Kedekatan Putri Haya-Bodyguard dan Puisi 'Pengkhianat' PM UEA

Jum'at, 05 Juli 2019 - 10:14 WIB
Kedekatan Putri Haya-Bodyguard...
Kedekatan Putri Haya-Bodyguard dan Puisi 'Pengkhianat' PM UEA
A A A
LONDON - Putri Haya, istri penguasa Dubai yang juga Perdana Menteri (PM) Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, telah melarikan diri ke London, Inggris.

Laporan terbaru yang dipublikasikan The Times, Jumat (5/7/2019), menyebut putri almarhum Raja Hussein dari Yordania itu melarikan diri setelah suaminya curiga tentang persahabatannya dengan bodyguard keluarga kerajaan berkebangsaan Inggris. Sheikh Mohammed yang seorang miliarder itu menjadi khawatir dengan "kedetakan" istrinya dengan sang bodyguard.

Putri Haya binti al-Hussein, 45, adalah subyek dari tindakan hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dibawa oleh Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum, 69, ke Family Division of the High Court, sebuah pengadilan tinggi di Inggris.

Teman-teman Putri Haya mengatakan bahwa ia melarikan diri dari istana karena takut akan nyawanya setelah Sheikh Mohammed curiga dengan kedekatannya dengan seorang tentara Inggris yang menjadi melindungi keluarga kerajaan. Bodyguard itu sudah tidak bekerja lagi untuk keluarga Kerajaan Dubai.

Putri Haya, salah satu dari enam istri PM UEA, pernah memberikan hadiah kepada pengawal itu. Pemberian hadiah itu memicu kritik dari para bangsawan senior dengan menganggapnya sebagai "keintiman yang tidak pantas" di antara keduanya.

Berkaitan dengan kaburnya sang istri, penguasa Dubai itu menulis sebuah puisi berbahasa Arab yang di-posting di akun Instagram. "Kamu pengkhianat, kamu mengkhianati kepercayaan yang paling berharga, dan permainanmu telah terungkap," bunyi puisi tersebut.

Pengawal itu dipekerjakan oleh UK Mission Enterprise Limited, yang berbasis di London dan memiliki omset £5 juta. Data ini adalah data terbaru yang diajukan perusahaan tersebut di Companies House.

Perwakilan sang putri, pengawal dan perusahaan tersebut tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim oleh The Times.

Putri Haya bersembunyi bersama anak-anaknya di rumah besarnya senilai £85 juta atau lebih dari Rp1,5 triliun yang menghadap ke Istana Kensington.

Suaminya, salah satu pria terkaya di dunia, berusaha mendapatkan perintah pengadilan agar anak-anaknya dikembalikan ke Dubai.

Sheikh Mohammed maupun Putri Haya sama-sama sahabat Ratu Elizabeth II. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa pihak Kerajaan Inggris bisa terseret ke dalam kasus perceraian terbesar di negara tersebut.

Sebelumnya diberitakan bahwa Putri Haya melarikan diri dari kehidupan mewahnya di Dubai setelah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk merencanakan pelariannya dengan cermat. Rencana itu muncul setelah dia mengetahui penderitaan putri tirinya, Sheikha Latifa yang sempat melarikan diri tapi ditangkap di lepas pantai India.

Putri Latifa mengklaim dalam sebuah video yang diunggah di YouTube bahwa dia ditahan atas perintah ayahnya setelah pelariannya terlacak.

Putri Haya khawatir bahwa dia akan mengalami nasib serupa dengan putri tirinya itu. Menurut koresponden keamanan BBC, Frank Gardner, Putri Haya melarikan diri setelah setelah mengetahui "fakta-fakta yang mengganggu" tentang kondisi Putri Latifa.

Sejak mengetahui hal itu, dia diyakinkan oleh suaminya bahwa Putri Latifa diselamatkan.

Tetapi pada Rabu malam sumber keluarga Kerajaan Dubai mengatakan kepada MailOnline; "Putri Haya akhirnya mengetahui kebenaran tentang apa yang suaminya lakukan terhadap putrinya sendiri, dan khawatir hal yang sama akan terjadi padanya."

Sumber itu mengatakan, Putri Haya awalnya percaya pada klaim suaminya bahwa Putri Latifa telah diselamatkan sebagai korban plot pemerasan oleh kawanan penculik.

Puteri Latifa, 33, salah satu dari 23 anak Sheikh Mohammed, melarikan diri dari Dubai dengan kapal pesiar pada Februari tahun lalu. Dia mencoba mencari kehidupan baru di Amerika Serikat, tetapi ia ditangkap oleh pasukan khusus. Dia merekam video sebelum penangkapannya dengan mengatakan kehidupanya yang serba mewah di Dubai penuh kepalsuan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2802 seconds (0.1#10.140)