Melarikan Diri dari Dubai, Putri Haya Bersembunyi di Inggris

Kamis, 04 Juli 2019 - 08:09 WIB
Melarikan Diri dari...
Melarikan Diri dari Dubai, Putri Haya Bersembunyi di Inggris
A A A
LONDON - Putri Haya binti Al Hussein, 45, istri penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, dilaporkan melarikan diri dari Uni Emirat Arab (UEA) dan bersembunyi di London, Inggris. Dia dikabarkan sedang mencari suaka di Jerman. Putri Haya merupakan putri dari mendiang Raja Yordania dan adik Raja Yordania Abdullah, melarikan diri dari UEA bersama dua anaknya bulan lalu.

Kabar itu langsung menjadi pemberitaan global. Keingintahuan dunia internasional tentang masalah di belakang insiden tersebut pun semakin kuat. Situs internet Emirate Leaks menyebutkan bahwa seorang diplomat Jerman membantu Putri Haya melarikan diri bersama Zayed, 7, dan Jalila, 11. Itu berpotensi merusak ketegangan diplomatik antara Jerman dan UEA.

“Baik Mohammed bin Rashid dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed meminta Jerman mengembalikan Putri Haya dan dua anaknya, tetapi Berlin menolak permintaan tersebut,” demikian laporan Emirates Leaks. Putri Haya dilaporkan telah tinggal di sebuah rumah seharga USD107 juta (Rp1,6 triliun) di Kensington Palace Gardens, London. Dia sedang mempersiapkan gugatan hukum untuk bercerai dengan suaminya di pengadilan tinggi.

Radha Stirling, CEO Detained, kelompok aktivis di Dubai, membenarkan bahwa dia menerima banyak laporan dari sumber dekat pemerintahan di Yordania dan UEA mengindikasikan bahwa Putri Haya mencari suaka di Jerman. “Siapa pun yang mencari suaka politik, pastinya, itu karena hidupnya terancam dan karena mereka mengalami penyiksaan dan pelanggaran hak asasi manusia,” ungkap Stirling dilansir The Australian.

Pelarian Putri Haya hanya setahun setelah Putri Sheikh Mohammed Putri Latifa mencoba melarikan diri dari Dubai. Putri Latifa dikabarkan menderita penyiksaan selama bertahun-tahun di tangan ayahnya. Putri Latifa, 33, sempat menikmati lima hari kebebasan sebelum akhirnya sebuah pasukan komando menyerbu sebuah kapal mewah yang digunakannya untuk melarikan diri ke India.

Dalam video sebelum dia ditangkap, Putri Latifa mengatakan bahwa dirinya dipenjara diam-diam selama tiga tahun setelah dia berupaya melarikan diri saat masih remaja. Mengenai kasus Putri Haya, Stirling mengungkapkan pelariannya memicu pertanyaan serius tentang apa sebenarnya masalah yang memicunya untuk melarikan diri.

“Putri Haya juga seperti sulit untuk mengajukan perceraian dan mengalami ketakutan karena penguasa Dubai,” ungkapnya. Dia mengungkapkan bahwa Putri Haya tidak diragukan lagi telah menyaksikan dan mengalami sendiri bagaimana perlakuan terhadap Putri Latifa. Menariknya, seiring dengan permasalahan Putri Haya, Sheikh Mohammed, salah seorang terkaya di dunia, mengunggah sebuah puisi di Instagram akhir pekan lalu.

Puisi itu sepertinya sebagai sindiran dan kekecewaannya kepada istri mudanya. “Kamu seorang pengkhianat. Kamu mengkhianati kepercayaan paling berharga dan permainanmu akan terungkap,” tulis Sheikh Mohammed. “Hari-hari kebohonganmu akan berakhir. Itu tidak masalah apa pun kami dan siapa Anda ... Anda tidak lagi memiliki tempat dengan saya,” tulisnya. “Saya tidak peduli jika kamu hidup atau meninggal.”

Situs berita The Daily Beast melaporkan rumor ketegangan pernikahan Putri Haya dan suaminya itu beredar pada Juni lalu ketika Putri Haya tidak menemani suaminya di Royal Ascot. Kabarnya, Sheikh Mohammed ke Jerman untuk membujuk Putri Haya kembali ke Dubai. Sheikh Mohammed juga dilaporkan mengizinkan perceraian sipil dari Putri Haya dibandingkan berisiko merusak hubungan baik dengan keluarga Kerajaan Yordania.

Melansir BBC, kasus tersebut juga membuat tidak nyaman Yordania. Itu disebabkan Putri Haya merupakan saudari tiri Raja Abdullah dari Yordania. Apalagi, seperempat juta warga Yordania bekerja di UEA. Yordania tak ingin merusak hubungannya dengan Dubai. UEA juga tidak ingin memiliki hubungan buruk dengan sekutunya itu. Putri Haya menarik perhatian publik karena dia merupakan atlet berkuda.

Putri Haya mulai menunggang kuda sejak usia 13 tahun untuk kompetisi internasional. Dia pernah meraih medali perunggu pada kategori melompat individual pada Pan Arab Games di Damaskus, Suriah pada 1992. Pada 1993, dia mendapatkan prestasi sebagai athlete of the year di Yordania. Dia menjadi satu-satunya perempuan asli Yordania yang berlomba kuda internasional. Dia berlatih kuda di Irlandia dan Jerman.

Selain cantik, Putri Haya menjadi anggota Komite Internasional Olimpiade (IOC) pada 2007 dan menjadi Komisi Hubungan Internasional IOC pada 2010. Dia memimpin sebagai presiden International Jordanian Athletes Cultural Association, organisasi untuk memberikan dukungan dan insentif nasional untuk atlet. Dia dipilih sebagai ketua International Federation for Equestrian Sports (FEI) pada 2006. Dia sering tampil bersama suaminya di Royal Ascot, kompetisi berkuda tahunan di Inggris.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2241 seconds (0.1#10.140)