Acuhkan Ancaman Sanksi AS, Iran Akan Terus Perkaya Uranium

Minggu, 05 Mei 2019 - 11:15 WIB
Acuhkan Ancaman Sanksi...
Acuhkan Ancaman Sanksi AS, Iran Akan Terus Perkaya Uranium
A A A
TEHERAN - Iran akan melanjutkan pengayaan uranium tingkat rendahnya sejalan dengan kesepakatan nuklir 2015. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, meskipun Amerika Serikat (AS) berupaya untuk menghentikannya.

AS sebelumnya akan memaksa Iran untuk berhenti pengayaan uranium tingkat rendahnya dan memperluas satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklirnya. AS berupaya mengintensifkan kampanyenya yang bertujuan untuk menghentikan program rudal balistik Teheran dan membatasi kekuatan regionalnya.

"Di bawah (perjanjian nuklir) Iran dapat menghasilkan air berat, dan ini tidak melanggar perjanjian. Karena itu kami akan melanjutkan kegiatan pengayaan,” kata Larijani seperti dikutip Reuters dari kantor berita setengah resmi ISNA, Minggu (5/5/2019).

Air berat dapat digunakan dalam reaktor untuk menghasilkan plutonium, bahan bakar yang digunakan dalam hulu ledak nuklir.

Amerika Serikat juga membatalkan pengabaian sanksi yang telah memungkinkan Iran untuk menghindari batas 300 kg pada jumlah uranium yang diperkaya rendah yang dapat disimpannya di bawah kesepakatan nuklir di fasilitas nuklir utama Natanz.

Washington mengatakan langkah itu bertujuan memaksa Teheran untuk mengakhiri produksi uranium yang diperkaya rendah, sebuah permintaan yang Iran berulang kali tolak karena mengatakan pihaknya menggunakan uranium untuk membantu menghasilkan listrik.

Sampai sekarang, Iran diizinkan untuk mengirimkan uranium yang diperkaya rendah yang diproduksi di Natanz ke Rusia sebelum mencapai batas 300 kg, kata seorang ahli.

Amerika Serikat juga mengatakan tidak akan lagi mengesampingkan sanksi yang memungkinkan Iran untuk mengirim ke Oman untuk penyimpanan air berat yang diproduksi di fasilitas Arak di luar batas 300 ton yang ditetapkan dalam kesepakatan nuklir 2015.

Baca Juga: Bantu Perluas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran, Sanksi AS Menanti

Seorang anggota parlemen senior menyerukan pembicaraan dengan mitra Iran dalam kesepakatan nuklir dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB untuk memastikan Iran dapat terus memperkaya uranium, ISNA melaporkan.

"Dengan sanksi baru, Amerika ingin memperlambat industri nuklir Iran, sehingga pembicaraan baru harus diadakan dengan anggota kesepakatan nuklir dan IAEA untuk menyetujui bahwa Iran dapat memperkaya bahan bakar hingga 20 persen dan lebih tinggi," ucap kepala komite keamanan nasional parlemen, Heshmatollah Falahatpisheh, seperti dikutip oleh ISNA.

Secara terpisah, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan secara langsung di televisi pada hari Sabtu bahwa Iran harus melawan sanksi AS dengan terus mengekspor minyaknya serta meningkatkan ekspor non-minyak.

"Amerika sedang mencoba untuk mengurangi cadangan devisa kita. Jadi kita harus meningkatkan pendapatan mata uang keras kita dan memangkas pengeluaran mata uang kita," ujar Rouhani.

“Tahun lalu, kami memiliki ekspor non-minyak sebesar USD43 miliar. Kita harus meningkatkan produksi dan meningkatkan ekspor (non-minyak) kita dan menentang rencana Amerika terhadap penjualan minyak kita," imbuhnya.

Tindakan AS, yang tidak disebutkan oleh Rouhani secara langsung, adalah tindakan hukuman ketiga yang diambil Washington terhadap Iran dalam beberapa minggu.

Pekan lalu, AS dikatakan akan menghentikan keringanan bagi negara-negara yang membeli minyak Iran, dalam upaya untuk mengurangi ekspor minyak Iran menjadi nol. AS juga memasukan Korps Garda Revolusi Iran ke daftar hitam.

Upaya pemerintah Trump untuk memaksakan isolasi politik dan ekonomi di Teheran dimulai tahun lalu ketika secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir yang dirundingkan dengan kekuatan dunia lainnya dengan Iran pada 2015.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1098 seconds (0.1#10.140)