Jika Khamenei Mengizinkan, Iran Siap Dialog dengan AS
A
A
A
TEHERAN - Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi mengatakan, Teheran akan berdialog dengan Washington jika pemimpin tertinggi spirtual Iran, Ayatollah Ali Khamenei merestui. Selain itu, Alavi menyebut, Amerika Serikat (AS) juga harus mencabut sanksi jika ingin dialog dengan Iran.
"Mengadakan pembicaraan dengan Amerika hanya dapat ditinjau oleh Iran jika (Presiden AS Donald Trump) mencabut sanksi dan para pemimpin tertinggi kita memberikan izin untuk mengadakan pembicaraan seperti itu," kata Alavi.
Alavi kemudian menyinggung mengenai keputusan Trump membatalkan serangan terhadap Iran. Dirinya menyebut, alasan utama Trump membatalkan serangan itu adalah karena dia khawatir akan respon yang didapat dari Iran.
"Orang Amerika takut dengan kekuatan militer Iran, itulah alasan di balik keputusan mereka untuk membatalkan keputusan menyerang Iran," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (4/7).
Terkait keputusan Trump batalkan keputusan serangan terhadap Iran, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh CAPS/Harris Harvard sebagian besar warga AS mendukung keputusan tersebut.
Jajak pendapat menemukan bahwa 78 persen pemilih mengatakan mereka percaya keputusan Trump untuk membatalkan serangan terhadap Iran adalah langkah yang tepat. Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa 57 persen responden menentang konfrontasi militer dengan Iran, jika AS tidak secara langsung diserang oleh negara tersebut.
Menurut jajak pendapat itu, hanya lima persen orang Amerika menginginkan AS untuk menyatakan perang terhadap Iran. Sementara itu, jajak pendapat itu mengungkap bahwa 50 persen dari pemilih mengatakan mereka tidak menyetujui cara AS menangani hubungan dengan Iran.
"Mengadakan pembicaraan dengan Amerika hanya dapat ditinjau oleh Iran jika (Presiden AS Donald Trump) mencabut sanksi dan para pemimpin tertinggi kita memberikan izin untuk mengadakan pembicaraan seperti itu," kata Alavi.
Alavi kemudian menyinggung mengenai keputusan Trump membatalkan serangan terhadap Iran. Dirinya menyebut, alasan utama Trump membatalkan serangan itu adalah karena dia khawatir akan respon yang didapat dari Iran.
"Orang Amerika takut dengan kekuatan militer Iran, itulah alasan di balik keputusan mereka untuk membatalkan keputusan menyerang Iran," ungkapnya, seperti dilansir Reuters pada Kamis (4/7).
Terkait keputusan Trump batalkan keputusan serangan terhadap Iran, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh CAPS/Harris Harvard sebagian besar warga AS mendukung keputusan tersebut.
Jajak pendapat menemukan bahwa 78 persen pemilih mengatakan mereka percaya keputusan Trump untuk membatalkan serangan terhadap Iran adalah langkah yang tepat. Jajak pendapat itu juga menemukan bahwa 57 persen responden menentang konfrontasi militer dengan Iran, jika AS tidak secara langsung diserang oleh negara tersebut.
Menurut jajak pendapat itu, hanya lima persen orang Amerika menginginkan AS untuk menyatakan perang terhadap Iran. Sementara itu, jajak pendapat itu mengungkap bahwa 50 persen dari pemilih mengatakan mereka tidak menyetujui cara AS menangani hubungan dengan Iran.
(esn)