Turki Tolak Permintaan AS untuk Menunda Pembelian S-400
A
A
A
ANKARA - Turki menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk menunda pembelian sistem pertahanan rudal Rusia.
"Penundaan atau penghentian pada saat ini adalah diluar dari pertanyaan, itu tidak ada dalam agenda kami," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
“Kenapa kita harus bicara tentang penundaan? Itu kesepakatan yang sudah dilakukan," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/5/2019).
Menurut sejumlah sumber, AS pekan lalu meminta Ankara untuk menunda menerima baterai S-400, yang akan dikirimkan pada bulan Juli, hingga 2020.
Baca Juga: AS Minta Turki Tunda Pembelian Sistem Rudal S-400 Rusia
Pembelian S-400 Rusia telah membuat marah pemerintahan Presiden Donald Trump. Washington berpendapat mengintegrasikan S-400 dengan tentara NATO dapat membantu Moskow mengumpulkan data intelijen tentang kemampuan pesawat tempur F-35 generasi berikutnya, yang diproduksi oleh pabrikan Turki.
AS telah memperingatkan bahwa jika Turki menyelesaikan pembelian S-400 yang bernilai lebih dari USD2 miliar, negara itu bisa dikeluarkan dari program F-35. Turki juga menghadapi sanksi di bawah dua undang-undang: Magnitsky Act dan CAATSA, yang memungkinkan hukuman entitas yang melakukan bisnis dengan Rusia.
Kelompok bipartisan yang terdiri dari delapan anggota senior DPR AS menyerukan Turki untuk membatalkan akuisisi S-400 yang direncanakan.
"Jika Ankara membeli sistem rudal Rusia, Amerika Serikat harus segera menerapkan sanksi dan mengusir Turki dari program F-35," kata Michael McCaul, legislator dari Partai Republik, dalam sebuah pernyataan bersama.
Perusahaan-perusahaan Turki ditetapkan untuk memproduksi sekitar USD$ 12 miliar bagian untuk jet F-35, dan angkatan udara Turki berencana untuk membeli sekitar 100 pesawat. Pengiriman peralatan F-35 ke Turki telah ditangguhkan seiring keinginan kuat Turki membeli S-400.
AS menolak selama bertahun-tahun menjual sistem pertahanan udara Patriot ke Turki dan berbagi teknologinya pada saat yang sama.
Pada bulan Desember, Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres bahwa mereka telah mengusulkan untuk mengizinkan penjualan, sebuah langkah yang tampaknya dirancang untuk membuat Erdogan membatalkan kesepakatan S-400. Meskipun Ankara tetap terlibat dalam pembicaraan dengan Washington, Turki masih meminta transfer teknologi rudal AS.
"Penundaan atau penghentian pada saat ini adalah diluar dari pertanyaan, itu tidak ada dalam agenda kami," ujar Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
“Kenapa kita harus bicara tentang penundaan? Itu kesepakatan yang sudah dilakukan," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (16/5/2019).
Menurut sejumlah sumber, AS pekan lalu meminta Ankara untuk menunda menerima baterai S-400, yang akan dikirimkan pada bulan Juli, hingga 2020.
Baca Juga: AS Minta Turki Tunda Pembelian Sistem Rudal S-400 Rusia
Pembelian S-400 Rusia telah membuat marah pemerintahan Presiden Donald Trump. Washington berpendapat mengintegrasikan S-400 dengan tentara NATO dapat membantu Moskow mengumpulkan data intelijen tentang kemampuan pesawat tempur F-35 generasi berikutnya, yang diproduksi oleh pabrikan Turki.
AS telah memperingatkan bahwa jika Turki menyelesaikan pembelian S-400 yang bernilai lebih dari USD2 miliar, negara itu bisa dikeluarkan dari program F-35. Turki juga menghadapi sanksi di bawah dua undang-undang: Magnitsky Act dan CAATSA, yang memungkinkan hukuman entitas yang melakukan bisnis dengan Rusia.
Kelompok bipartisan yang terdiri dari delapan anggota senior DPR AS menyerukan Turki untuk membatalkan akuisisi S-400 yang direncanakan.
"Jika Ankara membeli sistem rudal Rusia, Amerika Serikat harus segera menerapkan sanksi dan mengusir Turki dari program F-35," kata Michael McCaul, legislator dari Partai Republik, dalam sebuah pernyataan bersama.
Perusahaan-perusahaan Turki ditetapkan untuk memproduksi sekitar USD$ 12 miliar bagian untuk jet F-35, dan angkatan udara Turki berencana untuk membeli sekitar 100 pesawat. Pengiriman peralatan F-35 ke Turki telah ditangguhkan seiring keinginan kuat Turki membeli S-400.
AS menolak selama bertahun-tahun menjual sistem pertahanan udara Patriot ke Turki dan berbagi teknologinya pada saat yang sama.
Pada bulan Desember, Departemen Luar Negeri memberi tahu Kongres bahwa mereka telah mengusulkan untuk mengizinkan penjualan, sebuah langkah yang tampaknya dirancang untuk membuat Erdogan membatalkan kesepakatan S-400. Meskipun Ankara tetap terlibat dalam pembicaraan dengan Washington, Turki masih meminta transfer teknologi rudal AS.
(ian)