Prancis Peringatkan AS Tak Seret NATO dalam Menggempur Iran
A
A
A
BRUSSELS - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper, mencoba untuk "menginternasionalkan" pertikaian Washington dengan Teheran dengan meyakinkan sekutu NATO untuk membantu Amerika. Prancis menegur langkah bos Pentagon itu dengan mengatakan aliansi tidak boleh diseret ke dalam perang di Teluk.
Esper dijadwalkan melakukan pertemuan dengan para Menteri Pertahanan negara-negara NATO di Brussels minggu ini. Dia berusaha untuk membawa anggota-anggota NATO untuk berpihak pada Washington ketika konfrontasinya dengan Teheran meningkat.
Berbicara dengan wartawan di markas NATO pada hari Kamis setelah sesi tertutup, Esper mengatakan sekutu NATO lainnya perlu secara terbuka mengutuk "perilaku buruk" Iran.
Namun, sekutu NATO di Eropa ragu tentang upaya Washington untuk membangun koalisi untuk melawan Iran. Menurut laporan Reuters yang dilansir Jumat (28/6/2019), selama pertemuan tersebut, Esper diperingatkan oleh Prancis untuk tidak melibatkan aliansi NATO dalam misi militer di Teluk.
Bersama dengan kekuatan Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis meminta AS untuk menegakkan perjanjian nuklir Iran tahun 2015. Washington sendiri telah keluar dari perjanjian nuklir tersebut setahun yang lalu, dan langkah pemerintah Donald Trump itulah yang memantik eskalasi antara Washington dengan Teheran yang sedang berlangsung saat ini.
Pemerintah Prancis secara resmi belum berkomentar atas laporan tersebut. Pemerintah AS juga belum berkomentar.
Masih menurut laporan Reuters, kepala Pentagon juga meminta sekutu NATO untuk mengambil bagian dalam patroli maritim di Teluk Persia. Patroli itu dia yakini akan mencegah serangan lebih lanjut terhadap kapal tanker minyak.
Washington menuduh Iran menggunakan bom limpet untuk merusak enam kapal tanker minyak dalam dua insiden berbeda. Namun, beberapa negara Eropa ragu dengan bukti yang diberikan AS.
Iran sendiri menolak tuduhan itu dan menyiratkan bahwa insiden tersebut adalah operasi bendera palsu yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan dan membenarkan eskalasi militer Amerika di Timur Tengah.
Esper dijadwalkan melakukan pertemuan dengan para Menteri Pertahanan negara-negara NATO di Brussels minggu ini. Dia berusaha untuk membawa anggota-anggota NATO untuk berpihak pada Washington ketika konfrontasinya dengan Teheran meningkat.
Berbicara dengan wartawan di markas NATO pada hari Kamis setelah sesi tertutup, Esper mengatakan sekutu NATO lainnya perlu secara terbuka mengutuk "perilaku buruk" Iran.
Namun, sekutu NATO di Eropa ragu tentang upaya Washington untuk membangun koalisi untuk melawan Iran. Menurut laporan Reuters yang dilansir Jumat (28/6/2019), selama pertemuan tersebut, Esper diperingatkan oleh Prancis untuk tidak melibatkan aliansi NATO dalam misi militer di Teluk.
Bersama dengan kekuatan Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis meminta AS untuk menegakkan perjanjian nuklir Iran tahun 2015. Washington sendiri telah keluar dari perjanjian nuklir tersebut setahun yang lalu, dan langkah pemerintah Donald Trump itulah yang memantik eskalasi antara Washington dengan Teheran yang sedang berlangsung saat ini.
Pemerintah Prancis secara resmi belum berkomentar atas laporan tersebut. Pemerintah AS juga belum berkomentar.
Masih menurut laporan Reuters, kepala Pentagon juga meminta sekutu NATO untuk mengambil bagian dalam patroli maritim di Teluk Persia. Patroli itu dia yakini akan mencegah serangan lebih lanjut terhadap kapal tanker minyak.
Washington menuduh Iran menggunakan bom limpet untuk merusak enam kapal tanker minyak dalam dua insiden berbeda. Namun, beberapa negara Eropa ragu dengan bukti yang diberikan AS.
Iran sendiri menolak tuduhan itu dan menyiratkan bahwa insiden tersebut adalah operasi bendera palsu yang dimaksudkan untuk meningkatkan ketegangan dan membenarkan eskalasi militer Amerika di Timur Tengah.
(mas)