Resmi, Iran Hentikan Sebagian Kesepakatan Nuklir
A
A
A
TEHERAN - Iran secara resmi menghentikan beberapa komitmen perjanjian nuklir 2015 dengan kekuatan dunia menyusul perintah dari dewan keamanan nasionalnya. Hal itu diungkapkan seorang pejabat badan energi atom Iran kepada kantor berita ISNA.
Pejabat itu mengatakan Iran tidak memiliki batasan mulai sekarang untuk memproduksi uranium yang diperkaya dan air berat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019).
Pekan lalu, Iran memberi tahu China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris mengenai keputusannya untuk menghentikan beberapa komitmen berdasarkan perjanjian nuklir, setahun setelah Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu dan memberlakukan kembali sanksi.
Langkah-langkah awal Iran tampaknya belum melanggar kesepakatan nuklir. Tetapi Iran telah memperingatkan bahwa kecuali kekuatan dunia melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS dalam 60 hari, Iran akan mulai memperkaya uranium di tingkat yang lebih tinggi.
Uni Eropa dan menteri luar negeri Jerman, Prancis dan Inggris mengatakan mereka masih berkomitmen dengan kesepakatan itu tetapi tidak akan menerima ultimatum dari Teheran.
Di bawah kesepakatan nuklir, Teheran diizinkan untuk memproduksi uranium yang diperkaya rendah dengan batas 300 kg, dan menghasilkan air berat dengan cadangan sekitar 130 ton. Teheran dapat mengirimkan jumlah berlebih ke luar negeri untuk disimpan atau dijual.
Kesepakatan itu juga membatasi tingkat kemurnian di mana Iran dapat memperkaya uranium sebesar 3,67 persen, jauh di bawah tingkat persentase untuk membuat senjata. Persentase itu juga jauh di bawah level 20 persen di mana Iran memperkaya uranium sebelum kesepakatan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Selasa bahwa Teheran tidak mencari perang dengan Amerika Serikat meskipun ketegangan meningkat antara dua musuh bebuyutan atas kemampuan nuklir Iran dan program misilnya.
Khamenei juga mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan nuklir lainnya.
Pejabat itu mengatakan Iran tidak memiliki batasan mulai sekarang untuk memproduksi uranium yang diperkaya dan air berat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/5/2019).
Pekan lalu, Iran memberi tahu China, Prancis, Jerman, Rusia, dan Inggris mengenai keputusannya untuk menghentikan beberapa komitmen berdasarkan perjanjian nuklir, setahun setelah Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu dan memberlakukan kembali sanksi.
Langkah-langkah awal Iran tampaknya belum melanggar kesepakatan nuklir. Tetapi Iran telah memperingatkan bahwa kecuali kekuatan dunia melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS dalam 60 hari, Iran akan mulai memperkaya uranium di tingkat yang lebih tinggi.
Uni Eropa dan menteri luar negeri Jerman, Prancis dan Inggris mengatakan mereka masih berkomitmen dengan kesepakatan itu tetapi tidak akan menerima ultimatum dari Teheran.
Di bawah kesepakatan nuklir, Teheran diizinkan untuk memproduksi uranium yang diperkaya rendah dengan batas 300 kg, dan menghasilkan air berat dengan cadangan sekitar 130 ton. Teheran dapat mengirimkan jumlah berlebih ke luar negeri untuk disimpan atau dijual.
Kesepakatan itu juga membatasi tingkat kemurnian di mana Iran dapat memperkaya uranium sebesar 3,67 persen, jauh di bawah tingkat persentase untuk membuat senjata. Persentase itu juga jauh di bawah level 20 persen di mana Iran memperkaya uranium sebelum kesepakatan.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada hari Selasa bahwa Teheran tidak mencari perang dengan Amerika Serikat meskipun ketegangan meningkat antara dua musuh bebuyutan atas kemampuan nuklir Iran dan program misilnya.
Khamenei juga mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi dengan Amerika Serikat mengenai kesepakatan nuklir lainnya.
(ian)