Geng Bersenjata Tembak Mati 6 Jemaat lalu Bakar Gereja Burkina Faso
A
A
A
DABLO - Geng pria bersenjata menembak mati enam jemaat gereja Katolik di Burkina Faso. Kelompok tersebut kemudian membakar gereja, menjarah apotek dan beberapa toko sebelum akhirnya melarikan diri.
Seorang pendeta termasuk di antara enam korban yang ditembak mati. Serangan pada hari Minggu itu terjadi di Dablo. Ini merupakan serangan kedua dalam dua minggu di Burkina Faso.
Menurut pemerintah dan sumber-sumber lokal, para jemaat meninggalkan gereja sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat pada hari Minggu di kota Dablo ketika sekitar 20 orang mengelilingi mereka dan menembak mati enam orang.
Wali Kota Dablo Ousmane Zongo kepada Reuters mengatakan para penyerang membakar gereja setelah membunuh enam orang. Mereka juga menjarah sebuah apotek dan beberapa toko sebelum melarikan diri.
"Kelompok-kelompok teroris ini sekarang menyerang agama dengan tujuan mengerikan untuk memecah belah kami," katanya, yang dilansir Senin (13/5/2019).
Burkina Faso telah dilanda oleh peningkatan serangan pada tahun 2019 ketika kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan ISIS dan al-Qaeda yang berbasis di Mali berusaha untuk meningkatkan ketegangan lokal dan memperluas pengaruhnya terhadap perbatasan Sahel, wilayah bersemak belukar yang kering di selatan Sahara.
Pemerintah menyatakan keadaan darurat di beberapa provinsi utara yang berbatasan dengan Mali pada bulan Desember lalu karena serangan mematikan oleh kelompok militan Islam. Tapi kekerasan justru memburuk sejak itu.
Dua tentara Prancis tewas dalam operasi untuk menyelamatkan empat orang yang disandera di Burkina Faso pekan lalu.
Data PBB mengatakan lebih dari 100.000 orang di Burkina Faso telah telantar akibat kerusuhan pada tahun ini. Sekitar 55 persen hingga 60 persen dari populasi Burkina Faso adalah Muslim. Sedangkan komunitas Kristen sekitar seperempat dari total populasi. Kedua komunitas umumnya hidup damai.
Pada akhir April, orang-orang bersenjata tak dikenal membunuh seorang pendeta dan lima jemaat di sebuah gereja Protestan, juga di utara negara itu.
Seorang pendeta termasuk di antara enam korban yang ditembak mati. Serangan pada hari Minggu itu terjadi di Dablo. Ini merupakan serangan kedua dalam dua minggu di Burkina Faso.
Menurut pemerintah dan sumber-sumber lokal, para jemaat meninggalkan gereja sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat pada hari Minggu di kota Dablo ketika sekitar 20 orang mengelilingi mereka dan menembak mati enam orang.
Wali Kota Dablo Ousmane Zongo kepada Reuters mengatakan para penyerang membakar gereja setelah membunuh enam orang. Mereka juga menjarah sebuah apotek dan beberapa toko sebelum melarikan diri.
"Kelompok-kelompok teroris ini sekarang menyerang agama dengan tujuan mengerikan untuk memecah belah kami," katanya, yang dilansir Senin (13/5/2019).
Burkina Faso telah dilanda oleh peningkatan serangan pada tahun 2019 ketika kelompok-kelompok yang memiliki hubungan dengan ISIS dan al-Qaeda yang berbasis di Mali berusaha untuk meningkatkan ketegangan lokal dan memperluas pengaruhnya terhadap perbatasan Sahel, wilayah bersemak belukar yang kering di selatan Sahara.
Pemerintah menyatakan keadaan darurat di beberapa provinsi utara yang berbatasan dengan Mali pada bulan Desember lalu karena serangan mematikan oleh kelompok militan Islam. Tapi kekerasan justru memburuk sejak itu.
Dua tentara Prancis tewas dalam operasi untuk menyelamatkan empat orang yang disandera di Burkina Faso pekan lalu.
Data PBB mengatakan lebih dari 100.000 orang di Burkina Faso telah telantar akibat kerusuhan pada tahun ini. Sekitar 55 persen hingga 60 persen dari populasi Burkina Faso adalah Muslim. Sedangkan komunitas Kristen sekitar seperempat dari total populasi. Kedua komunitas umumnya hidup damai.
Pada akhir April, orang-orang bersenjata tak dikenal membunuh seorang pendeta dan lima jemaat di sebuah gereja Protestan, juga di utara negara itu.
(mas)