Bantu Perluas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran, Sanksi AS Menanti
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan menjatuhkan sanksi terhadap para aktor yang memberikan bantuan untuk memperluas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr Iran mulai 4 Mei. Demikian pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam siaran pers.
"Mulai 4 Mei, bantuan untuk memperluas Pembangkit Listrik Nuklir Bushehr Iran di luar unit reaktor yang ada dapat dikenakan sanksi," kata rilis itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/5/2019).
Iran mencapai kesepakatan dengan Rusia pada tahap pertama proyek Bushehr - Bushehr 1 - pada tahun 1992. Rusia dan Iran menandatangani perjanjian pada tahun 2014 untuk membangun reaktor kedua dan ketiga untuk pabrik Bushehr.
Siaran pers itu mengatakan Amerika Serikat tidak akan lagi mengizinkan penyimpanan air berat di Iran melebihi batas yang terkait dengan program nuklirnya.
"Kami juga tidak akan lagi mengizinkan penyimpanan air berat untuk Iran yang telah diproduksi melebihi batas saat ini; air berat semacam itu tidak lagi tersedia untuk Iran dengan cara apa pun," bunyi rilis tersebut.
Ortagus juga mengatakan bahwa AS menyerukan Iran untuk menghentikan semua aktivitas yang sensitif terhadap proliferasi dan memperingatkan Teheran bahwa mentransfer uranium yang diperkaya ke luar negara itu dengan imbalan uranium alami dapat dikenakan sanksi.
"Iran harus menghentikan semua aktivitas sensitif proliferasi, termasuk pengayaan uranium, dan kami tidak akan menerima tindakan yang mendukung kelanjutan pengayaan tersebut," kata rilis itu.
"Kegiatan untuk mentransfer uranium yang diperkaya keluar dari Iran dengan imbalan uranium alami dapat dikenakan sanksi," demikian bunyi rilis tersebut.
Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia tahun lalu. Sejak mengabaikan perjanjian itu, Amerika Serikat telah memberlakukan serangkaian sanksi baru yang bertujuan mencekik pendanaan Iran, terutama dari minyak.
"Mulai 4 Mei, bantuan untuk memperluas Pembangkit Listrik Nuklir Bushehr Iran di luar unit reaktor yang ada dapat dikenakan sanksi," kata rilis itu seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (4/5/2019).
Iran mencapai kesepakatan dengan Rusia pada tahap pertama proyek Bushehr - Bushehr 1 - pada tahun 1992. Rusia dan Iran menandatangani perjanjian pada tahun 2014 untuk membangun reaktor kedua dan ketiga untuk pabrik Bushehr.
Siaran pers itu mengatakan Amerika Serikat tidak akan lagi mengizinkan penyimpanan air berat di Iran melebihi batas yang terkait dengan program nuklirnya.
"Kami juga tidak akan lagi mengizinkan penyimpanan air berat untuk Iran yang telah diproduksi melebihi batas saat ini; air berat semacam itu tidak lagi tersedia untuk Iran dengan cara apa pun," bunyi rilis tersebut.
Ortagus juga mengatakan bahwa AS menyerukan Iran untuk menghentikan semua aktivitas yang sensitif terhadap proliferasi dan memperingatkan Teheran bahwa mentransfer uranium yang diperkaya ke luar negara itu dengan imbalan uranium alami dapat dikenakan sanksi.
"Iran harus menghentikan semua aktivitas sensitif proliferasi, termasuk pengayaan uranium, dan kami tidak akan menerima tindakan yang mendukung kelanjutan pengayaan tersebut," kata rilis itu.
"Kegiatan untuk mentransfer uranium yang diperkaya keluar dari Iran dengan imbalan uranium alami dapat dikenakan sanksi," demikian bunyi rilis tersebut.
Presiden Donald Trump menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara Teheran dan enam kekuatan dunia tahun lalu. Sejak mengabaikan perjanjian itu, Amerika Serikat telah memberlakukan serangkaian sanksi baru yang bertujuan mencekik pendanaan Iran, terutama dari minyak.
(ian)