Turki Segera Aktifkan Sistem Rudal S-400 Rusia Begitu Tiba
A
A
A
ANKARA - Turki tak mau buang-buang waktu dengan segera mengaktifkan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia jika telah tiba. Rencananya senjata pertahanan canggih itu akan dikerahkan di Ankara.
Juru Bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengumumkan hal itu pada hari Kamis. "Pekerjaan sedang dilakukan untuk menentukan posisi masa depannya," katanya.
"S-400 bukan sistem pertahanan yang dapat menimbulkan ancaman dalam sistem keamanan NATO kami," ujar Kalin, seperti dikutip Daily Sabah, Jumat (5/7/2019).
Keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan buatan Rusia telah menjadi salah satu pemicu ketegangan Ankara dengan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat (AS). Washington berpendapat bahwa sistem pertahanan Rusia itu akan membahayakan sistem keamanan NATO, khususnya jet tempur siluman F-35.
Namun, ketegangan melunak pada pertemuan antara Erdogan dan Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G-20 di Osaka pekan lalu. Trump menyalahkan mantan Presiden Barack Obama atas ketegangan AS dan Turki soal kekisruhan pembelian S-400 Rusia dan jet tempur F-35.
Trump mengatakan masalah yang terjadi sekarang bukan kesalahan Erdogan. Menurut Trump pemerintahan Obama yang tidak mengizinkan Ankara membeli sistem rudal Patriot adalah akar masalah tersebut.
Turki memutuskan pada 2017 untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia setelah upaya berlarut-larut Ankara untuk membeli sistem pertahanan udara dari Washington tidak membuahkan hasil.
Namun, para pejabat AS kini telah menyarankan Turki untuk membeli sistem rudal Patriot daripada sistem S-400 dari Moskow, dengan alasan senjata pertahanan Moskow itu tidak sesuai dengan sistem NATO.
Turki telah menanggapi bahwa penolakan AS untuk menjual Patriot yang membuatnya mencari penjual lain. Alasan lainnya adalah Rusia menawarkan kesepakatan yang lebih baik, termasuk transfer teknologi.
Juru Bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin, mengumumkan hal itu pada hari Kamis. "Pekerjaan sedang dilakukan untuk menentukan posisi masa depannya," katanya.
"S-400 bukan sistem pertahanan yang dapat menimbulkan ancaman dalam sistem keamanan NATO kami," ujar Kalin, seperti dikutip Daily Sabah, Jumat (5/7/2019).
Keputusan Turki untuk membeli sistem pertahanan buatan Rusia telah menjadi salah satu pemicu ketegangan Ankara dengan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat (AS). Washington berpendapat bahwa sistem pertahanan Rusia itu akan membahayakan sistem keamanan NATO, khususnya jet tempur siluman F-35.
Namun, ketegangan melunak pada pertemuan antara Erdogan dan Presiden AS Donald Trump di sela-sela KTT G-20 di Osaka pekan lalu. Trump menyalahkan mantan Presiden Barack Obama atas ketegangan AS dan Turki soal kekisruhan pembelian S-400 Rusia dan jet tempur F-35.
Trump mengatakan masalah yang terjadi sekarang bukan kesalahan Erdogan. Menurut Trump pemerintahan Obama yang tidak mengizinkan Ankara membeli sistem rudal Patriot adalah akar masalah tersebut.
Turki memutuskan pada 2017 untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia setelah upaya berlarut-larut Ankara untuk membeli sistem pertahanan udara dari Washington tidak membuahkan hasil.
Namun, para pejabat AS kini telah menyarankan Turki untuk membeli sistem rudal Patriot daripada sistem S-400 dari Moskow, dengan alasan senjata pertahanan Moskow itu tidak sesuai dengan sistem NATO.
Turki telah menanggapi bahwa penolakan AS untuk menjual Patriot yang membuatnya mencari penjual lain. Alasan lainnya adalah Rusia menawarkan kesepakatan yang lebih baik, termasuk transfer teknologi.
(mas)