Bela Israel, Ratu Kecantikan Irak Diancam Diperkosa dan Dibunuh

Rabu, 10 Juli 2019 - 01:44 WIB
Bela Israel, Ratu Kecantikan...
Bela Israel, Ratu Kecantikan Irak Diancam Diperkosa dan Dibunuh
A A A
LOS ANGELES - Ratu Kecantikan Irak 2017; Sarah Idan, mendapat sejumlah ancaman mengerikan termasuk ancaman pemerkosaan dan pembunuhan. Ancaman muncul seiring dengan sikapnya yang membela Israel.

Sarah Idan pernah menjadi pemberitaan media-media internasional ketika dia berfoto bersama Ratu Kecantikan Israel; Adar Gandelsman, di sela-sela kontes Miss Universe di Las Vegas, Amerika Serikat (AS) pada 2017. Foto yang diunggah di Instagram itu diberi judul "Peace and Love from Miss Iraq and Miss Israel".

Foto itu memicu reaksi kebencian nyaris tanpa henti di dalam negeri Irak. Sarah Idan dan keluarganya terpaksa melarikan diri ke AS.

Pada tahap awal gelombang kemarahan, pemerintah Irak menuntut perwakilan nasional mereka agar men-take down foto tersebut, meminta maaf dan mengutuk Israel. Namun, tuntutan itu ditolak oleh Sarah Idan.

Dua tahun kemudian, kehidupan sehari-hari Sarah Idan terus terganggu oleh ancaman pembunuhan dan tuduhan pengkhianat. Keluarganya—semua Muslim Irak—sejak itu harus meninggalkan tanah air mereka.

Meski demikian, mantan Ratu Kecantikan dan pembawa acara televisi itu tetap dengan sikapnya untuk menyuarakan toleransi antaragama. Dia bahkan terang-terangan mengaku sebagai seorang aktivis anti-Hamas. Sikapnya itu membuatnya menjadi tokoh publik yang sangat terpolarisasi dan diejek di tanah airnya.

“Israel memiliki hak untuk hidup dan keberadaannya tidak berarti Palestina akan menderita. Sebaliknya, itu bisa menjadi akhir penderitaan bagi mereka ketika mereka mencapai kesepakatan damai," kata Sarah Idan, 29, kepada Fox News.

"Ini mengakui dua negara yang independen dan setara dan menyelamatkan mereka dari tangan milisi ekstremis," lanju dia, yang dilansir Selasa (9/7/2019).

Beberapa tahun setelah invasi Irak yang dipimpin Amerika Serikat tahun 2003, Sarah Idan dan keluarganya melarikan diri ke Suriah dan kembali ke negara mereka beberapa tahun kemudian. Tetapi tumbuh di sebuah negara yang dirusak oleh penindasan dan konflik, kata Idan, di masa remajanya dia mulai mempertanyakan apa yang diajarkan di sekolah dan di masyarakat yang lebih luas. Sekitar waktu yang sama, pada usia 13 tahun, dia mulai belajar bahasa Inggris.

"(Kami diajari) bahwa Israel adalah musuh kami, bahwa mereka berusaha menghancurkan Timur Tengah dan menyerang semua negara Arab," katanya. "Saya membentuk pandangan saya tepat setelah Operasi Pembebasan Irak ketika saya menyadari semua yang dikatakan Saddam (Hussein) kepada kami adalah kebohongan. Saya mulai membaca lebih banyak dan meneliti."

Sarah Idan memandang ikon perempuan Amerika yang kuat sebagai sumber inspirasi.

"Inspirasi masa kecil pertama saya adalah Angelina Jolie, saya melihatnya di 'Tomb Raider' dan saya berpikir, 'Inilah yang saya inginkan. Cerdas, berani, dan tak kenal takut'. Nama karakternya Lara Croft adalah nama panggilan saya selama saya bertugas dengan pasukan AS di Irak," kata Idan yang pada usia 18 tahun menjadi penerjemah bahasa untuk pasukan Amerika Serikat.

“Saya masih sangat menghormatinya dan aktivisnya di seluruh dunia. Lalu ada Whoopi Goldberg. Saya menyukai selera humor dan kebijaksanaannya, dan Oprah Winfrey, dia banyak mengajari saya dan saya sudah mengirim banyak surat penggemar," paparnya.

Dia sekarang tinggal secara permanen di Los Angeles, California, di mana dia mendirikan dan terus menjalankan NGO Humanity Forward. Sarah Idan menyebut organisasinya itu sebagai komitmen untuk membangun jembatan di antara Muslim dan Yahudi."Untuk melewati perbatasan dan mempromosikan rekonsiliasi, toleransi, saling pengertian, dan perdamaian," ujarnya.

Juni lalu, Sarah Idan mengunjungi Gandelsman di Yerusalem atas undangan dari Komite Yahudi Amerika. Kunjungan itu disambut hangat oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan diundang oleh Konsulat Israel di Los Angeles untuk menyampaikan pidato tentang sejarah orang Yahudi di Irak.

Pada akhir bulan lalu, Sarah Idan berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, di mana dia menjadi Duta Besar untuk Perdamaian untuk organisasi Pengawas PBB. Dalam forum itu, dia kembali membela Israel dengan menganggap media-media Arab bersikap bias terhadap Israel.

"Saya ingin mengingatkan negara-negara Arab bahwa hari ini Anda berbagi lebih banyak kepentingan bersama dengan Israel daripada milisi teroris. Menegosiasikan perdamaian untuk kedua negara bukan mengkhianati tujuan Arab, tetapi merupakan langkah vital untuk mengakhiri konflik dan penderitaan bagi semua," katanya kepada para diplomat tingkat tinggi dan pejabat hak asasi manusia.

Idan mengambil mikrofon PBB setelah perwakilan dari negara-negara seperti Suriah, Qatar, Organisasi Pembebasan Palestina, Venezuela dan Pakistan semuanya secara luas mengkritik "terorisme negara" yang dilakukan oleh Israel.

Meskipun demikian, ketika upayanya untuk menjalin hubungan antara Muslim dan Yahudi, Arab dan Israel, berlanjut, Sarah Idan mengatakan dia berharap gadis-gadis muda Irak lainnya juga akan menemukan keberanian untuk berdiri dan berbicara.

"Pesan saya kepada gadis-gadis muda Irak adalah percaya pada impian Anda dan tidak mendengarkan mereka yang memberi tahu Anda bahwa Anda tidak dapat menjangkaunya," ujarnya. "Menjadi seorang wanita di Irak itu sulit, dan saya harap Anda menemukan harapan dan kekuatan Anda. Jangan pernah berhenti untuk percaya dan bermimpi."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)