titik hitam bengkak di punggung Ayahnya di mana tidak ada di sebelumnya.
Wiygul mengatakan kepada ibunya untuk memberi tahu semua orang bahwa dia telah tertular necrotizing fasciitis, namun sang ibu mengatakan bahwa media telah membuat desas desus di luar proporsi dan itu kemungkinan staph atau bakteri parasit dan mereka tidak akan melakukan biopsi.
Ukuran bercak itu kemudian berubah dua kali lipat serta munculnya tanda baru di seluruh kulitnya, Bennett pun terinfeksi dan darahnya mulai berubah menjadi racun, mempengaruhi organ vitalnya.
“Mereka mengatakan organ-organnya terlalu rusak dan darahnya terlalu asam untuk menopang kehidupan. Dia meninggal Minggu siang,” tulis Wiygul.
"Hasil laboratorium mengkonfirmasi jika Bennet telah tertular vibrio vulnificus, yang bermanifestasi menjadi necrotizing fasciitis (bakteri pemakan daging) yang pada akhirnya mengarah ke sepsis," seperti yang dijelaskan Wiygul.
"Saya tidak menyadari dia tidak boleh berada di air dengan sistem kekebalan tubuhnya. Saya merasa saya seharusnya tahu dan itu adalah sesuatu yang akan saya jalani selama sisa hidup saya," imbuhnya.
"Saya percaya jika ada tanda sederhana yang diposting tentang risiko berenang dengan luka terbuka atau gangguan kekebalan tubuh, kita tidak akan membiarkan dia masuk," tukasnya.
Kasus ini mengikuti insiden perenang Florida lainnya yang tertular infeksi pemakan daging.
Seorang wanita 77 tahun meninggal akibat necrotizing fasciitis pada bulan Juni lalu setelah berenang di perairan Florida.
Dewan Direksi Okaloosa mengkonfirmasi dalam sebuah postingan pada hari Sabtu Departemen Kesehatan tidak mengkonfirmasi kematian akibat bakteri pemakan daging dan akan membuka kembali pantai mereka kepada publik setelah Badai Barry berlalu.
(ian)