Konflik Memanas, Jihad Islam Ancam Serang Fasilitas Nuklir Israel
A
A
A
GAZA - Kelompok militan Jihad Islam Palestina yang berbasis di Gaza mengancam menembakkan roket ke fasilitas nuklir di Dimona dan situs sensitif lainnya di Israel. Ancaman melalui video ini dirilis ketika konflik kedua kubu memanas.
Lebih dari 200 roket asal Gaza telah menghujani Israel selatan, di mana puluhan senjata itu diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. Militer Israel merespons dengan melancarkan serangan udara di Gaza dengan klaim menghancurkan sekitar 70 target.
Di pihak Israel, dua warga sipil terluka dan sebuah rumah rusak akibat hantaman roket. Sedangkan di pihak Palestina, tiga warga sipil tewas termasuk ibu hamil dan bayi berusia satu tahun.
Aksi saling serang ini merupakan buntut dari bentrok di perbatasan Gaza-Israel hari Jumat, di mana dua tentara Israel terluka oleh tembakan sniper Gaza. Militer Zionis menanggapinya dengan membunuh tiga warga Gaza, yakni dua tewas dalam serangan udara dan satu orang ditembak mati tentara Zionis.
Video ancaman kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) menunjukkan anggota kelompok tersebut membawa peluncur roket dan menyampaikan ancamannya. Selain reaktor nuklir Dimona, Bandara Ben Gurion, pelabuhan Ashdod dan kilang minyak di utara Haifa juga diincar.
Video dirilis beberapa jam setelah kelompok itu mengancam akan mengganggu kontes Eurovision yang akan berlangsung di Tel Aviv antara 14 Mei hingga 18 Mei mendatang.
"Kami akan mencegah musuh agar tidak berhasil membangun festival apa pun yang bertujuan untuk merusak narasi Palestina," kata PIJ dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (5/5/2019).
Hingga hari ini, Israel tidak pernah mengakui bahwa mereka memiliki persenjataan nuklir yang diproduksi di Dimona, sekitar 50 kilometer selatan Tel Aviv. Negara mayoritas Yahudi itu mempertahankan kebijakan "ambiguitas nuklir"-nya sambil bersumpah bahwa Israel bukan yang pertama yang akan menggunakan senjata nuklir di Timur Tengah.
Lebih dari 200 roket asal Gaza telah menghujani Israel selatan, di mana puluhan senjata itu diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. Militer Israel merespons dengan melancarkan serangan udara di Gaza dengan klaim menghancurkan sekitar 70 target.
Di pihak Israel, dua warga sipil terluka dan sebuah rumah rusak akibat hantaman roket. Sedangkan di pihak Palestina, tiga warga sipil tewas termasuk ibu hamil dan bayi berusia satu tahun.
Aksi saling serang ini merupakan buntut dari bentrok di perbatasan Gaza-Israel hari Jumat, di mana dua tentara Israel terluka oleh tembakan sniper Gaza. Militer Zionis menanggapinya dengan membunuh tiga warga Gaza, yakni dua tewas dalam serangan udara dan satu orang ditembak mati tentara Zionis.
Video ancaman kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ) menunjukkan anggota kelompok tersebut membawa peluncur roket dan menyampaikan ancamannya. Selain reaktor nuklir Dimona, Bandara Ben Gurion, pelabuhan Ashdod dan kilang minyak di utara Haifa juga diincar.
Video dirilis beberapa jam setelah kelompok itu mengancam akan mengganggu kontes Eurovision yang akan berlangsung di Tel Aviv antara 14 Mei hingga 18 Mei mendatang.
"Kami akan mencegah musuh agar tidak berhasil membangun festival apa pun yang bertujuan untuk merusak narasi Palestina," kata PIJ dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (5/5/2019).
Hingga hari ini, Israel tidak pernah mengakui bahwa mereka memiliki persenjataan nuklir yang diproduksi di Dimona, sekitar 50 kilometer selatan Tel Aviv. Negara mayoritas Yahudi itu mempertahankan kebijakan "ambiguitas nuklir"-nya sambil bersumpah bahwa Israel bukan yang pertama yang akan menggunakan senjata nuklir di Timur Tengah.
(mas)